35. Pertemuan azkhar dan Protagonis

426 46 4
                                    

____
Mobil berhenti di samping gedung organisasi yang akan kami tuju.
Kami turun disana.
"Aku akan membuka jalan, jadi kalian temukan keberadaan adik adik kita"ucapku keluar dari mobil di ikuti oleh ke empat orang lainya.
"Hati hati"ucap kak daven.
Aku mengangguk.
Lalu perlahan berpisa dengan ke empat kakakku.
Aku berjalan ke belakang tembok beton setinggi 2 M itu.
"Bukankah kau pikir sekarang boss sudah menjadi gila karna wanita?"terdengar suara dari salah satu orang orang yang sedang merokok di belakang gedung
"Benar, di lihat bagaimana pun wanita itu tidak bisa melakukan apa apa selain menangis"ucap salah satu orang lagi.
"Ceritamu sungguh menarik, jadi bolehka aku bertanya di mana boss kalian sekarang?"ucapku yang sudah berada di belakang salah satu dari mereka.
"Sia—srrraaak" katana panjang itu menembus perutnya sampai ke punggung.
"Sialan ada penyusup"ucap 3 orang lainnya mulai mengangkat pistol mereka.
Dor dor
Peluru itu segera menembus tubuh pria yang kujadikan perisai itu.

"Sepertinya kalian tidak akan memberitahu ku"ucapku mulai menggerakkan pedangku.
Entah kenapa sampai akhirnya 3 orang itu tidak menjawab, padahal aku sudah memotong mereka sebelum mati.

Duar
Terdengr suara keras dan beberapa suara tembakan dari gedung yang berbeda.
"Sepertinya kakakku sudah mulai "ucapku tersenyum sembari melepaskan tanganku dari mayat yang ku pegang.

Aku melihat gedung yang ada di hadapanku.
"Bukankah biasanya para last bos akan berada di lantai paling atas?"ucapku.
"Apa saya perlu mengeluarkan tali tuan?"tanya Mimi
"Untuk apa?"tanyaku.
"Untuk memanjat tembok"ucap Mimi
"Tidak perlu, aku ingin bermain sedikit"ucapku tersenyum.

"Baik saya mengerti"ucap Mimi perlahan menggunakan bentuk manusia dewasanya
"Kalau begitu izinkan saya membantu anda"ucap Mimi
"Terima kasih Mimi"ucapku tertawa
Lalu perlahan berjalan keara pintu yang terbuat dari kaca itu.
Aku membuka pintu.
Brak

"Hallo semuanya, selamat pagi"ucapku tersenyum.
Terlihat orang orang disana tampak bingung untuk sesaat lalu...
"Penyusup_teriakkan keras.
"Kalian berisik"ucap Mimi mulai menembakan senapan itu.
Peluru mulai keluar bagaikan air yang mengalir.

"Nice Mimi"ucapku menendang salah satu orang disana sembari menembakan pistol dengan tangan kiriku.

Dengan cepat akhirnya kami sampai di lantai 3.
Srrt
Aku membuka pintu dan sudah terlihat beberapa orang menunggu.
Dor dor dor.
Orang orang itu mulai jatuh satu persatu.
Srrrt
Akhirnya katanaku terjulur di leher seorang pria berambut Hitam dengan mata hijau tua.
"Siapa kau?, siapa yang mengirimmu"tanya pria itu menatap ke mataku.
"Seharusnya aku yang bertanya kenapa kau mengirim penyusup ke organisasi kami"ucapku mendekatkan bila tajam katana ke leher pria itu.
"Jangan bilang kau dari Febbian Family"ucap pria itu dengan mata melebar.

"Aku tanya lagi, siapa yang memerintahkan mu"ucapku
"Itu adalah karma kalian, beraninya kau menculik orangku"ucap pria itu tiba tiba.
"Menculik?, kami, menculik orangmu?"ucapku memiringkan kepalaku.
"Kalian mencoba memperkosa orangku, dan kau berpura pura tidak tahu dasar brengsek"teriak pria itu keras.
"Kalian menjual organ secara ilegal dan memperkosa para gadis!"teriak pria itu keras.

Brak
Mimi menendang wajah protagonis sampai kepalanya terbentur ke dinding.
"Kurang ajar itu ada batasnya"ucap Mimi perlahan mengangkat kakinya dari wajah protagonis.
Darah mulai mengucur dari hidung protagonis bersamaan dengan 2 gigi depan yang patah.
Brak
"Hentikaaaan"teriakan keras wanita terdengar sembari suara pintu terbuka.
Terlihat seorang gadis berambut ungu terang panjang dengan air mata yang banjir berada disana.

"Liam"ucap wanita itu berlari kesamping protagonis pria.
Lalu merentangkan tangannya seperti melindungi protagonis pria.
"Angelina, jangan kesini"teriak protagonis Liam.
"Kalian, apa yang kalian lakukan. Dasar orang jahat"teriak wanita itu keras padaku.
Badan wanita itu gemetar.
"Angelina cepat pergi disini berbahaya"ucap Liam.
"Tidak.... Jika aku pergi bagaimana denganmu"ucap wanita itu.
"Pergi cepat, kau kan terluka disini"ucap Liam
"Tidak tidak tidak, aku tidak mau"ucap Angelina.
Dor
Peluru panas menembus paha wanita yang memakai gaun one piece putih itu.
"Aghk—Aghkkkkkkkk"
"Angelinaa!"
"Apa drama kalian sudah selesai?, aku sudah mulai mengantuk sekarang"tanyaku memegang pistol dengan tangan kiriku.

"Kau... Beraninya kau"teriak Liam yang seperti mendapatkan kekuatan.
"Suaramu hanya mengotori telinga tuanku"teriak Mimi menghantamkan kepala pria itu ke dinding kembali dengan tangannya.
Krrtt
Mimi menginjak kaki kanan pria itu dengan sepatu boot berwarna pink yang keras sampai tulang betis protagonis patah.
"Aghhk"teriakan Liam terdengar.

Srrt
Aku memegang rambut ungu panjang itu.
"Aghkkk.lepaskan lepaskan aku"teriak wanita itu yang perlahan terseret.
"Apa yang kau lakukan bajingan, beraninya kau"teriak pria itu.
"Apa kau orang yang di sebut hampir di perkosa oleh Febbian Family?"ucapku melemparkan wanita itu kelantai.
"Aghlkkh"
"Angel...."
"Jangankan memperkosamu, aku saja tidak selerah makan jika melihat wajahmu"ucapku melihat wanita itu dengan jijik.
Dor
Aku menembak kaki kanan wanita itu dengan pistol di tanganku.
"Aghhhhkkkkkkk"
"Hentikaaaan....."
Dor
Perlahan aku menembak bagian tubuh wanita itu tanpa melukai bagian vitalnya

Tringg
Aku mengganti peluru kosong dengan peluru yang baru
Dor
"Aghhkkkkk"
Dor
Dor
Dor
"Hentikaaaan..., berhenti. Bunuh saja aku jangan sakiti dia"teriak Liam keras
"Aku akan membunuhmu tapi setelah wanita ini"ucapku mengganti peluruku lagi.

Dor
Dor
Darah mulai mengalir dari kedua paha dan kedua tangan yang di sarangi peluruku.
Bruk wanita itu roboh dengan kepala menghantam lantai.

Total peluru yah ku pakai untuk menghiasi wanita ini adalah 54 peluru.
Dengan 15 peluru di masing masing kaki dan 12 peluru di masing masing lengannya.
Tapi... Aku tidak mengenai vitalnya.
Terlihat air kencing yang keluar dari bawah rok wanita itu, bersamaan dengan air mata dan ingus yang mengalir di wajahnya.
"Mimi apa kau sudah selesai disana?"tanyaku melihat Mimi yang mengurus protagonis pria.
Terlihat kini pria itu itu sudah tak mampu bergerak lagi karna kedua kaki dan 1 tangannya di potong oleh Mimi.
"Saya sudah mengikuti perintah anda untuk tidak membunuhnya tuan"ucap Mimi yang memegang tangan yang belum di potong
"Kau tidak perlu memotong yang satu lagi"ucapku tersenyum.
Ket: Mimi di perintahkan untuk memotong bagian lutut dan bagian bawah kaki saja. Begitu juga dengan tangan, di potong dari siku.

"Merangkak la dengan tanganmu sekarang"ucapku tersenyum pada pria itu.
"Angelina"ucap pria itu perlahan merangkak seperti seekor anjing.
Darah terus keluar dari anggota tubuh yang baru saja di potong.
"Li...am"ucap angelina.
"Angelina, tenang aku akan kesana"ucap pria itu merangkak dan terpleset karna darahnya sendiri.
"Sudah cukup Liam..."ucap wanita itu lirih
"Terima kasih sudah mencintaiku"ucap wanita itu.
"Angelina apa yang kau katakan"ucap pria itu masih terus merangkak.
"Bukankah kita berjanji akan menikah, aku sudah membawa cincin itu"ucap pria itu mengambil sesuatu dari kantung pakaiannya.

Air mata membasahi wanita itu.
"Aku sangat senang Liam"ucap wanita itu
"Angelina"ucap Liam perlahan memegang tangan kiri Angelina.
Ket : posisi Liam itu merangkak kayak cacing berjalan maju, dan posisi Angelina disini terbaring di lantai dengan wajah menghadap ke Liam

"Mauka kau menikah denganku?"ucap pria itu
Terlihat senyuman di wajah wanita itu.
"Ya aku ma—srrrttt" kepala wanita itu seketika terputus.
Kepala wanita itu terangkat sekitar 5 cm dan berakhir menghantam dinding karna tendangan dari azkhar
"Gooooollll"teriak azkhar karna kepala wanita itu mengenai sebuah foto yang terdapat gambar 2 protagonis yang sedang tersenyum.
Prok.prok
"Tuan nice shoot"ucap Mimi bertepuk tangan.
"Angelinaaaaa......"

menyelesaikan misi malah dapat suami (BL)Where stories live. Discover now