Part 14 [Kelabu]

2K 107 2
                                    

Pagi ini seakan pagi terburuk yang Mira miliki, bagaimana tidak? Seluruh keluarganya datang hanya untuk menenangkannya atau juga memberinya semangat hidup. Hey yang dibutuhkan Mira sekarang adalah Mama-nya, bukan orang lain yang hanya bisa berkata sabar atau semangat. Itu tak ada apa apanya daripada Mama-nya sendiri yang mengatakan.

Kini tak ada lagi ciuman sarapan yang harum di pagi hari, tak ada lagi omelan selayaknya yang di terima Mira jika Mira terus mengurung diri di kamar bersama novel romantis itu, dan teriakan Mama-nya yang sering membuat Mira berdecak kesal, dan juga jeweran yang diberikan Mama-nya ketika Mira bandel. Kini tak ada lagi itu, pagi ini tak ada lagi bau harum dan alat perang dari dapur yang biasa bertaruh dengan Mama-nya, tak ada lagi omelan atau ocehan dari mulut Mama-nya. Kini ia sendiri, sendiri dalam raga yang terpisah jauh dari kedua orang tuanya, menatap masa depan yang hampa tanpa kecupan dan elusan dari kedua orang tuanya. Tak ada lagi yang menopang dirinya disaat jatuh atau tersandung kerasnya Batu dunia, tak ada lagi ucapan manis yang mampu membuat Mira terbang dan seakan menjadi Putri paling di agungkan dirumah ini, tak ada lagi perhatian semacam itu.

Mira menangis sambil menutup mukanya dengan bantal, entah air mata keberapa ia teteskan untuk kepergian Mama-nya. Ia janji tak akan nakal lagi, ia janji tak akan mengikut sertakan idolanya ketika Mama-nya marah, ia janji akan membantu Mama-nya, dan ia janji akan sarapan tepat waktu jika ia bangun kesiangan. Ia merapatkan mulutnya sambil menangis sesenggukan. Manusia pasti akan seperti itu jika kehilangan-

Entah kini matanya sudah seperti apa, tak dihiraukannya orang - orang yang mengetuk pintunya daritadi, tak dihiraukan pula teman-temannya yang datang, dan dia tak menggubris wejangan dari oma atau sepupu sepupu yang lainnya. Dulu ketika Papa-nya meninggal, ia berusaha bangkit bersama Mama-nya, dan sekarang Mama-nya meninggal, ia harus bangkit sendiri, mana ia bisa?.

"Mama, baru juga sehari, tapi Lia udah kangen. Kenapa Mama tega ninggalin Lia? Mama tau kan? Kalau Lia ngga bisa apa-apa?" tak terasa Mira tertidur lelap setelah menangis kesekian kalinya. Wajarlah jika anak satu - satunya ditinggal oleh kedua orang tuanya.

Matahari sudah berganti menjadi hangat setelah panas, seluruh saudaranya kini akan pulang ke halaman rumah masing masing, ia tak suka, karena pada kenyataannya ia akan sendiri bersama omanya. Mira kembali bersedih sambil duduk di sofa ruang tamu sambil bertopang dagu.

"Sayang, nanti kalau kamu kesepian, kamu bisa main kerumah mbak yaa.." kata mbak sepupunya yang rumahnya tidak jauh dari Mira.

Dan lagi lagi Mira hanya tersenyum menyanggupi.

"Lia, tante pulang dulu ya. Jangan nangis terus, kasihan temen-temen kamu kesini tadi pagi, tapi kamu cuekin dan nangis dikamar seharian. Bantu bantu oma ya, sekarang kalian cuman berdua, nanti tante suruh pembantu tante kesini yang satunya." dan hanya dibalas senyuman manis oleh Mira.

Ia tahu bahwa semua ini bentuk peduli, tapi ia tak butuh itu, ia hanya butuh Mama-nya. Ah semakin ia mengingat, semakin ia terpuruk dan jatuh.

Setelah seluruh keluarganya pulang, kini ia duduk di halaman belakang sendirian. Duduk termenung dan melamun, berharap Mama-nya datang dan mengusap rambutnya, tetapi sepertinya itu tidaklah nyata. Ia tak perduli dengan tasnya yang masih berada di sekolah, ia tak perduli Aji atau Zizi dan teman teman yang lainnya. Ia sekarang hanya butuh wanitanya kembali, sudah itu saja. Setelah itu ia akan menjaga sepenuh hati.

"Nam..." merasa dipanggil, Mira hanya diam tak menggubris dan masih melamun sambil meneteskan airmata.

Ia duduk di sebelah Mira, wanitanya kini sudah tak berbentuk seperti dulu lagi, begini rasanya kehilangan?

"Nam ini aku Aji. Aku tau kamu sedih, curahin semua ke aku Nam" Aji duduk disamping Mira sambil mengusap rambut wanitanya, ia tau, ia tau yang dirasakan Mira. Sudah tidak mempunyai kedua orang tua, dan harus hidup dalam kesendirian.

Life or Love? [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang