Sophia terkejut sekarang, maksud pernyataan Julian dituduhkan jelas untuk dirinya yang mengetahui dengan jelas kehidupan Jessica di luar sana dan alasan Jessica melarikan diri. Sial. Mau tidak mau Sophia harus mengaku, "Fine, gue tau dia masih hidup, tapi alasan gue ngajak ketemu lo ini beda"

Julian tersenyum kecut lalu merebahkan diri kembali, "Dasar licik, apa?"

Sophia masa bodoh dengan makian sahabatnya, dia mengambil handphonenya lalu melemparkannya pada Julian. "Buka disana!"

Julian hanya mengambil benda kotak putih yang mendarat di perutnya lalu menyentuh layarnya beberapa saat. Setelah bergumama sejenak kemudian Julian terduduk dengan tegang. Matanya membelalak menatap Sophia yang berdiri melipat tangan di dadanya.

"See? JELASIN KE GUE KENAPA BISA BEGINI?!" Bentak Sophia

Oh, Julian tidak merasa terintimidasi, dia juga sama terkejutnya ketika membaca tulisan di layar tersebut, "Lo pikir gue tau hah?! Lo gak tau gue udah buat dia sejauh mungkin, mana gue tau begini!"

"Oh, C'mon Jul, You're her brother. Lo anak tertua di Salvia, dan lo harusnya tau!"

Julian memutar otaknya, dia belum menemukan jawaban yang tepat. Sial. Sial. Apa dirinya sudah tidak dianggap di keluarga Salvia? Tidak mungkin, menolak tawaran kedua orang tuanya untuk berkecimpung di pertarungan perusahaan tidak mungkin berdampak seburuk ini. Memilih menikah dengan Nuha juga tidak mungkin seburuk ini. Hanya ada satu penjelasan lain sepertinya. Sepupunya Dallas Hugo pasti mengetahui rencana ini. Ya, pasti Dallas mengetahuinya. Dallas pasti membantu adiknya dan menghasut adiknya. Sial. Dia tidak memegang pion penting dalam permainan catur ini.

"Answer me, apa lo tau masalah ini?"

Julian menarik nafas dalam, "Gak"

"Terus siapa yang ngasih ide gila ke adek lo?"

Julian melirik Sophia, "Jesara?" Julian terdiam, "Dallas Hugo?"

Sophia memicingkan matanya, "Dallas Hugo?" Sophia belum familiar dengan nama itu, tapi Jesara, dia kenal sosok itu. Salah satu pewaris Salvia yang berjenis kelamin perempuan dan memiliki tanduk tak terlihat di kepalanya. Bagaikan setan, Jesara merupakan pebisnis ulung yang ditakuti di dunia bisnis dan bersahabat dengan Mikail Delano dan Fabian Wijaya. Tentu saja, Jesara pasti menghasut Jessica walaupun Sophia juga tidak yakin dengan pernyataan Julian. Bagaimana mungkin Julian kehilangan kendali atas kedua adiknya.

"Kalo lo bertanya-tanya Dallas Hugo itu siapa, dia itu kembaran Dias Hugo"

Pernyataan Julian selanjutnya membuatnya ringsek di sofa. Jika benar kedua anak manusia itu yang menghasut Jessica untuk melanjutkan rencanya maka Sophia harus segera bekerja sama dengan Julian melancarkan rencananya.

"Tapi itu masih kemungkinan, Jesara sama Fabian setau gue ada bisnis di London, dan Jesara musuhan sama Jess. Dallas ada masalah pernikahan di sini, mungkin orang lain"

"Siapapun yang bantuin adek lo, dia jelas bikin langkah yang menakjubkan. Kay Delano sedang menghilang, Dias terlalu sibuk sama ancaman bokapnya"

Julian memandang Sophia dengan menyelidik, kemudian pikirannya menerawang, "Ya udah, lo suruh mata-mata lo aja yang nyari, gue mau pulang ke rumah utama. Jessica pasti disana"

...

Setelah menerima kabar Jessica akan kembali ke Indonesia, Sophia menerangkan pada seluruh agennya untuk mencari informasi mengenai Jessica. Baik itu kabar burung atau konfirmasi dari pihak bandara pokoknya sebanyak mungkin informasi mengenai Jessica.

Belum selesai masalahnya menyingkirkan Diva, perempuan lain sudah akan kembali untuk merebut David darinya. Sophia kalang kabut, gadis-gadis yang datang silih berganti ini bagaikan hantu untuknya. Sophia tidak tahu apa-apa mengenai Diva, dan mengapa Diva bisa dekat dengan David. Begitupula dengan Jessica, Sophia hanya tahu Jessica bagian dari keluarga Salvia yang pergi begitu saja meninggalkan Indonesia dan pernah menjalin hubungan dekat dengan David.

CandourWhere stories live. Discover now