33

7.5K 356 50
                                    

 Tell me pretty lies,
Look me in the face,
Tell me that you love me,
Even if it's fake,
  

- IDFC by Blackbear



"Iyalah aku masih punya kamu" ucap Diva lalu melepaskan rangkulan itu dan membalikkan tubuhnya.

Mereka berhadap-hadapan sekarang, sangat dekat, bahkan Diva bisa merasakan buruan nafas David yang berada di depannya.

"Aku akan terus jadi punya kamu kan? Itu maksud kamu?"

"Kamu tau itu. Kenapa malah dateng sama Sam? Gandengan?"

Diva menghela nafas, "We're twins brotha, you and I"

Dinginnya sikap Diva tidak membuat David mundur sedikitpun untuk mendapatkan kembali gadis itu "Persetan sama kembar, aku tau yang aku mau. Aku mau kamu. Sekarang, nanti, besok, seterusnya"

"Kamu egois" gadis itu mendesis dengan tajam, menahan kemarahannya karena laki-laki dihadapannya ini

"Untuk urusan kamu, iya" David tetap bertahan pada pendiriannya

Gadis itu menelan ludah, mengingat kembali bagaimana Anita mencekiknya kemarin membuatnya tersadar kalau melanjutkan apapun bersama David hanya akan membawanya menuju kehancuran. "Aku mau pergi"

"This!" David menahan lengan Diva dengan kuat, menunjukkan cincin di jari manisnya. Tentu saja, cincin pernikahan mereka dengan batu ruby berwarna merah yang berada disana. "Kamu..."

"Please, kita saudara Dav. Aku rasa hubungan aku dan kamu itu gak wajar. Itu karena hanya kamu satu-satunya pria yang deket sama aku. That's why aku pikir aku jatuh cinta sama kamu,,,"

"Terus sekarang Sam, gitu?"

"Aku harus coba kan?" Tanya Diva dengan frustasi

David mencengkram bahu Diva lalu mengatupkan rahangnya. Ada perasaan cemburu, jelas. Bagaimanapun dia masih berstatus suami Diva hingga saat ini, "Denger..." David menelan ludah, merasakan Diva mencoba mengelak sayangnya tidak bisa, "Aku kejer kamu ada limit waktunya Div. Dan aku pikir kamu mestinya sadar batas waktu itu sampai kapan"

"A.. A.. Aku.." Diva terbata-bata, gadis itu terlalu takut sekarang. Menepis tangan David yang sudah melonggar, kemudian menatap tajam pria itu, mencoba mencari keberaniannya lagi, sial dia harus pergi menghindari kejadian terburuk saat ini "Apa nyawa aku sepadan sama cinta kamu?"

David terpaku

"Jawabannya gak kan?" tanya Diva dengan gusar

David menghela nafas, mundur selangkah untuk member Diva sedikit ruang diantara mereka, "Kamu yakin Papa bakal nyelakain kamu?"

"Aku yakin mereka bisa lakuin apa aja"

"Tapi aku..."

"Jangan seret aku ke masalah yang lebih berbahaya, Dav. Cukup Mama kemarin yang hampir bunuh aku. Aku bakalan sulit terima kenyataan kalo Papa juga yang akan..."

"Diva" Sela David lalu memandang sendu Diva, mendekati sekali lagi gadis itu, "Aku mungkin nikah sama Sophia tapi dia gak akan pernah dapet hati aku bahkan... bahkan dia cuma bakal dapet nama belakang aku doang"

"Terus apa?"

"Kita bisa jalanin hidup kita..." ujar lelaki itu sambil membelai halus rambut Diva

"Maksud kamu?"

"Aku hanya..."

Diva menajamkan matanya, "Maksud kamu aku jadi simpenan kamu?"

"Bukan, maksud aku itu..."

CandourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang