27. johan

470 60 0
                                    

Azkhar masih duduk di tempat yang sama beberapa saat.
Lalu

Tringg
Sebuah layar berwarna merah muncul di hadapan azkhar.
Ia melirik sesaat lalu perlahan beranjak dari kursinya
"Mimi"ucap azkhar
Kelinci pink itu membuka layar berwarna ungu itu dan memasukan lukisan beserta alat alat lukis tuannya kedalam sistem penyimpanan.

"Sudah waktunya kita pulang"ucap azkhar tersenyum.
"Baik tuan"jawab Mimi duduk di bahu azkhar.
___
Malam hari
Azkhar berjalan memakai hodie berwarna putih dengan telinga kelinci, celana pendek selutut menghiasi kakinya.
Ia berjalan melewati sebuah gang yang lembab
Terdengar suara langkah kaki mengikutinya, tapi dia tetap berjalan tanpa jendi.
Lalu memakai tuduh hodienya.

Tak lama dia berjalan ia sampai di sebuah jalan buntuh.
"Padahal kalian bisa saja menyerangku sejak tadi"ucap azkhar menurunkan tudungnya.
Azkhar berbalik dan melihat 2 orang berpakaian hitam yang memegang pisau dan pistol di tangan mereka masing masing.
"Sepertinya kalian sama bodohnya dengan pemimpin kalian"ucap azkhar mengeluarkan katanya dari sistem penyimpanan.
"Apa darimana dia mengeluarkannya?"ucap salah satu orang itu kaget.

"Kenapa kau diam saja, tembak dia"teriak temannya mulai mengangkat pistolnya.
Peluru mulai berterbangan.
Tepat saat peluru itu akan mengenai azkhar.
"Mimi, Shield"ucap azkhar
Brrt

Tiba tiba peluru itu berhenti seperti menabrak sesuatu lalu terjatuh.
"Tunggu?, apa kenapa tiba tiba pelurunya berhenti"teriak salah satu.
"Aku tidak tahu"teriak pria satunya terus menembak.
Tapi peluru itu masih tak bisa mengenai azkhar.
Seperti ada sesuatu yang terlihat melindungi azkhar.
Padahal azkhar sama sekali tak menggerakan tubuhnya.

Perlahan azkhar mulai mengeluarkan katana itu dari sarungnya.
Ia mengambil kuda kuda di mana kaki kanannya berada di belakang.
Lalu
Srrt
Dengan cepat ia melesat, dan menebas kedua kepala pria itu tanpa mereka sadari.

"Selamat atas kerja kerasnya tuan"ucap Seorang pria berambut pink dengan mata hijau mudah membawa 3 mayat dengan perut yang berlubang.
Terlihat banyak bercak darah di tangan dan wajah Mimi yang tampan.
"Kau juga, kerja bagus Mimi"ucap azkhar tersenyum lalu menyarungkan katananya kembali.

Tringgg
"
Selamat anda sudah membunuh 5 orang dari 5
Misi :Bunuh orang orang yang perna melakukan kekerasan Kepada SML(5/5)
Hadia = +20 tahun umur jiwa
Selesaikan dalam waktu 1 Minggu -telah selesai
"

Tringgg
"
Pembaruan
- Misi baru : gagalkan percobaan bunuh diri adik SML Johan Ernest.
Hadia = + 10 tahun umur jiwa.

Batas waktu 3 hari
"

"Mimi"ucapku
Mimi membuka layar berwarna merah.
"Di novel aslinya, sang adik memang mati karna kecelakaan. Namun di hati terdalamnya terpedam keinginan untuk bunuh diri karna perundungan yang ia dapatkan dari teman dan gurunya sendiri di sekolah"ucap Mimi

"Jadi kemungkinan besar meskipun cerita versi author dan versi penggemar berbeda, sebuah partikel yang menyangkut adegan penting tidak akan dirubah"ucap Mimi.
"Jadi maksudmu, 3 anak itu akan mati juga di novel versi penggemar"ucapku.

"Ya tuan"ucap Mimi.
"Haaah"aku merasa cukup kesal dengan pengaturan novel ini.
"Entah itu pnggemar dan author selalu memaksakan keinginannya sendiri. Persetan dengan hak cipta"ucap ku kesal.

"Lagi lagi sebuah perundungan membuat anak anak di bawah umur mengambil sebuah keputusan yang tergesa gesa. Kenapa para guru malah juga ikut merundung nya"ucapku semakin kesal.

"Karna mereka tidak ingin kehilangan muka kepada para sponsor yang menyokong sekolah tetap bertahan. Jadi dari pada kehilangan penyokong mereka lebih memilih berada di sisi yang menguntungkan "ucap Mimi.
"Entah dimanapun pada akhirnya yang kaya lah yang berkuasa"ucapku.

"Baiklah, mari kita pergi sekarang"ucapku berjalan.
"Baik tuan"ucap Mimi beruba menjadi kelinci pink kembali dan duduk di bahuku.
Perlahan kepala dari masing masing mayat itu menghilang.
___
"Tuan"terdengar suara teriakan seorang pria berpakaian merah bertato itu.
Ia menggeprak pintu dengan keras dan melihat ketuanya yang sedang duduk sembari bermain dengan beberapa wanita.
"Ada apa?, kenapa kau menggangguku"ucap pria yang memiliki tato di pelipisnya itu
"Tolong... Tolong lihat keluar, ada sebuah kotak yang di kirimkan untuk anda"ucap pria yang menyampaikan pesan.
"Ya tinggal di buka saja, kenapa kau begitu serius"ucap ketua itu.
"Kotak itu mengeluarkan bau darah"ucap pria penyampai pesan.

Seketika ketua itu berdiri dan berjalan dengan kemeja yang masih setengah terbuka.
Saat ia sampai di luar gedung, terlihat 5 buah kotak cukup besar.
Tercium bau darah yang pekat.
Kotak merah yang di hiasi indah dengan pita hijau di atasnya dengan tulisan.
"Happy birthday"

Dia mengangkat sala satu kotak itu, tis tis sesuatu mulai menetes keluar
Srraaak lalu merobek kotak dengan keras
Bruk sesuatu terjatuh dan menimpah kaki ketua tsb.
Perlahan benda itu menggelinding ke ara cahaya lampu dan terlihat sebuah kepala dengan mata terbuka dan lidah terjulur.
"Ern"ucap salah satu dari mereka.
Mata ketua itu mengeryit,
"Buka semua kotaknya"ucap dia

Saat semua kotak di buka dan terlihat kepala kepala lain dari dalam kotak.
"Siapa?"ucap ketua menunduk.
"Siapa yang berani melakukan ini semuaaa"Amara terlihat memuncak dari wajah pria itu.

Terlihat pria berambut hitam yang memakai tudung dengan telinga kelinci itu duduk di atas gedung tempat markas para rentenir itu
karna membelakangi cahaya wajah sama sekali tak terlihat dan hanya menonjolkan warna merah pekat dari matanya.

"Apa kau suka hadianya tuan"ucap azkhar tertawa.
Mata ketua itu langsung bergerak cepat dan melihat keara suara.
Tapi saat dia melihat sosok azkhar sudah menghilang dari sana.
____
Dirumah
Sebuah portal berwarna ungu muncul.
Srrek
Azkhar dan Mimi keluar dari portal itu dan masuk kedalam ruangan lukisnya.
Azkhar berjalan keluar dari ruangan dan melewati sebuah cermin, terlihat pakaian putihnya sudah di penuhi dengan noda darah.

"Padahal aku sangat menyukainya"ucap azkhar membuang membuang pakaiannya ke tong sampah.
Lalu masuk kedalam kamar mandi, ia membersihkan tubuhnya dari serpihan serpihan darah yang mengenai kulitnya.
Lalu srrt ia berendam di air hangat didalam bathup
"Uwaa rasanya enak"ucap kelinci pink yang berendam di sebuah baskom berisi air hangat.
"Bagaimana?, apa suhu airnya pas?"tanyaku melihat Mimi yang Berendam dengan handuk kepalanya.
"Emh ini sangat enak...."ucap Mimi yang terlihat seakan akan meleleh.

"Pfft heheh, Mimi kau seperti akan meleleh"ucapku tertawa.
Srrrt
Tiba tiba Mimi benar benar meleleh.
"Pa-nas"ucap Mimi perlahan tenggelam.
"MIMI......"
____
Keesokan harinya
Aku duduk di tempat yang sama seperti sebelumnya sembari memegang kanvas yang sudah jadi.
Perlahan seorang anak SMA mendekatiku.
"Kau berada di sini lagi, tuan"ucap Johan padaku.
"Yah. Aku menunggumu lewat"ucap azkhar tersenyum
"Menungguku?"tanya Johan bingung.
"Ambillah"ucapku memberikan lukisan itu.

"Woow, anda sangat hebat"ucap Johan memegang lukisan itu
"Tapi... Bukankah ini terlalu berlebihan, anda sudah bekerja keras dengan lukisan ini"ucpa Johan.
"Ambil saja, aku ingin kau memilikinya"jawabku tersenyum.

"Lukisan itu sudah sampai di tanganmu jadi aku akan pergi sekarang"ucapku berdiri dari kursi.
"Tunggu kak"ucap Johan memegang tanganku.
"Emh?, kenapa?"tanyaku
"Vino dan lean sejak kemarin ingin bermain dengan anda. Kakak juga bilang untuk mengundang anda keruma. Jika anda tidak keberatan -"aku tidak keberatan"ucapku memotong kata kata Johan.

Terlihat senyuman yang lebar di wajah Johan.
"Biarkan aku membawakan tas mu"ucap Johan bersemangat.
"Tidak perlu, tunjukan saja jalannya"ucapku tersenyum sembari menepuk anak berambut coklat di hadapanku ini.
Dia mengangguk bersemangat dan mulai berjalan.
Kami berjalan melewati beberapa gang, hingga sampai di sebuah rumah yang memiliki pagar terbuat dari beton.

Perlahan Johan membuka pagar dan masuk.
Terlihat sebuah rumah bertingkat 1 yang cukup tua, mereka memiliki lahan pertanian kecil di ujung berdempetan dengan pagar.
"Apa yang kalian tanam disana?'tanyaku
"Apa anda mau melihatnya?"tanya Johan menarik tanganku dan mendekat keara pertanian kecil tsb.
"Kami menanam beberapa sawi, lobak dan kentang untuk persiapan musim dingin"ucap Johan.
"Karna kakak kami selalu bekerja sampai larut dia sering lupa untuk membeli lauk pangan, jadi aku dan kedua adikku mulai menanam dari bibit sisa yang kami dapatkan dari para petani disekitar sini"ucap Johan tersenyum

menyelesaikan misi malah dapat suami (BL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang