7

17K 517 4
                                    

Julian menyesap kopinya sekali lagi. Menunggu sahabatnya yang sedang bekerja di balik laporan. Sudah satu jam lebih dia menunggu Sophia untuk makan siang. Tapi hasilnya tetap saja dia dianggap benda tak terlihat dan hanya terduduk di sofa sambil memandang majalah. Julian sedang cuti untuk persiapan pertunangannya dengan Nuha. Mengapa sahabatnya ini malah mengabaikannya?

Sophia sedang mengejar deadline untuk perusahaan tempatnya bekerja, posisinya sebagai head manager lantas tidak membuatnya bisa bersantai-santai dikarenakan pergantian CEO baru yang menurutnya sangat menyebalkan karena harus mereview semua pekerjaan 6 bulan belakangan ini. Sophia tidak lantas menghindar dari David tanpa alasan. Dia memang sibuk dengan pekerjaan dan sibuk menata hatinya untuk bertemu David, serta sibuk mengatur emosi bila nanti harus bertemu Diva.

"Maaf bu Sophia, ada kiriman" Ucap sekertarisnya setelah mengetuk pintu

Julian melirik Sophia dan Sophia memandang kearah kotak yang diletakkan sekertarisnya di meja depan Julian. Sophia memandang Julian yang menatapnya tajam. Sudah jelas Julian melihat label nama pengirim makan siang dan bunga yang bertengger manis di atas meja.

"Call him" Kata Julian akhirnya setelah sekertaris Sophia keluar

Sophia menghampirinya dan duduk tepat disebelah Julian.

"Dan lo masih mau bilang dia gak cinta sama lo?"

Sophia terdiam memandang kotak di depannya

"Cuma orang bodoh yang gak bisa lihat cinta David"

Sophia membuka kotak tersebut dengan tenang

"Dan orang bodohnya..."

"David" ucap Sophia pelan ketika mendapati tumis iga di kotak tersebut.

Julian mengikuti arah pandang Sophia. Julian melongo. Setelah sekian tahun David tidak pernah membuat kesalahan, mengapa kesalahan muncul disaat hubungan mereka sedang renggang-renggangnya?

"Apa David lupa kalau gue gak bisa makan daging?" kemudian Sophia tertawa kecut dan melenggang meninggalkan ruangannya.

What are you thinking David Iris? You're gonna ruin everything Julian mengejar Sophia.

...

"Gue bisa mandi sendiri Dav" Protes Diva ketika David masih saja duduk di closet sebelah bathtubnya. Diva masih memakai bra dan celana dalamnya ketika David mengantarnya dan menolongnya masuk ke bathtub. Sudah satu minggu, David menemaninya kemana pun dan membantunya melakukan apapun. David pikir tidak ada yang bisa membantu Diva selain dirinya, Anita juga sedang sibuk-sibuknya.

Gips dan perban Diva sudah dibuka karena memang lukanya sudah sembuh, hanya sekedar nyeri saja kalau Diva menyentuh sesuatu yang dingin.Ya itu hanya operasi ringan karena pergeseran tulang yang parah hanya di bagian siku, selebihnya hanya terkilir biasa. Dan David selalu membantunya melakukan hal termasuk mandi. Menurut David dia bisa saja membayar perawat untuk membantu Diva, tapi apa yang bisa dia lakukan untuk membunuh waktunya ketika pekerjaannya sudah diambil alih Sebastian? Akhirnya dia memutuskan untuk menjadi pesuruh Diva. Tapi Diva tetap saja mengabaikannya. Ini hari pertama

Diva mandi karena sebelumnya perawat rumah sakit yang membantunya. Segera setelah pulang, Diva bilang ingin berendam, David menyiapkan segalanya. Diva hanya memiringkan kepalanya melihat David melakukan semua itu.

Diva masih berendam dalam air hangat dan gelembung busa yang menutupi tubuh hingga lehernya. Dia memandang lurus ke depan sambil sesekali melirik David yang memandangnya.

"Dav, kalo lo ngerasa bersalah karena gue jatoh dari tangga dan ngerasa ini adalah salah satu cara tebus dosa. Kayaknya lo salah deh"

David mengangkat kedua bahunya, "Dulu gue sering mandiin lokalo lo sakit"

CandourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang