3. kopi yang manis

1.7K 156 0
                                    

"Kelas kami juga sudah selesai, kami berencana ingin pergi ke cafe yang baru buka hari ini. Apa kau mau ikut?"ucap Velix
"Ah sepertinya aku tidak perlu"ucapku tersenyum
Grub Velix menggenggam tangan kiriku
"Azkhar ayolah, setela masuk kuliah kita sama sekali tak memiliki waktu untuk bermain. Ayo ikut yah kali ini saja"ucap Velix dengan mata berbinar binar.
"Hahah, ah benar kita akan menggunakan apa kesana?"tanyaku tersenyum
"Ah soal itu kau tak perlu pusing. Leon membawa mobil jadi kita akan pergi dengan mobil Leon. Tidak apa apakan mengajak azkhar"ucap Velix melihat keara Leon.
"Haha tidak perlu lah Velix, aku pasti hanya menganggu kalian"ucapku menggaruk kepalaku.
"Tidak, itu tidak benar. Lebih ramai lebih baik benarkan Leon?"ucap Velix dengan tatapan polos dan tidak peka.
"Haha tentu"jawab Leon tersenyum.
"Ah gawat itu bukan senyuman persetujuan yang ku ketahui" aku memalingkan wajahku.

"Hahah sudah di putuskan ayo pergiii"ucap Velix menarikku.
Kami berjalan didepan dengan Leon mengiringi kami.
Sesekali aku melihat kebelakang untuk melihat ekpresi yang diberikan oleh Leon.
Tapi itu sangat mengerikan.
Saat di mobil juga suasananya malah semakin mencekam
Puing
Seekor kelinci berpakaian yang berjalan dengan 2 kaki muncul.
"Tuan semangat, tuan tolong semangaaaat"ucap Mimi yang memegang rumbai rumbai.
Grub
Aku memegang Mimi
"Ahhh Mimi memang anak yang baik"ucapku mengelus kelinci itu.
___
10 menit perjalanan dari kampus ke cafe di penuhi dengan keheningan dan ketakutan.
Akhirnya aku bebas dari kurungan itu.
Saat kami sampai Cafe sudah cukup ramai.
"Mau duduk didalam atau di luar?"tanya Leon
"Emh di luar terlalu panas, lebih baik didalam saja"ucap Velix.
Aku tidak ingin menyelah percakapan antara pasangan jadi lebih baik aku diam dan menikmati saja.

Slurrrp
"Ah mantap"gumamku meminum air yang sudah di siapkan.
"Apa kalian sudah memikirkan pesanan kalian?"tanya Velix.
"Emh aku sudah"jawab Leon tersenyum.
"Aku juga sudah"jawbaku
"Azkhar kau pasti memesan Dessert Blubery,Pancake madu dan cold Matcha kan"ucap Velix menyentuh pipiku.
"Emh yah, kalau tidak ada Blueberry kau bisa pesankan Dess–"Dessert Rassbery atau Dessert kacang almond kan"ucap Velix memotong kata kata ku.
"Uhm sepertinya kau mengingatnya dengan baik yah"ucapku tertawa.
"Kalau Leon pesan apa?"tanya Velix.
"Eh apa?, Dia tidak pergi kesana bersama Velix?"

Jika Velix pergi maka aku hanya akan duduk berduaan bersama dengan Leon. Yang berarti perang dingin...
"Ah Velix biarkan aku saja yang memesan kau tetap disini yah"ucapku langsung berdiri.
"Eh tapi apa kau tau pesananku?"tanya Velix
"Dessert Coklat dan Coffe americano lalu untuk Leon Coffe tanpa susu dengan tambahan krim kocok kan. Kalau begitu aku pergiii"ucapku berlari
Akhirnya aku bisa kabur, jika saja aku salah langkah perang dingin dengan Leon akan terjadi.
"Hah terjebak dalam hubungan orang lain itu benar benar melelahkan"ucapku yang bersandar di etalase kue.
"Tuan anda sudah melakukannya dengan baik"ucap Mimi.
"Hiks hiks Mimi kau adalah yang terbaik"ucapku
"Anu permisi, tuan pelanggan?"tanya seseorang mengetuk kaca di atasku.
"Ah maaf"ucapku langsung berdiri.
Terlihat seorang pria berambut biru tua dengan mata biru mudah.

"Saya ingin pesan Dessert coklat, Coffe americano,Coffe tanpa susu dengan tambahan krim kocok. Lalu Dessert blueberry,Honey Pancake dan Coffe Matcha "ucapku
"Ah maaf tuan pelanggan kami kehabisan Dessert Blueberry dan Honey Pancake. Apa anda ingin Dessert yang lain saja?"tanya Pria itu mengerutkan alisnya.
"Emh Dessert ini, aku belum perna melihatnya di tokoh tokoh lain"ucapku sembari menunjuk dessert berwarna putih dengan beberapa parutan coklat di atasnya yang memiliki stok paling banyak.
"Ini adalah Dessert original tokoh kami. Karna bahan yang digunakan adalah kelopak mawar putih yang di ekstrak dan di jadikan krim. Dessert ini bernama White Rose"jawab pria itu tersenyum.
"Nama yang bagus. Kalau begitu aku mau itu 2 potong yah"ucapku tersenyum.

"Ini adalah pesanan anda"ucap pria itu memberi nampan cukup besar.
"Baiklah"jawabku
"Mimi"ucapku berjalan
"Yah tuan ada yang bisa saya bantu?"ucap Mimi duduk di kepalaku.
"Tolong perlihatkan biodata karakter tadi"ucapku
"Baik tuan"jawab Mimi
Srrung

"
Biodata
Nama :Den Bosch
Umur :27 tahun
Gender :Beta pria
Tinggi :182 cm
Sifat :Baik dan pemaaf serta naif
Meninggal pada usianya ke 28 tahun"
"Meninggal apa dia sakit?"tanyaku
"Tidak tuan, dia bunuh diri"jawab Mimi membuatku tercengang.
Pria yang begitu periang itu bunuh diri.

Aku duduk di kursi.
"Coffe kalian sudah sampai tuan tuan"ucapku tertawa.
Aku duduk berhadapan dengan Velix.
"Uwaa enak, tapi Azkhar bukanka Dessert itu berbeda dengan apa yang ingin kau pesan tadi?"ucap Velix
"Mereka kehabisan stok Dessert yang kuinginkan jadi aku memesan yang lain"ucapku tersenyum
"Apa kau mau mencobanya?"tanyaku tertawa.
__

"Uhmm enaknya. Itu tadi sangat enak"ucap ku dan Velix bersamaan.
"Eh sudah jam 4 sore, gawat aku lupa aku punya konsultasi dengan dosen sore ini"ucap Velix berdiri
"Eh tapi tidak baik meninggalkanmu sendirian"ucap Velix kebingungan
"Hahah kau bisa pergi, aku akan kembali kerumah"ucapku tersenyum
"Eh apa kau serius. Setidaknya biar kan Leon mengantarmu sampai halte"ucap Velix
"Tidak perlu, lalu kau harus cepat kan. Pergila jika kau telat kau akan di amuk oleh Frofesor Briend lho"ucapku
"Aaahghhk jangan menakutiku membayangkannya saja sudah membuatku takut"ucap Velix
_
Akhirnya setelah bujukan cukup lama Velix dan Leon kembali ke kampus.
Grrgrk
Suara petir mulai bergemuru
"Aah gawat sepertinya akan hujan. Aku harus cepat"ucapku keluar dari tokoh
Tapi baru beberapa langkah aku berjalan hujan deras langsung turun dengan mengguyur tubuhku.
Aku mengambil hp dari kantungku dan menelpon Deni.
"Hallo Deni"ucapku
"Apa yang sedang kau lakukan, apa kau masih di perpustakaan?"tanyaku
"Ah begitu, tidak aku ingin minta bantuanmu. Sepertinya aku meninggalkan buku paket ku di kelas tadi. Bisakah kau simpan dulu. Aku akan mengambilnya besok. Yah tentu saja. Hahah hei bodoh aku tidak seperti mu yang meninggalkan teman karna seorang pria cantik. Hahah aku bercanda bercanda, baiklah dah"ucapku mematikan panggilan.

"Tuan kenapa anda tidak meminta bantuan pada Teman anda tadi?"tanya Mimi
"Hahah bukanka kurang sopan menganggu sepasang kekasih yang sedang jatuh cinta. Aku yakin hujannya pasti akan berhenti"ucapku tertawa
Tapi.. yah
"Aaah kapan hujannya akan berhentiii"teriakku
Matahari sudah terbenam sejak beberapa saat yang lalu, bukannya meredah hujan malah semakin deras setiap detiknya.
Jika aku lari bisa saja tadi aku sudah sampai, tapi kenapa   malah aku terus diam saja disini. Benar benar membingungkan

Cling
Suara lonceng pintu terdengar
"Anu permisi tuan"ucap suara dari belakangku
"Ah kau pria yang tadi, ah apa aku menghalangi tokohmu untuk berjualan. Aku akan pergi jika begitu"ucapku berjalan
Grat tanganku tertahan
"Saya, bukan itu yang ingin kukatakan. Kau sudah 2 jam berdiri di luar. Cuaca dingin dan kau juga basah. Jika kau berkenan kau bisa masuk dan menikmati beberapa cangkir Coffe hangat sekaligus mengeringkan tubuh didalam"ucap pria itu.
Suaranya begitu lembut dengan tatapan wajah yang sangat lembut.
Suara dan wajahnya membuatku melupakan fakta kalau dia akan mati karna bunuh diri tahun depan.
"Baiklah kalau begitu, aku tidak akan sungkan"ucapku tertawa.
__
"Terima kasih yah sudah meminjamkan aku handuk dan pakaian"ucapku tersenyum.
"Tidak tidak perlu merasa sungkan, selain itu. Pakaian dan handuk adalah pemberian dari tokoh."jawab nya
"Begitukah emh tapi semua hal perlu di syukuri"ucapku tertawa.
"Emh benar"jawab dia juga ikut tersenyum.
Aku menyeruput kopi panas itu.
"Ini benar benar mehangatkan.
Rasanya juga manis.

menyelesaikan misi malah dapat suami (BL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang