40. pelelangan

367 46 5
                                    

Pemberitahuan***
Untuk novel ke empat di novel ini akan mengandung kekerasan, adegan dewasa, hal sensitif dan juga sejarah yang dicampur dengan fiktif belaka. Tanggal dan waktu di cerita akan di rubah untuk tidak menyinggung pihak lain. Di harap para pembaca untuk menjadi pembaca yang baik dan bijak
.........

Tuk tuk
"Azkhar-Sama nyonya rumah memanggil anda ke ruangannya "ucap suara dari balik pintu.
"Baik aku akan kesana"ucapku
"Aku akan pergi sebentar, selesaikan tugasmu dengan benar"ucapku menyentuh rambut hitam Hiori.
"Baik, Azkhar-Sama"ucap Hiori sumringah.
Aku perlahan berdiri dan mulai berjalan keluar dari kamar itu.
Seorang gadis alpha dengan rambut yang di kepang lurus di belakang kepalanya.
Gadis itu lebih tinggi dariku.
"Padahal ku pikir aku sudah cukup tinggi"gumamku
"Mau bagaimana lagi tuan, anda seorang omega. Tinggi 173 cm itu sudah cukup tinggi untuk seorang omega"ucap Mimi.
"Begituka"gumamku
Aku berjalan mengikuti gadis itu hingga tepat di sebuah ruangan.

"Nyonya rumah, saya sudah membawah azkhar-sama kemari"ucap gadis itu menyampaikan
"Azkhar, masuklah "ucap suara wanita dari dalam ruangan.
Aku perlahan menggeser pintu.
Terlihat seorang wanita berumur 40 tahun dia duduk bersilah di tatami yang terhampar di lantai kayu itu.
Perlahan aku mendekat dan menaruh kepalaku di paha wanita itu.
"Azkhar, apa kau ingat sejak kapan kau ada disini?"tanya wanita itu.
"Kemungkinan umur 6 tahun nyonya"ucapku
Wanita itu terdiam dan perlahn menepuk rambut hitamku

"Apa impianmu nak?"tanya wanita itu kepada ku.
"Aku ingin menjadi seorang istri dari alpha yang baik dan memiliki 2 anak"ucapku.
"Aku mengerti"ucap wanita itu.
"2 bulan lagi, akan ada sebuah acara pelelangan yang harus di ikuti oleh para pelacur, Jadi aku ingin mengikut sertakanmu dan beberapa pelacur lain"ucap nyonya rumah.
"Apa kau mau?"tanya wanita itu padaku.
Sontak aku berangkat dan duduk di depan nyonya rumah.
"Apa saya melakukan kesalahan?"tanyaku dengan wajah panik
"Tidak, bukan begitu Azkhar"ucap nyonya menyentuh kedua bahuku.
"Aku ingin kau keluar dari rumah bordil ini dan menemukan seorang tuan yang bisa membahagiakanmu. Kau sudah 12 tahun berada di sini, kau belum melihat keseluruhan dunia ini"ucap nyonya rumah perlahan menyentuh wajahku.

"Aku ingin kebahagiaan juga mengenalimu nak"ucap wanita parubaya itu tersenyum.
Perlahan air mata jatuh mengenai wajahku.
"Terima kasih, terima kasih nyonya rumah. Tidak Oka-San (ibu)"ucapku dengan air mata yang jatuh.
"Astaga, kenapa anak ini malah menangis"ucap wanita itu tersenyum perlahan menitikan air mata.
____
Keesokan harinya.
Hari ini aku keluar sendiri dari rumah bordil menuju tokoh alat tulis.
Seperti beberapa hari yang lalu aku membeli beberapa kertas, tinta dan juga kuas.
Aku berjalan perlahan namun mataku tertuju kepada sebuah Dango (kue beras) di salah satu kedai.
"Paman tolong 1 porsi kue Dango nya"ucapku tersenyum.
"Baik"ucap paman penjual
Setiap porsi akan berisi setidaknya 6 kue Dango.
Aku duduk di lantai kayu yang sudah di siapkan sebagai tempat duduk itu.
Perlahan memakan kue berwarna warni itu
"Ini sangat enak, Mimi kau mau?"tanyaku pada mimi sembari memegang satu kue beras berwarna putih itu.
Nyam
Kelinci pink itu memakan bola bola itu.

"Sialan, kejar dia"suara teriakan yang cukup familiar terdengar di telingaku.
Mataku bergerak dan melihat seorang pria berambut hitam dengan mata zamrud yang gelap sedang mengejar seorang anak yang berlari cepat.
"Apa dia di rampok"ucapku perlahan berdiri dari tempat dudukku.
Anak itu berlari cukup cepat.
Dia melewati banyak kerumunan
Aku sedikit menyelinap untuk mendahului langka anak itu lalu gubrak aku menyandung kaki anak itu sehingga di tersungkur.
Dompet kulit terlempar dari tangannya.

Dan jatuh di depan kakiku.
"Lain kali jika kau mau uang, bekerja la keras"ucapku mengambil dompet berwarna coklat itu.
"Sialaan anak itu kabur kemana?"teriaknya
Aku berjalan perlahan.
"Tuan Ernest"ucapku menyentuh lengan pria itu.
"Ini dompetmu"ucapku memberikan dompet itu padanya.
"Kau..."ucap pria itu memandangku sinis lalu menepuk tanganku dan membuat dompet itu jatuh ke tanah.
"Ambil saja, aku tidak membutuhkan hal yang sudah kotor"ucap pria itu sembari menginjak dompet itu.
Lalu pergi dengan wajah sinis padaku.

menyelesaikan misi malah dapat suami (BL)Where stories live. Discover now