Bertepatan dengan waktu yang telah menunjukkan pukul 6 pagi, ia berhasil menyelesaikan sketsa wajah Adella. Kanvas yang telah berisi sketsa wajah Adella itu disimpan berdampingan dengan printer. Lalu, ia beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju dapur untuk mengambil kopi dengan varian rasa cappucino yang disajikan ke dalam botol plastik. Hal itu sengaja dilakukannya untuk menghilangkan rasa kantuk yang terus menerus melandanya.

Naufal melangkahkan kakinya menuju kamar yang terletak di lantai dua itu dengan sebotol minuman kopi yang baru saja diambilnya dari dalam lemari pendingin. Kini Naufal telah duduk di tempatnya semula. Lalu, ia menarik Macbook Pro hingga berada di hadapannya guna membuat sebuah film pendek yang nantinya akan berisi tentang keistimewaan Adella bagi laki-laki itu. Sebelum membuat film pendek tersebut, ia memindahkan semua foto Adella dari ponselnya ke Macbook Pro berwarna silver itu. Tentunya foto di dalam video akan berbeda dengan foto yang sebelumnya telah dicetak.

Saat foto tersebut berhasil dipindahkan ke dalam Macbook Pronya, ia membuka fitur iMovie yang tertera di layar desktop. Tangannya menggerakkan mouse dengan lincah, memasukkan semua foto Adella ke dalam aplikasi pengedit film pendek tersebut. Ia pun tidak lupa untuk menambahkan teks, transisi hingga musik dalam film pendek buatannya agar mendapatkan hasil yang lebih bagus.

Naufal berhasil menyelesaikan film pendek tersebut setelah menghabiskan waktu kurang lebih selama dua jam di depan layar Macbook Pronya. Lalu, ia mengambil sebuah CD-Room yang masih baru dan memasukkannya ke dalam Macbook Pro berwarna silver itu agar film buatannya bisa berada di dalam kepingan CD.

Di saat film pendek buatan laki-laki itu telah berada di dalam CD-Room, ia mematikan Macbook Pronya. Lalu, ia berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang sudah terasa lengket. Sepuluh menit kemudian, ia kembali ke dalam kamar dengan handuk yang melilit di sekujur pinggangnya. Naufal mengambil kaos polos berwarna putih dan celana ketat berwarna hitam dari lemari pakaiannya.

Setelah itu, Naufal mengambil ponselnya yang tergeletak di meja belajar. Lalu, ia membuka kontak dan mencari nama Adella di sana. Begitu pandangannya telah menemukan nomor ponsel Adella, ia menekan tombol berwarna hijau pada layar ponsel untuk melakukan panggilan dan menyimpan benda pipih tersebut di telinga kanannya. 

"Pagi, cantik," sapa Naufal saat sambungan telepon telah tersambung.

"Pagi juga, Naufal."

Naufal tersenyum simpul. "Hari ini gak ada acara, kan?"

"Kayaknya sih nggak, emang kenapa?"

"Bagus deh kalo gak ada, nanti sore gue jemput."

"Mau ke mana?" tanya Adella dari seberang sana.

"Liat aja nanti," jawab Naufal sambil terkekeh pelan. "Udah dulu ya, gue cuma mau ngomong itu doang kok."

Gadis itu mengangguk singkat seraya berkata, "Oh okay, bye Naufal."

"Bye, Callista."

Waktu telah menunjukkan pukul 9 pagi, namun ketiga temannya belum juga bangun dari tidurnya. Karena tidak mau menghabiskan waktunya hanya untuk berdiam diri, Naufal pun mengambil sebuah kunci mobil yang tergeletak di nakas samping tempat tidur itu. Lalu, ia berjalan keluar dari kamarnya dan pergi membeli beberapa barang yang dibutuhkannya untuk acaranya malam ini.

**

Di saat kendaraan beroda empat milik Naufal telah terparkir di pekarangan rumahnya, ia segera turun dari mobil berwarna abu-abu itu dengan membawa beberapa kantung plastik. Pandangannya tak sengaja melihat mobil milik teman-temannya yang sudah berjajar rapi di sana, tidak jauh dengan letak mobilnya. Hal itu seakan memberitahunya secara tidak langsung bahwa teman komunitasnya yang lain telah berada di sini juga. Selang beberapa detik setelahnya, ia berjalan menuju pintu rumah.

Best PartΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα