14.

886 102 0
                                    

___
Dari  lantai 2 mansion.
Seorang pria berambut hitam dengan mata merahnya menatap tepat keara rumah kaca dari jendela.
"Seperti biasa, keluarga von mencari gara gara lagi dengan keluargamu ya, Delino!"ucap seorang pria dengan rambut merah tebal.
"Oh... Heron, tumben sekali kau mau datang ke pertemuan keluarga!"ucap kakak yang tetap melihat jendela.
Pria berambut merah dengan mata kekuningan ini bernama Heron Arm Febbian anak kedua dari keluarga Arm.
Ia memakai pakaian perpaduan warna putih dan ungu.
"Aku dengar dari kakakku, kalau pertemuan tahun lalu begitu berkesan karna adik seseorang. Jadi aku juga ingin melihat adik itu!"ucap Heron tersenyum dengan mata tertutup.
"Kau masih licik seperti biasanya, Heron!"ucap kak Delion.

"Hahah terima kasih atas pujiannya!"ucap Heron tertawa.
"Dimana adikmu?"tanya kak Delion.
"Dia sekarang bersama para gadis termasuk adikmu!"ucap Heron.
___
Di rumah kaca yang berbeda dari rumah kaca para menantu, disana adalah tempat berkumpulnya para gadis berumur 10 tahun ke atas.
Mereka akan menikmati teh mereka sembari berbalas sapaan.
Didalam rumah kaca itu terdapat 3 meja bundar tempat para gadis. Setiap meja di isi oleh 2-3 gadis dari masing masing keluarga.

"Sluurp, hei ellena!"ucap seorang gadis berambut coklat dengan mata merah menurunkan tehnya.
"Kudengar kau memiliki adik yang begitu lucu, apa itu benar?"tanya wanita bernama Jessica Arm Febbian itu.
Gadis itu memiliki wajah yang cantik dengan gaun ungu tua yang menguasai hampir seluru gaun dengan beberapa bercak putih di bagian pita dan antingnya.

"Yah.... Dia adikku yang paling manis!"ucap wanita yang memakai pakaian serba hitam itu. Matanya yang merah begitu cocok dengan anting merah pekat itu.
Ia memakai high heels setinggi 3 cm dengan warna hitam pekat dan kaos kaki transparan berwarna merah dengan motif Rose.
"Sepertinya kau begitu bangga pada adikmu itu, memang dia bisa apa?"tanya Jessica pada kakak.
"Dia bisa segalanya, terutama meluluhkan hati ayah!"ucap kak ellena menegak teh hitamnya.

"Tapi....!"kak ellena berhenti.
"Tapi, apa?"tanya Jessica.
"Yah aku sedikit khawatir, sekarang dia lebih sering bermain dengan bonekanya dengan ku. Jadi aku sediki kesepian!"ucap ellena menyentuh dagunya.
"Haaah, sama seperti adikku!"ucap Jessica menghela nafas.
"Adik kecilku sekarang lebih suka membaca daripada bermain denganku. Lain kali jika kau berkunjung kerumah bawah adik kecilmu itu ellena!"ucap Jessica bersemangat.
"Emh yah akan ku lakukan!"ucap ellena tersenyum.

___
Dan sekarang aku duduk di pangkuan kakak boneka sembari memakan kue coklat hitam yang terasa pahit itu.
"Seperti ku duga, sepertinya keluarga Ous dan arm tidak memiliki permusuhan!"
Aku menatap layar di hadapanku yang menunjukan interaksi kakak kakakku dengan keluarga Arm.
"Lalu adik yang di katakan Jessica itu?"
Mimi menggeser layar terlihat pria berambut coklat dengan mata merah.
"Anak bungsu keluarga Arm Filiphs arm febbian, usianya hanya 1 tahun lebih tua dari anda. Sifatnya pendiam dan sedikit misterius!"ucap Mimi membaca.
"Sepertinya dia tidak ikut yah pertemuan kali ini"
"Benar tuan, dia menghabiskan lebih banyak waktunya di perpustakaan keluarannya dari pada keluar!"ucap Mimi lagi
"Sepertinya tidak ada yang bisa kulakukan selain pergi secara langsung kerumahnya!"ucapku pelan.

"Kakak boneka!"ucapku menjulurkan kue kering di tanganku keara mulutnya.
Ia melahapnya dengan lancar dan menelannya.
Masih banyak hal yang perlu kulakukan, sebelum membuat rekan mencega eksekusi keluarga Ous. Sepertinya aku harus mencari pengkhianat yang membocorkan identitas protagonis terlebih dahulu.

"Kakak suka?"tanyaku menatap keatas.
Dia memperlihatkan senyuman padaku.
"Heheh!"aku hanya tertawa lalu mendaratkan kecupan di pipi kiri protagonis.

Acara pertemuan akan di akhiri dengan makan bersama seluru keluarga febbian.
____
Malam yang gelap dengan beberapa bintang di langit, terdapat 3 meja panjang yang ada di aula.
Meja pertama di khusukan untuk para kepala keluarga
Meja kedua untuk para menantu
Dan meja ketiga di isi oleh para anak anak yang berada di antara meja menantu dan kepala keluarga.

Setiap kursi di urutan dari berapa banyak orang yang sudah mereka bunuh, jika kasus pembunuhannya masih 0. Maka ia akan duduk di kursi paling ujung dan terasingkan.
Karna satu anak dari keluarga Arm tidak datang hanya ada 12 anak yang duduk di meja khusus untuk anak.

Aku duduk di posisi ke 11, meski belum membunuh siapapun aku berkontribusi atas pembunuhan beberapa orang, meskipun yang ku berikan hanya secuil informasi saja.
Posisi tiga dan lima  adalah anak dari keluarga Arm dan tempat kedua adalah anak dari keluarga Ous.
Kak ellena berada di urutan ke 7.

"Ku dengar hari ini ada seorang anak tak tahu diri yang menyakiti adikku!"seorang pria berambut pirang yang duduk di posisi 6.
dengan pakaian berwarna biru dan putih angkat bicara sembari memotong steaknya.
Dari pakaiannya dia adalah salah satu keluarga Von.
"Mimi siapa dia?"gumamku
"Namanya Robin Von Febbian anak Kedua dari keluarga Von."ucap Mimi.
"Oh anak tak tahu diri, siapa itu?"ucap kak Delion yang sedang memakan seledri di piringnya.
"Entahlah, siapa yang tahu?"ucap Robin denga wajah menyebalkan yang seakan ingin meminta di tampar.

"Kupikir sebagai kakak, kau seharusnya tahu siapa itu kan... Ellena!"ucap seorang wanita dengan rambut pirang yang merupakan anak ke 3 dari keluarga Von.
Dia duduk di posisi 8.
"Emh, apa yang kau katakan Bella, aku juga tidak mengerti apa maksudnya?"ucap kakak tersenyum.

"Aku juga tidak tahu anak tidak tahu diri mana yang kau bahas disini!"ucapku mulai berbicara.
"Aku benci melihat sesuatu dirusak, apalagi sesuatu yang indah. Tapi semua perasaan benciku itu muncul setelah melihat adikmu. Apa salah jika aku menyingkirkan sesuatu yang kubenci?"tanyaku tersenyum.
"Sepertiaj keluarga Ous tidak perna memperhatikan anaknya yah sampai sampai tidak mampu memperbaiki sopan santunnya?"ucap kepala keluarga Von yang berada tepat di belakangku. (Posisi keempat).
Ayah hanya diam sembari memakan makanannya
"Heeeh, sifat seperti apa yang paman maksud?"ucapku tersenyum.
"Sifat mudah menangis yang langsung memeluk kaki ibunya saat terkena sebuah batu krikil atau bagaimana?"tanyaku sedikit tertawa.
"Apa yang kau tertawakan?"tanya paman pertama padaku.
"Tidak ada, aku hanya berfikir.... Berapa penakutnya anakmu!"ucapku tersenyum.

"Dasar parasit kecil!"ucap paman pertama berteriak.
"Sekali kau menyentuh anakku, aku bersumpah akan membunuh seluru keluarga Von malam ini juga!"ucap ayah sembabari mengangkat pisau makannya.
"Sehebat apa anakmu sampai bisa mengoreksi sopan santun anakku?, Apa dia perna membuat siasat balas dendam?. Atau mungkin membuat sebuah permainan potong memotong?"tanya ayah duduk di kursi posisi pertama.
"Apa kau lupa tentang peraturan keluarga Febbian, Jack?, Yang terkuat dalam analisis dan siasat adalah yang paling berkuasa!"ucap ayah menusuk daging di piringnya.

Paman pertama tak mampu berkata kata lagi.
"Dasa–"apa kau masih tidak menyadari posisimu sekarang Jack?"ucap pria berambut merah dengan mata coklat yang duduk di posisi 2 itu.
Dia mengenakan jas lengkap dengan peraduan warna merah dan putih. Dia tinggi semampai dan begitu berwibawa.
Anak pertama kakek dengan istri keduanya.
Paman kedua Justine Lan Febbian.
"Justine, kau...!"ucap paman pertama melotot

"Aku sudah tidak memiliki nafsu makan!"ucap paman kedua mengelap mulutnya dengan sapu tangan
Paman kedua menaru peralatan makan dengan posisi (x), itu adalah isyarat biasa saat kita menyelesaikan makan.
Tapi....
Berbeda jika itu berada dalam keluarga Febbian.
Menyilangkan peralatan makan di atas piring memiliki arti permusuhan dalam keluarga febbian.
Dan musuh yang dimaksud adalah orang yang di tunjuk oleh ada pisau itu.
Dan sekarang ujung lancip pisau itu tela menunjuk keara kiri di hadapannya, yang tepat langsung menunjuk keara Jack Von Febbian yaitu paman pertama.

"Begituya kau menunjukan permusuhan kepadaku?, Tapi memangnya kau punya apa?"tanya paman pertama tertawa dengan menunjukan giginya
"Kau hanya memiliki bisnis saja, tapi.... Kau sama sekali tak memiliki anak!"ucap paman pertama dengan tawa.
"Jack...!"ucap paman kedua menatap paman Jack

menyelesaikan misi malah dapat suami (BL)Where stories live. Discover now