🥀MDW-Pembantu Rumah🥀

597 31 0
                                    

"Terimakasih Em, sorry, karena sudah merepotkanmu," ucap Gave, sehabis menyantap makanan yang di bawakan oleh Emily dari restaurant-nya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terimakasih Em, sorry, karena sudah merepotkanmu," ucap Gave, sehabis menyantap makanan yang di bawakan oleh Emily dari restaurant-nya sendiri.

Kini, mereka berdua sedang duduk di sofa minimalis. Dimana, ada meja kaca yang berada di depan mereka duduk. Diatasnya terdapat vas bunga plastik, serta dua cangkir teh hangat.

"Sama-sama, emangnya tadi pagi kesiangan, ya, jadi tidak sempat makan?" tanya wanita berambut pendek sebahu, dengan memakai kaca mata minus tersebut.

"Hm, iya," jawab Gave berbohong. Emily memang sahabatnya, tetapi ia tidak mau memberitahukan pernikahannya kepada sahabat perempuan-nya itu. 

Jujur saja, Gave sangat malu mempunyai istri seperti Lily, yang gayanya seperti orang ketinggalan zaman itu menurutnya. Ia rasa, alangkah baiknya, pernikahan ini dirahasiakan saja.

Emily geleng-geleng kepala kecil, menanggapi. "Hadeh, kamu ini, ya. Pasti begadangnya nonton aplikasi biru 'kan?" tebaknya.

"Enak saja, aku tidak pernah nonton begituan." Yang dikatakan Gave, berhasil membuat Emily terkekeh pelan.

"Ngomong-ngomong, katanya ada yang ingin dibicarakan, mau bicara apa?" Seketika, pertanyaan Gave merubah raut wajah Emily menjadi sendu, dalam sekejap.

"Aku baru putus sama Ryko," terangnya, cemberut.

Alis Gave langsung bertaut, bingung. "Kenapa bisa jadi putus? Bukannya kemarin-kemarin itu hubungan kalian baik-baik saja?" Sekaligus pertanyaan, dilemparkan oleh Gave.

"Nggak papa sih, dia bilang, ngerasa udah nggak cocok lagi. Ya sudah, apa boleh buat? Padahal, aku masih cinta sama dia." Emily menyenderkan punggungnya ke sofa, sambil membuang nafas berat.

"Alasan saja itu, palingan dia sudah bosan sama kamu, Em." Bibir Emily menjadi mencibik, mendengarnya.

"Dasar, bukannya disemangati, malah ngomong yang bikin hati makin sakit aja," ucapnya, sedikit kesal. Gave hanya tertawa pelan sebentar, tidak menyesali perkataannya beberapa detik lalu.

"Sudahlah, laki-laki banyak, bukan dia aja. Ngapain masih berharap sama dia? Cari aja laki-laki lain," sahut Gave, cepat.

"Bukan masalah banyak atau enggaknya cowok di dunia ini, tapi nyari cowok speak Ryko itu susah bagiku. You know, Ryko itu sudah tampan, mapan, perhatian, lembut juga. Ah, aku tidak mau tahu, pokoknya harus bisa mendapatkan hatinya Ryko lagi. Gave, tolonglah, kamu sebagai teman dekatnya bantu bujukin dia supaya mau balikan lagi sama aku," balasnya, berujung permohonan.

"Menyesal rasanya menanyakan soal itu tadi." Emily tertawa, sehabis Gave berkata demikian.

"Ayolah, Gave, please." Emily mengangkat dua jari, membentuk huruf V besar, sembari menunjukkan puppy eyes-nya.

"Iya, nanti," balas Gave, pada akhirnya, membuat Emily jadi girang.

"Makasih. Eh, btw, tante Fiona ngasih tahu ke aku kalau kamu beli rumah baru nih ye, cie  ...kenapa nggak ngasih tahu aku sih?"

My Doll Wife [End]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang