41

7.8K 377 24
                                    


I don't know why we break so hard 

But if we're strong enough To let it in 

We're strong enough To let it go 

 - Let It All go by Birdy ft Rhodes



Dua minggu ini benar-benar berat untuk Anita, Sebastian dan David.

Diva tidak berbicara dan hanya diam terpaku. Seperti gadis yang kehilangan kesadaran dan selalu melamun setiap saat. Entah apa yang ada dipikiran gadis itu, yang jelas Arian hanya menyampaikan kalau Diva sedang depresi berat dan membutuhkan setiap orang untuk mengajaknya bicara.

Tanpa absen, David selalu ada disana. Menyuapi Diva makan, mengajaknya bicara, menemaninya berjalan-jalan, menunggu bahkan melihat gadis itu tertidur. Diva tidak bergeming. Gadis itu bahkan lebih parah dibanding terkahir kali David melihatnya kehilangan kewarasannya. Diva seperti seseorang yang kehilangan otaknya. Linglung, hanya duduk sepanjang hari menatap pada satu titik lalu kemudian begitu terus hingga dia tertidur.

David lebih berharap Diva berteriak histeris dan berusaha membunuhnya seperti dulu. Kenapa? Setidaknya gadis itu menunjukkan emosinya bukan mematung seperti saat ini. Ini terlalu mengerikan. Bahkan Diva bisa menatapnya dengan datar. David hampir saja menyerah.

David kembali teringat sekali lagi, ketika Anita baru saja tiba di rumah sakit dan tanpa menyapa terlebih dahulu menghampirinya dengan langkah cepat

PLAK!

Pipinya terasa panas. Dan david yakin dia memang pantas mendapatkan lebih dari tamparan Anita atas apa yang terjadi pada mereka selama ini

"Kamu gak tau kalo Diva hamil?"

David menggeleng lemah

Anita mengatur nafasnya, dadanya yang naik turun sudah kembali normal, hanya saja urat-urat kemarahannya masih terpampang nyata, "Amplop itu kemana?"

"Amplop apa ma?" Tanya David bingung

"Amplop yang terkahir kali Mama kasih ke kamu!"

Dan David hanya menghela nafas, "Aku buang..." katanya Lemah

"ITU FOTO USG ANAK KAMU! DIVA TAU DIA HAMIL DAV! ASTAGA!" Anita memijit keningnya, astaga David bodoh, brengsek, bisa-bisanya dia membesarkan anak itu, Anita tidak mengerti dimana kesalahannya mendidik David. Tentu saja, David bukan anak kandungnya, bagaimana mungkin seorang ibu tiri bisa mengasuh seperti ibu kandung. Dadanya merasa sakit seketika

Harus berapa banyak lagi tusukan tak kasat mata di dadanya yang harus dia terima. Diva tahu dirinya hamil? SementaraDavid dengan bodohnya berpikir gadis itu egois. "Ma..."

"Mama tidak tau harus bagaimana lagi Dav..." Anita menangis, menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Tidak ada Sebastian siang ini, dan untuk pertama kalinya Anita merasa bisa menangis cukup kuat, "Diva adalah satu-satunya yang tersisa buat Mama..."

David meraih ibunya dalam pelukannya, dan menenangkannya, "David yang salah, Ma. David udah banyak nyakitin Diva"

Dan mereka berdua menangis, benar-benar menangis di depan ruangan Diva dirawat. Beberapa perawat memandang mereka dengan iba. Tapi David tau tidak ada yang benar-benar peduli dengan mereka.

Ah. Tuhan benar-benar punya rencana yang aneh untuk membalasnya atas semua kegilaannya di masa mudanya dulu. David merasa benar-benar berdosa dan bersalah atas semua kejadian yang menimpa Diva.

CandourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang