22

9.5K 352 22
                                    

"Apa yang kamu pikir kamu lakukan David?"

"Apa yang Papa pikir aku lakuin?"

"Kamu membatalkan perjodohan ini?"

"Papa takut perusahaan kita collapse?"

"Kamu sedang menyusun sesutau?"

"Kenapa Papa menyembunyikan aset perusahaan kita yang lain?"

"Kamu yang sedang diinterogasi jangan bertanya balik"

"Kita sedang diskusi dua arah, Pa"

Ketegangan kembali menyelimuti ruangan itu, seakan-akan anak dan ayah itu sedang meributkan masalah tujuh turunan.

David dengan tenang memainkan jarinya, berpikir sebenanrnya.

Sebastian menatap putranya dengan alis terangkat sebelah

"Jadi, sudah berapa lama Papa menyembunyikan tiga perusahaan itu?"

"Sudah berapa lama kamu menyelidiki Papa?"

"Papa berencana mewariskannya buat kami bertiga?"

"Kamu mau menyerang perusahaan Papa balik?"

David menghela nafas, inilah alasan kenapa keluarganya selalu berbicara dengan kaku. Sebastian tidak pernah lengah sedikitpun meski di depan anak-anaknya.

"Papa harap bisa menemukan apa yang kamu rahasiakan, Dav. Karena bangkai itu meninggalkan bau yang khas"

"Sayangnya bukan bangkai yang aku sembunyikan, tapi ribuan batu mulia berharga yang Papa sudah asah sedari dulu"

"Kamu benar-benar berusaha menjatuhkan Papa rupanya"

"Dan Papa tau sebentar lagi merger perusahaan itu akan jadi kenyataan"

"Kamu tau?" Tanya Sebastian dengan santai melirik sedikit putranya, bila David benar-benar bisa memecahkan teka-tekinya maka David sudah siap untuk dia jadikan pemimpin aset Iris.

"Langsung saja Pa, ada tiga perusahaan pelayaran yang aku baca. Dan ada nama Iris disana, tapi aku yakin ada yang lain"

Sebastian menganggukan kepalanya, "Hmmm? Diva memegang empat perusahaan lainnya"

David mengernyit, sejak kapan Diva ikut merahasiakan sesuatu darinya? Dari dulu. Diva memegang empat perusahaan? Sedangkan dia hanya mengelola satu perusahaan. Sial. Ada apa dengan ini semua?

"Diva memegang dua pelayaran, satu grand mall, dan dua pelayaran. Seingat Papa, Diva tinggal menemukan dua perusahaan lagi, bagaimana dengan kamu?"

David tersenyum sinis, "Papa tau aku sudah membangun perusahaan aku sendiri?"

"Karena itu Papa cuma kasih kamu satu David"

Kembali, putranya tersenyum sinis. Sebastian bangkit dari duduknya dan berdiri di dekat jendela. "Kay sudah hampir memenangkan perusahaan merger itu, dan Arjuna Gentala cukup gencar. Seamus Pratama baru-baru ini mengeluarkan sebuah keputusan, tapi Papa tidak mengerti keputusan itu, terkesan mengambang dan tanpa tujuan"

David hanya memandangi tubuh Sebastian yang membelakanginya. Papanya terlihat begitu tegas dan kaku disaat bersamaan

"Ngomong-ngomong, adik kamu di apartement terus. Coba kamu cek dia, Papa yakin terjadi sesuatu sampai dia tidak meninggalkan apartemennya sedikitpun"

Kembali, David mengingat Diva dan Inge yang masih dalam status persembunyian mereka. Sial. Jika Papanya berniat melakukan sesuatu mengenai membongkar identitas anaknya, tamatlah riwayat pernikahannya. Lagi pula untuk apa dia mengecek adiknya itu, setahu David Inge pasti dalam kondisi baik-baik saja. Bukankah seharusnya mengkhawatirkan anak yang lain? Tunggu-tunggu. Lebih baik seperti itu daripada Sebastian memata-matai Diva.

CandourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang