17. Joshua

712 92 0
                                    

___
Jam 00:00
Ketika orang yang sudah tertidur pulas aku mulai bergerak sembari membawa bensin bensin itu.
"Mimi"ucapku
"Tenang tuan, saya sudah memastikan menambahkan stat untuk membuat rasa sakit yang mereka terima akan bertambah 20x lipat "ucap Mimi tersenyum.
"Bagus, mari kita dengar nyanyian mereka."ucapku
Menuangkan bensin keseluru mansion yang di gunakan keluarga Von Febbian.
Aku menuangkan bensin dengan menyeluruh tanpa meninggalkan satu inci pun, aroma bensin khas sudah memenuhi ruangan itu.

Clak
Aku membuka pintu kamar yang di tiduri oleh sepasang suami istri itu,
Menuangkan bensin melingkari tempat tidur mereka, lalu...
Crassh
Menuangkan bensin itu tepat ke atas tubuh suami istri itu.
Aku melangkah perlahan melewati lorong yang panjang. Dan akhirnya sampai di lantai pertama yang sudah ku baluri dengan bensin.
Aku mengadakan tanganku.
"Ini pematiknya tuan"ucap Mimi memberikan korek.
Aku menyalahkan korek kayu itu dan menjatuhkannya tepat keatas kumpulan bensin.
Bump

Api seketika langsung menyambar Kamana mana dengan cepat.
Teriakan teriakan mulai terdengar begitu jelas
Bahkan ada yang mencoba berlari, tapi mereka tidak akan bisa lari karna...
"Keluarkan, apa ini? Kenapa pintu ini tidak bisa dibuka?"
"Keluarkan siapapun tolong?"
"Mama mama"
"Papa aku takut aku takut"
"Aghkkkkk sakit sakitttt sakittt"

"Mamaa..... Mama...."
"Tolong buka pintu nya, buka pintunya"
Semua pintu dan jendela sudah di rapatkan dengan lem super kuat.

Tringg
"Anda sudah membunuh 1 orang"
Tring
"Anda sudah membunuh 2 orang"
Aku melangkah keluar dari pintu besar itu, sesuai permintaanku kepada ayah.
Tak ada seorangpun yang mendekat keara mansion yang terbakar hebat itu.

Trinngg
"Anda sudah membunuh 5 orang"
Api terus menyambar dan akan merobohkan mansion itu, tapi orang yang terbunuh hanya 5 orang.
"Siapa yang belum mati?"tanyaku melihat keara Mimi
"Sebentar tuan"ucap Mimi mencari dengan cepat
"Laure sudah,Jack sudah,Adella sudah, Robin sudah, Rowel juga sudah. Sisanya tinggal Joshua "ucap Mimi

"Apa kau yang membakar mereka?"tiba tiba terdengar suara cukup berat.
Aku membalik wajahku dan melihat ke belakangku, Terlihat pria berambut pirang dengan mata biru tua, dia memakai pakaian serba hitam yang tidak mencerminkan keluarga Von Febbian.
"Yah... Kau kenapa tidak didalam juga?, Aku ingin membakarmu juga"ucapku tersenyum melihat pria tinggi berusia 17 itu.
Wajah pria itu begitu datar dan dingin, tidak ada amarah ataupun rasa kebencian yang terpancar darinya.

"Emh.... Aku tidak ingin mati"jawab pria itu singkat.
"Kenapa kau terdiam?, Apa kau melihat sesuatu yang aneh dengan wajahku?"tanya dia menunjuk wajahnya.
"Tidak... Kupikir kau akan berteriak atau bahkan menangis sampai mengompol karna melihat keluargamu di bakar"ucapku masih menatap mansion.
"Untuk apa aku mengompol hanya karna melihat orang mati, bukankah kau melihat tadi aku urutan berapa di makan malam"ucap Joshua menunjuk dirinya.
Yah benar...

Ada 2 kursi yang kosong di saat perjamuan tadi, itu adalah kursi pertama....
Nama Joshua Von Febbian
Umur 17 tahun
Kelamin :pria
Total :35 pembunuhan

"Maaf.... Sepertinya karna kau tidak datang, ku pikir kau malah duduk di kursi ke 12. Karna kursi itu juga sama sama kosong."ucapku tersenyum.
"Pfft"tiba tiba Joshua tertawa sembari menatapku.
"Dengan begini sepertinya kau bisa naik ke peringkat 8, karna 2 orang di atasmu sudah tidak ada"ucap Joshua

Keluarga febbian adalah keluarga penuh misteri, layaknya keluarga biasa. Mereka saling bercengkrama dan tersenyum satu sama lain.
Tapi tidak semua senyum mereka itu nyata, sama seperti bangsawan umumnya yang bisa berkata kasar sembari tersenyum.
Keluarga febbian juga bisa saling membunuh tanpa perlu mendapatkan alasan, karna hukum Rimba berlaku di keluarga febbian ini.
"Huaah.... Aku mengantuk sekarang, ini sudah saatnya aku tidur"ucapku menguap.

"Kalau begitu selamat malam, semoga mimpi indah"ucap Joshua tersenyum.
"Yah... Kau juga selamat, karna akhirnya terbebas dari orang tua toxic yang menghancurkan hidupmu"ucapku mulai melangka.
"Ya.... Terima kasih atas hadianya, Azkhar Ous Febbian"jawab pria itu dari belakangku.
Aku tak berbalik dan terus melangkah kan kakiku yang gemetar.
Tubuh anak berusia 6 tahun ini sangat sangat lemah, dan secara alami memulai fase tidur begitu saja.
Tub
Perlahan aku terduduk di atas rumput itu, rasa kantuk menyerangku.

Tap tap
Terdengar sebuah langkah mendekat.
Terlihat pria dengan rambut hitam yang pudar, warna hitam pria itu mulai memudar dan berganti dengan warna perak ke Kuningan.
perlahan menggendong azkhar.
"Selamat malam, tuan mudah" suara pria itu terasa lembut dan hangat.
Pelukan pria itu membuat Azkhar semakin jatuh dalam tidurnya.

Seekor kelinci berwarna merah mudah duduk di atas kepala pria berambut perak yang sedang menggendong azkhar di punggungnya.
Tringgg
Sebuah layar berwarna ungu muncul di hadapan kelinci.

"
Pemberitahuan untuk Host : Azkhar Febbian
ID :0010016004.
Total : 5 orang dari 6 orang.
"
Tringgg
"
Penalti yang di berikan : Hukuman tingkat sedang.
Memulai proses hibernasi
"

Tringgg
"
Di putuskan:
Host Azkhar Febbian
ID :0010016004.
Waktu Hibernasi yang telah di tentukan : 11 Bulan 2 Minggu 5 hari
"

Tringgg
"
Memulai proses hibernasi—Selesai.
Host mulai memasuki hibernasi
"
Kepada:
Ss(support sistem) Mimi
ID: 0020
Status :L
Di sampai kepada SS Mimi untuk tetap berada di samping Host nya, untuk memastikan kesehatan host anda
"
"Baik nona kelinci"jawab Mimi yang melayang sembari menyentuh rambut hitam bergelombang anak itu.

Masa hibernasi dimulai.

menyelesaikan misi malah dapat suami (BL)Onde as histórias ganham vida. Descobre agora