12. Perburuan

914 101 0
                                    

___
"Tuan, anda sangat luar biasa dalam mengadu domba"ucap kelinci pink yang duduk di atas kepalaku.
"Mimi ingat ini baik baik.... Sebelum ingin menyelamatkan dirimu sendiri kau harus bisa beradaptasi dengan sekitarmu"ucapku Tersenyum.
Aku duduk di sebuah kursi yang terbuat dari bulu bulu angsa yang begitu lembut itu.

Wajah anak itu terus tersenyum sembari menunggu keluarganya yang akan membawakan hasil buruan untuknya.
"Mimi buka hasil rekaman semalam!"ucapku.
"Emh rekaman semalam, tunggu sebentar tuan!"ucap Mimi mulai menggeser geser layar berwarna merah mudah itu.

"Tepat pada jam 11 malam, sesat setelah guntur berteriak!"ucapku pada Mimi.
"Baik tuan!"jawab Mimi
"Saya menemukannya!"ucap Mimi melemparkan layar tepat di hadapanku.
Disana terlihat jelas kalau protagonis ingin menancapkan sebuah gunting tepat keara kepalaku.

"Sepertinya dia sangat ingin membunuhku!"ucapku memangku wajahku lalu tersenyum.
"Tuan apa anda menemukan sesuatu?"tanya Mimi berpindah dan duduk di bahuku.
"Yah aku sepertinya menemukan sesuatu yang luar biasa!"ucapku tersenyum.
"Apa itu tuan?"tanya mimpi.
"Mimi, apa kau perna mendengar pepatah 'kalau lintah itu lebih setia dari pacat(Pacet) '"ucapku tersenyum.
"Maksud anda?"tanya Mimi.

"Yah pepatah itu benar, pacat akan menghisap darah korbannya lalu jatuh dengan sendirinya saat ia sudah kenyang. Tapi berbeda dengan lintah..."ucapku tersenyum.
"Sekali dia menggigit dia tak akan melepaskan mangsanya meskipun mangsanya sedang sekarat sekalipun?"ucapku tersenyum lebar.

"Dari pada berusaha keras membuat protagonis tidak pergi.... Bagaimana jika aku membuatnya terikat padaku seperti hubungan lintah dan mangsanya."ucapku turun dari kursiku
"Aku akan memberikannya darahku dan dia akan terus menginginkanku. Layaknya lintah menginginkan darah yang segar"ucapku tersenyum berjalan.
"Hahah tuan kenapa tiba tiba anda memakai bahasa puitis seperti itu. Itu sangat tidak cocok untuk anda hahah"ucap Mimi membuat kesan mendebarkan yang baru saja kubuat runtuh seketika.

"Mimi.....!"ucapku memegang kelinci pink itu dengan kedua tanganku.
"Ma maafkan saya!"ucap Mimi seketika berhenti tertawa.
__
(Gruut)Tarik~
(Puss) Lepaskan~
(Gruut)Tarik~
(Puss) Lepaskan~

"Tuan maafkan saya, ekor saya akan lepas jika anda terus menariknya begitu!"ucap Mimi dengan air matanya.
"Hem?"tanyaku tersenyum dengan mata tertutup.
"Maaf.... Tolonggggg selamatkan aku Nona sistem"teriak Mimi
Triing
Sebuah layar berwarna ungu.
"Host azkhar~"

"Apa?, Apa kau ingin juga ku tarik?"tanyaku tersenyum.
Tut
Layar berwarna ungu itu seketika menghilang.
"Nona sistem bagaimana bisa kau meninggalkanku sendiriiiiiii"
"Mimi diam!"ucapku menarik ekor bulat berwarna pink itu.

Tuing
Benda bulat berwarna merah mudah itu tiba tiba lepas.
"Mimi!"ucapku memperlihatkan benda bulat yang merupakan ekor kelinci itu.
"Uwaaa ternyata kelinci tanpa ekor bagus juga?"ucapku tersenyum lebar.
"Aaghkkkk saya mau ganti host. Ganti hosssst"teriakkan keras keluar dari mulut mungil kelinci pink itu.

___ 1 jam kemudian
"Untung masih bisa di pasang. Jika ekor saya benar benar lepas bagaimana!"ucap kelinci yang duduk di kepalaku dengan banyak gerutuan sejak tadi.
"Tapi kenapa hiks!"ucap Mimi menangis
"Padahal tuan yang menarik ekorku kenapa malah aku yang dimarahi oleh nona sistem!"ucap Mimi menarik rambutku.
--
Beberapa saat lalu
"Hiks hiks ekorku!"tangis Mimi.
"Hei sistem, apa tidak ada cara menempelkan ekornya lagi?. Dengan lem atau jarum?"tanyaku
Trring

"
Ekornya lepas bukanlah kesalahan tuan, jadi anda tidak memiliki tanggung jawab untuk mengembalikan ekornya.
Itu terjadi karna dia tidak menghormati anda!.
Jika anda ingin saya bisa mengubah support sistem anda dengan kelinci lain!
"

"Hiks hiks nona sistem juga tidak membelaku"ucap kelinci itu semakin menangis.
"Aku tidak perlu kelinci lain. Aku lebih menyukai dia!"ucapku tersenyum menyentuh telinga merah mudah itu.

Trring tulisan di layar beruba
"
Anda tidak perlu khawatir, anda cukup menyentuhkan ekor itu kembali ke tubuh support sistem. Dan ekornya akan menempel kembali!
"
__
"Sudahlah, ekorku sudah menempel lagi kan!"ucapku tersenyum.
"Ternyata mengembalikan ekormu begitu mudah yah!"ucapku tersenyum.
"Tuan anda tidak berfikir begitukan!"ucap Mimi memeluk ekornya.
"Entahlah!"ucapku tertawa.

Tet tet
Suara terompet keras terdengar
Menandahkan kalau perburuan sudah selesai.
Terlihat dari luar arena 4 orang turun dari kuda kuda mereka.
Dan memereka memegang bagian bagian tubuh dari mangsa mereka.
Dengan senyuman dan darah yang menetes mereka mendekat kearaku.
Dibelakang empat orang itu terdapat seorang pria berambut perak yang membawa karung Ghoni dengan banyak darah melekat pada karug itu.

"Azkhar!"ucap mereka berempat bersamaan.
Aku tersenyum
"Selamat datang semuanya, apa kalian menikmati perburuan kalian?"tanyaku tersenyum lebar.
Karug di buka dan terlihat sekertaris berambut coklat yang sudah sekarat itu.Banyak luka di tubuhnya.

Dia kehilangan lengan kanan dan daun telinga kirinya.
Perutnya terbelah dan terlihat beberapa usus besarnya.
Lalu 1 mata kanannya menghilang, dan 2 kakinya juga menghilang.
Darahnya juga menjadi hitam karna efek racun yang bereaksi.
"Ini luar biasa!"ucapku tersenyum kepada mereka.

"Jadi kalian boleh memperlihatkan hasil buruan kalian kepadaku!"ucapku tersenyum.
Empat orang itu melakukan apa yang kukatakan lalu berlutut tepat di hadapanku anak kesayangan mereka.
Ibuku mendapatkan 1 mata sekertaris.
Kakak Perempuanku mendapatkan sebagian usus besar dan dan telinga sekertaris.
Ayahku mendapatkan 2 paha dan secuil daging lain.

"Azkhar, kakak mendapatkan yang paling banyak!"ucap kak Delino tersenyum dengan wajah memerah.
Aku masih bisa merasakan darahnya yang membara.
Dia mendapatkan bagian kaki bawah sekertaris dan lengan yang hilang.
Lalu yang lebih luar biasa lagi, demi terlihat banyak.
Dia memotong motong bagian tubuh sekertaris yang ia dapatkan itu.
"Dia benar benar..... Gila!"
"Tuan?"tanya Mimi yang duduk di kepalaku sedikit menepukku.
Tanpa sadar aku tersenyum sembari menunjukan gigiku.
Aku merasa seakan kegembiraan masuk dari sel darahku.

"Yah kakak, kau membawakan ku begitu banyak hasil buruan mu!"ucapku tersenyum lebar.

Seorang pria berambut perak itu tetap berdiri di posisinya, ia mengamati hal di sekitarnya dan menyadari kalau pria yang ia pikir akan mudah di bunuh adalah monster sesungguhnya.
"Kakak boneka?"suara anak itu membuat dia begitu terkejut sampai membuat tubuhnya sedikit tersentak.
"A-ada apa tuan?"tanya pria itu dengan suara sedikit gagap .
Mata anak itu yang awalnya hitam tiba tiba berubah menjadi merah, mata yang tajam dan pekat itu menatapnya seperti aka menusuknya.

"Kenapa wajah kakak begitu pucat?, Apa kakak sakit?"tanya anak itu dengan suara lembut.
Tapi mata itu... Membuat pria berambut perak itu seakan tak bisa bernafas.

"Kakak ada apa?"anak itu perlahan melangkahkan kakinya mendekat.
Aura mencekam terus terasa dari anak itu dan membuat pria berambut perak itu kehilangan kesadarannya lagi.
"Saya sama sekali tidak sakit tuan!"senyuman terpapar di bibir pria yang sudah kembali ke dalam hipnosis itu.
"Begitukah, aku senang mendengarnya!"ucap anak itu tersenyum dengan mata tertutup.

___
Malam hari
Aku berbaring di kasur yang berada di kamar kakaku.
"Tuan, kenapa anda tiba tiba meminta saya hanya menunjukan aura membunuh anda kepada protagonis?"tanya Mimi yang berbaring di bantal ku.
"kesadaran protagonis kembali!"ucapku
"Begituka saya mengerti!"jawab Mimi.
"Azkhar apa kamu sudah menunggu lama?"tanya seorang pria  berusia 19 tahun itu
Tercium aroma sabun dan parfum yang begitu wangi namun tipis tipis aku mencium aroma yang kental.

"Kakak dari mana?"tanyaku
"Kakak?, Emh Baru saja menghabisi mangsa!"ucap kakak tersenyum.
Ia berjalan dan merangkak keatas kasur
Membaringkan kepalanya tepat di sampingku
"Sepertinya sekertaris itu sudah mati!"

"Ayo tidur, kau harus tidur cepat biar bisa tinggi!"ucap kak Delion menepuk punggungku.
"Emh..."ucapku mengangguk dan perlahan terlelap.

menyelesaikan misi malah dapat suami (BL)Where stories live. Discover now