10

15.5K 512 6
                                    

Beberapa tahun kemudian

Diva terpaksa pulang ke rumahnya. Setelah kejadian malam itu, dia memutuskan kembali ke Inggris. Dia ingin menjauh. Menjauh dari segalanya. Dari Mamanya yang tak pernah menjenguknya ketika dia sakit dan selama di Jakarta mamanya lebih memilih mengunjungi Inge. Menjauh dari Papanya yang terus menerus menghujaninya dengan pertanyaan perusahaan. Dan tentu saja menjauh dari David.

Setelah dia kembali ke Inggris, David tidak mencarinya. Diva sudah menduga itu. Baiklah, dia berhasil menjalani hari-harinya dengan normal selama beberapa tahun dan seperti biasa. Tanpa kunjungan dari orang tuanya. Diva kesal. Beberapa hari lalu Sebastian menelponnya untuk pulang karena ada hal mendesak. Jadi disinilah dia, di halaman salah satu rumah megah di Jakarta. Kembali setelah bertahun-tahun menghindar dari kondisi ini lagi.

Dia tidak tahu apa yang salah tapi dia sudah membuat perjanjian dengan Sebastian kalau perusahaannya akan menjadi partner bisnis perusahaan keluarganya sampai jangka waktu tertentu dan sampai Diva menemukan perusahaan yang layak untuk di merger dengan perusahaan keluarganya. Tentu saja dia sudah mendengar tentang pertarungan David dengan anak dari klan lain untuk memperoleh gelar direktur utama di perusahaan yang akan di merger nanti.

Sebenarnya, Diva hanya ingin menghindari David, tapi baru saja dia ingin menghindar dia malah mendapati punggung David. Lelaki itu sedang berjalan di lorong dan tentu saja mereka menuju satu tempat dimana meja makan sudah dihuni oleh Inge, Anita dan Sebastian.

David mengambil kursi di sebelah mamanya, Diva pun duduk disebelah Inge dan membuatnya bertatapan dengan David. Lebih baik jika harus berdampingan dengan David. Inge memandang kedua kakanya dengan bingung. Inge berpikir mungkin mereka belum berdamai.

"Mama senang kita bisa makan malam"

"Bagaimana? David?" Tanya Sebastian

David hanya menunduk memandangi pirngnya sambil menelan ludah, "Terimakasih, Pa"

Inge mengernyit, "Buat apa Pa?"

"David sudah menyelesaikan salah satu misi untuk merger sayang" Jawab Anita

Diva tetap makan dengan tenang, dia tidak ingin terpengaruh

"Kenapa dingin sekali suasananya" gumam Inge

"Diva, kamu menginap disini?" Tanya Anita

Inge melirik Diva yang memandang Anita, dia berharap iya dan Inge akan menginap juga

"Gak, aku udah kirim koper ke rumah" jawab Diva tenang

Inge yang mendengarnya kecewa

"Minggu depan, kalian datang ke pembukaan Dias" Ucap Sebastian

Diva sudah mengetahui undangan itu, dia jadi kesal sendiri. Tapi akhirnya mengangguk juga dan tetap terfokus pada makanannya.

David melirik Diva, dia bingung harus melakukan apa. "Baik Pa"

"Papa tidak bertanya David" Sebastian meninggikan suaranya

"Maaf Pa"

"Jangan lakukan kesalahan lagi, atau kamu tidak bisa mengambil alih perusahaan" Sebastian mengingatkan putranya dengan tegas kemudian dia beralih memandang Inge, "Jadi kamu ikut pengembangan pelayaran?"

Inge menelan ludah, "Masih aku pertimbangkan Pa"

"Kay sudah mengijinkan"

Inge memandang Anita takut-takut, "Kenapa ijin ke Kay?"

Sebastian memandang tajam putrinya, "Karena dia bosmu"

Diva masih makan dengan santai

"Apakah masakannya enak sehingga Diva hampir menghabiskan makanannya?" Tanya Anita dingin, "Setidaknya cerita tentang kehidupanmu di London sayang"

CandourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang