🥀MDW-Mencoba Kabur🥀

664 26 2
                                    

Lily menumpahkan air matanya, terasa hangat ketika cairan bening itu mengenai kedua pipinya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Lily menumpahkan air matanya, terasa hangat ketika cairan bening itu mengenai kedua pipinya. Adegan ciuman suaminya dengan perempuan lain membuat hatinya sakit, bagaikan ditusuk ribuan jarum. Ia tidak menyangka bahwa Gave bisa berbuat sejauh itu, tanpa memikirkan perasaannya. Lily tahu kalau Gave belum mencintainya, tapi tidaklah terpuji suaminya melakukan hal intim bersama perempuan lain yang jelas-jelas bukan istri sahnya. Sedangkan Lily yang notabe-nya sebagai istrinya saja, pria itu sama sekali tidak mau menyentuhnya. Melainkan hanya sorotan mata tajam dan jijik yang selalu ia dapatkan dari suaminya itu.

Rasa cemburu membumbung di dada Lily. Gadis itu berulang kali menghapus kasar air matanya dengan punggung tangannya, ekor matanya melirik ke kanan dan kiri, mencari angkutan yang lewat. Kebetulan, tak lama ia berdiri di pinggir jalan, ada taksi berwarna biru yang ingin melintas didepannya. Buru-buru Lily melambaikan tangan, meminta tumpangan. Bertepatan dengan berhentinya taksi tersebut, terlihat Gave berlari kearah istrinya yang sedang membuka pintu mobil sambil berteriak memanggil nama Lily.

"LILY TUNGGU!" teriak Gave, masih dalam berlari.

Sontak saja Lily menoleh ke belakang, ditemuinya sang suami sebentar lagi akan mendekatinya. Secepat mungkin Lily masuk ke dalam mobil itu. Bersamaan dengan tertutupnya pintu mobil, Gave mengetuk-ngetuk kaca taksi tersebut, sembari masih memanggil-manggil nama istrinya dan memintanya untuk keluar menemuinya. Tetapi perkataan sang suami tidak ditanggapi oleh Lily, gadis itu menepuk-nepuk pundak supir agar memintanya cepat menyalakan pedal gas.

"PAK CEPAT JALAN!" titahnya setengah berteriak, raut panik diwajahnya terlihat sangat jelas.

Kali ini Gave beralih ke jendela supir, dengan terus mengetuk-ngetuk kaca mobilnya. "PAK JANGAN JALAN!" cegatnya.

"Tidak usah dengarkan kata dia Pak, cepat jalan!" desak Lily.

Supir laki-laki itu langsung menjalankan perintah dari pelanggannya, mobil berwarna biru tersebut berjalan laju membelah jalan perkotaan. Meninggalkan Gave yang berdecak pelan. "Tidak bisa dibiarkan, bisa saja habis ini dia langsung mengadu ke mama," monolognya, berupa kekhawatiran kalau istrinya akan membongkar atas apa yang tadi ia lihat.

Tanpa pikir panjang, Gave berlari cepat menuju ke mobilnya yang sedang terparkir. Segera ia masuk dan menyalakan mesin, secepat mungkin ia mengendara supaya tidak kehilangan jejak dari taksi yang sedang membawa Lily didalamnya. Beberapa kali Gave menyalakan klakson, meminta pengendara lain menepi, untuk memberikannya luang yang lebih luas. Kecepatan mobil yang dikendarai oleh lelaki itu berhasil mengimbangi taksi yang ditumpangi Lily.

Bunyi klakson ditekan oleh Gave berulang kali, dimana kaca mobilnya sengaja ia turunkan. Sesekali ia melirik ke samping dan ke depan. "LILY BERHENTI KU BILANG, KALAU KAU TIDAK MENURUTINYA KAU AKAN TAHU AKIBATNYA!" Gave berteriak amat nyaring. Kini jalanan yang mereka lewati sangatlah sepi, pengendara lain tidak dapat dijumpainya. Jalanan pun juga tidak seluas jalan utama seperti tadi, baik sisi kanan maupun kiri banyak ditumbuhi oleh pepohonan besar serta semak belukar yang menjulang tinggi.

My Doll Wife [End]✓Where stories live. Discover now