"Bukannya semua cewek suka diet?"

"I'm not of your 'semua cewek' type Dav" kata Diva lalu melenggang meninggalkan David

"Mau kemana?" David setengah berteriak dan mengejar Diva,

"Pulang!"

"Gue anterin!"

Diva membalikan badannya dan memasang tampang dinginnya sekali lagi ketika David berhasil menghentikan langkahnya dengan menahan lengan Diva. "Malu diliatin orang, Dav"

David enggan melepasnya dan menatap Diva lekat, "Kalo gitu pulang sama gue"

"Pemaksa"

"I am"

"Gue gak sudi"

"Harus sudi"

"Gak mau"

"Wajib mau"

"Gue mau pake taksi"

"Gue bisa jadi supir"

"Masih banyak orang kurang mampu salah satunya supir taksi yang butuh rejeki dan salah satu rejekinya itu lewat gue"

"Masih banyak penyalur rejeki yang lain"

"Mau lo apasih"

"Nganterin lo pulang"

"Kenapa lo maksa banget"

David mendekatkan wajahnya ke wajah Diva, "Brother should've know what a brother should do" katanya setengah berbisik, kemudian menarik paksa Diva menuju kasir.

Diva mendecak sebal. Amarahnya dia tahan ketika seorang pelayan memandangi mereka dan merekam kegiatan bertengkar kecil ala kucing dan anjing yang mereka lakukan. Hilang sudah harga dirinya. Digeret paksa seorang David. David memang selalu menang ketika memaksanya. Kesal.

...

Sophia tak menghiraukan sekali lagi ketika handphonenya berdering dan nama David terlihat dengan jelas di layarnya. Dia butuh waktu untuk menyesuaikan situasi ini. Situasi ketika Diva sudah kembali diantara mereka. Keadaannya sekarang berubah 180 derajat. Ketika tanpa Diva, David akan dengan mudahnya berkata iya atau menuruti segala permintaan Sophia. Walaupun Sophia jarang meminta. Sekarang? Dia hanya bisa menggigit jari ketika David mengabarinya tidak bisa bertemu karena ada urusan mendadak. Urusan mendadak bersama Diva tentunya.

Sophia memotong wortel dan tanpa sengaja mengiris jarinya. Bahkan dia tidak merasa perih. Sekali lagi, dalam hidupnya bersama David. Dia merasa kalah oleh seorang Diva. Dia jadi penasaran, sesendiri apa kehidupan Diva sampai David merasa iba pada Diva. Sejauh apa David mengenal Diva. Tentu saja. David sangat mengenal Diva, bahkan dari tatapannya pun. David telah terjatuh dalam duniaDiva begitu dalam sehingga David tidak sadar batas dunianya sendiri. David akan menembus batas itu hanya untuk mengikuti dunia milik Diva. Hanya Diva. Sedangkan untuk Sophia? David bahkan tidak berusaha memasuki dunia gadis itu, melainkan gadis itu yang memaksa perlahan masuk ke dunianya. Sophia bahkan tahu, di belahan dunia lain. Ada gadis lain yang memiliki dunia untuk di bagi bersama David.

Jadi David itu semacam apa? Lelakikah? Manusiakah? Mengapa hidupnya sangat sulit diketahui oleh Sophia yang notabene pacar David. Sophia tertawa kecil ketika darah dijarinya mengucur di wastafel.

Julian segera menggeser posisi Sophia, "Fix lo harus ke psikiater"

Sophia memandangnya, "Gak"

"Ini disorder Sof"

"Lo bilang gue gila?"

Julian terdiam

Sophia tertawa kecut, "Iya"

CandourWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu