🥀MDW-Ikatan Perasaan🥀

787 24 10
                                    

Sementara itu, para warga berkerumun mengelilingi Lily yang masih tengkurap di jalan raya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sementara itu, para warga berkerumun mengelilingi Lily yang masih tengkurap di jalan raya. Darah mengalir deras di kepalanya, cairan kental berwarna merah tersebut menyatu dengan genangan air hujan. Rambutnya yang basah kuyup menutupi wajahnya. Tubuh wanita itu juga tampak memprihatinkan, kedua kakinya juga berdarah.

"Jangan disentuh! Tunggu polisi dan pihak rumah sakit datang," ucap salah satu pria yang memakai seragam guru, dengan cepat memperingati para bapak-bapak yang ingin membantu Lily.

Mereka saling menatap satu sama lain, merasa bingung, karena niat membantu malah dihentikan. Tetapi, mereka hanya menganggukkan kepala. Tak lama kemudian, bunyi ambulans dan sirene polisi terdengar beriringan. Pihak rumah sakit, segera meletakkan Lily ke atas brankar. Separuh wajah wanita itu tampak dilumuri darah. Bibirnya pun juga terlihat pecah, begitu memprihatinkan. Orang-orang yang lewat di jalan tersebut ada yang muntah karena tidak kuat mencium darah yang sangat menyengat.

Polisi segera mengolah TKP, saat hujan berhenti turun. Mereka memasangkan garis kuning yang mengelilingi tempat dimana Lily terkapar tadi, agar tidak ada seseorang yang melewatinya. Darah tersebut masih menempel di jalanan yang masih lembab.

Di dalam mobil ambulans, guru laki-laki tadi mengambil ponsel dari dalam tas kecil Lily yang sobek. Meskipun benda pipih itu retak, beruntung masih bisa hidup, ia bisa bernapas lega karena ponsel tidak menggunakan pola kunci atau kata sandi. Guru itu pun dengan cepat mencari nama kontak seseorang, sampai ia menemukan nama 'Ayah' yang tertera paling atas di kontaknya.

Tanpa basa-basi, ia langsung melakukan pemanggilan. Satu kali panggil, tidak ada jawaban. Dua kali panggil, baru terdengar suara seorang pria yang menyahut.

"Ya, Nak? Ada apa?"

Di lain tempat, Ethan sedang duduk bersantai di kursi kayu panjang, bersama dengan sang istri, Bella. Sepasang suami-istri paruh baya itu lagi menikmati teh hangat bersama, sambil memakan camilan ringan, di teras rumah mereka.

"Maaf, Pak. Sebelumnya perkenalkan nama saya 'zayn', saya cuma mau mengabarkan kalau anak bapak mengalami kecelakaan. Sekarang, kami dalam perjalanan menuju rumah sakit 'Mekar Indah'."

Ethan yang lagi memegang secangkir teh di tangan kirinya langsung terjatuh begitu saja. Cangkir keramik itu pecah berkeping-keping di lantai, membuat Bella kaget dan mengusap dada dengan khawatir sekaligus menjadi panik. Ia menatap raut wajah sang suami yang berubah menjadi pucat, penuh tegang dan ketakutan, terlihat jelas dari tangannya yang bergetar.

"Ada apa? Apa yang terjadi?!" Bella ikutan pucat, ia menggoyangkan paha suaminya agar cepat memberitahukan kabar kepada dirinya.

Ethan menelan ludah dengan bersusah payah, kedua matanya tampak merah menahan air mata. Ia menoleh ke samping, menatap wajah istrinya yang terlihat sangat cemas. Entah bagaimana jadinya, jika ia mengatakan hal yang sebenarnya terjadi, sedang menimpa anak satu-satunya mereka.

My Doll Wife [End]✓Where stories live. Discover now