40

87 13 3
                                    

Yekan ada gua lagi mode up double gess hehehe

Sambil dengerin lagunya Utopia

Jangan lupa tandain kalau ada typo ya!



~ selamat membaca ~



Seorang pemuda dengan seragam acak-acakan dan jauh dari kata rapi tengah berdiri ditengah pintu UKS, membuat Samudra dan Baskara menatap heran pada pemuda itu yang membuka pintu dengan kasar dan berteriak.

"Ngapain?" Tanya Baskara dengan nada dan sorot mata yang mengintimidasi, membuat samudra dan pemuda dengan tag nama Danang Harsanto merasakan aura mencekam.

"Eelah, gue cuma mau minta betadine sama plester doang nggak bakal ganggu kalian pacaran," pemuda itu berbicara sambil menunjukkan luka pada lengan kanannya, yang terlukan seperti tergores sesuatu.

"Duduk." Baskara menunjuk ranjang UKS di sebelah kiri Samudra dengan dagunya, kemudian dia beranjak mengambil kotak p3k dan membantu mengobati luka Danang.

"Lo kenapa bisa luka?" Tanya Samudra yang sedari tadi memperhatikan Baskara mengobati luka Danang.

"Tadi gue telat, trus manjat pager belakang karena kurang ati-ati gue jatuh, dan tanpa sengaja kegores paku." Jelas pemuda yang sekarang telah selesai di obati oleh Baskara.

"Lari 50 kali di lapangan atau ngadep Nik?" Saat Baskara mengucapkan nama sang adek, seketika Danang membulat dan menelan ludahnya dengan susah payah.

"Aduh Ka, lu yang bener aja masa 50 kali?" Danang memasang muka melas, namun Baskara tidak memperdulikannya dan meletakkan kotak p3k pada tempatnya semula.

"Ayolah Ka, 30 aja ya? Masa lu tega sama gue yang luka ini!," Danang terus membujuk Baskara yang membuat Samudra tersenyum.

"Lari atau ketemu Nik?" Sorot mata Baskara membuat Danang tidak lagi berani membantah, dengan malas dia berjalan keluar UKS menuju lapangan untuk melaksanakan hukuman. Dia memilih berlari dari pada bertemu sang ketos yang lebih kejam dari Baskara, jika sudah menyangkut pelanggaran sekolah.

"Bar, ke kelas yok?" Samudra menatap Baskara yang memperhatikan pemuda tadi pergi meninggalkan UKS. Mendengar ucapan Samudra pemuda jangkung itu melihat jam tangan hitam yang melingkar di tangan kirinya yang sudah menunjukkan pukul 8.45.

"15 menit lagi istirahat, kita tunggu Nik sama Evan disini aja ya!" Ucap Baskara sambil mengusap lembut kepala Samudra, dan sekarang jantung Baskara sedang mengadakan pesta dj jedag jedug, dia berharap semoga Samudra tidak mendengarnya.

Matahari sedang bersembunyi di balik awan yang gelap membuat udara menjadi dingin, Samudra melajukan motornya dengan kencang agar segera sampai di rumah sebelum tangis semesta pecah membasahi bumi dan seisinya. Tepat setelah Samudra sampai di rumahnya buliran benih jatuh menimpa bumi yang seakan memang sudah menunggunya.

Samudra berjalan kedalam rumah mencari keberadaan sang ayah dan adiknya, yang tengah asik memasak di dapur.

"Mas ganteng pulang!" Teriak Samudra seraya berjalan menghampiri sang ayah dan mencium tangannya, tidak lupa dia juga mencium pipi tembam sang adik.

"Lagi bikin apa?" Sambung Samudra.

"Pudding coklat dan bolu pandan kesukaan mas." Athaya menunjukkan kue bolu yang baru saja di keluarkan dari dalam oven.

"Mas, cuci tangan dulu, ganti baju setelah itu makan," suruh sang ayah kepada putra sulungnya.

"Iya yah, nanti mas mau cerita soal si kembar." Ucapan si sulung berhasil membuat sang ayah terdiam dan mengangkat sebelah alisnya.

"Si kembar maksudnya mas Yud sama kak Ika?"

"Hah, Ika siapa lagi dek?" Sang ayah menatap heran kepada si bungsu.

"Itu loh yah, si kak Arunika," ucap Athaya yang di jawab anggukan kepala oleh sang ayah.

Sang Ayah kembali memotong bolu  dan menatanya di atas piring, tidak lupa sang ayah menyiapkan 3 gelas es susu coklat hangat untuk mereka bertiga, karena di luar hujan di sertai gemuruh guntur yang menggelegar. Menjadi melodi indah yang menenangkan bagi sebagian orang yang sangat mencintai hujan, sejenak sorot mata sang ayah menyiratkan kerinduan yang amat mendalam.

"Ayah!" Panggilan dari si bungsu membuyarkan lamunan sang ayah, pria dewasa itu tersenyum lembut pada putranya membawa pemuda mungil itu ke dalam pelukannya, hingga tangan kokoh memeluk mereka berdua.

"Pelukan nggak ngajak-ngajak!" Suara Samudra membuat sang ayah tersenyum dan menggelengkan kepalanya, melihat tingkah putra sulungnya.

Mereka duduk di sofa ruang keluarga dengan sang ayah duduk di tengah kedua putranya, mereka menikmati bolu dan pudding yang di buat sang ayah bersama Athaya.

"Oh iya mas, tadi katanya kamu mau kasih tau nama orang tua si kembar!" Tanya sang ayah yang membuat Samudra meletakkan piring bolunya ke atas meja, dan duduk menghadap sang ayah dengan wajah serius.

"Papa si kembar namanya Aryo Dimitri dan ay ..." belum sempat Samudra menyelesaikan perkataannya sang ayah lebih dulu memotongnya.

"Astaga kak Arman!" Ucap sang ayah kemudian menutup mulutnya, yang membuat kedua putranya kaget juga heran.

"Ayah kenal?" Tanya Samudra dengan wajah tidak percaya.

"Aryo itu teman sekelas ayah dan Arman itu kakak kelas ayah yang menjabat sebagai ketua OSIS, saat ayah masih murid baru," jelas sang ayah yang di angguki ke dua putranya, Samudra mengambil piring bolunya dan kembali memakan bolu sembari mendengarkan cerita sang ayah.

"Pantas saja, wajah mereka berdua kayak nggak asing buat ayah. Baskara mirip sekali dengan Aryo dan Arunika sangat mirip kak Arman." Sambung sang ayah.

"Tapi yah, om Arman itu meninggal saat si kembar belum lahir kata Bara,"

"Astaga meninggal karena apa?" Tanya sang ayah dengan raut wajah kaget.

"Mas nggak nanya yah, kasian Bara dia kayak sedih gitu!" Ucapan samudra hanya di jawab anggukan kepala oleh sang ayah.

"Yah, ceritain tentang ayah dulu, kan waktu itu ayah belum selesai ceritanya! Adek pengen tau dan keburu lupa nanti yah," Athaya yang sedari tadi diam memakan pudding coklatnya, tiba-tiba bersuara dan di angguki juga oleh Samudra yang menandakan pemuda itu juga ingin tahu cerita masalalu sang ayah.

Sang ayah terdiam beberapa saat kemudian menyentuh kepala kedua putranya, membuat mereka bersandar pada bahu sang ayah. Pria dewasa itu mengambil napas dalam-dalam dan menghembuskan lewat mulut, seolah-olah ada beban yang begitu besar yang dia pikul selama ini.

"Baiklah ayah akan cerita ..."





Byersyambyung ...

Tolong berikan vote dan koment biar gua semakin semangat buat nulis🙏🙏

Scroll aja terus barang kali ada lagi 😉😉



My Onyet (BxB)Место, где живут истории. Откройте их для себя