🥀MDW-Orang Tua🥀

431 25 0
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejaknya, oke?

Jangan lupa tinggalkan jejaknya, oke?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Em, aku terpaksa harus pulang duluan. Tiba-tiba saja Lily sakit kepala mendadak, aku minta maaf sebesar-besarnya. Soal makanan yang sudah kami pesan tadi, aku akan mengganti uangnya, sehabis pulang langsung ku transfer."

"Ya, ampun, semoga Lily cepat sembuh. Santai Gave, kayak sama siapa aja. Nggak usah diganti uangnya, lagian kami juga yang akan memakannya nanti. Ya, sudah, kalian hati-hati di jalan," ucap Emily, dimana para pelayan sudah datang berserta pesanan mereka tadi, dan meletakkannya ke atas meja yang panjang.


"Terimakasih, Em. Sekali lagi, sorry, tolong bilangin ke mereka kalau aku pulang duluan, dan sampaikan maafku," kata Gave, merasa bersalah, meninggalkan pesta yang sudah dirancang oleh Emily dengan matang.

"Iya, Gave, tenang aja," sahutnya, sembari menggeserkan cangkir minuman ke sebelahnya.

"Oke, kalau gitu aku pamit dulu, bye."

"Iya, bye, juga."

Telpon pun dimatikan, Gave menaruh kembali benda pipih itu ke dalam kantong celananya. Ia pun sedikit menundukkan badan agar masuk ke dalam mobil. Tak lama, terdengar bunyi mesin, mobil itu mulai bergerak, dan meninggalkan tempat tersebut. Gave memacu pedal gasnya lebih cepat, menyalip beberapa mobil serta motor yang berlalu-lalang, tanpa menghiraukan bunyi klakson yang di tekan oleh pengendara.

Lily memegang sabuk pengamannya kuat-kuat, seraya menutup kedua matanya. Takut. Jujur saja, Lily sangat was-was di bawa dengan berkecepatan tinggi seperti ini. Baginya, tidak mengapa lambat berkendara, asalkan keselamatan dapat terjamin. Gave hanya fokus ke depan, jalan raya. Begitu lihainya ia mengendarai mobil, tanpa ada rasa takut sedikitpun. Baginya, ini bukanlah pertama kalinya. Melainkan ke beberapa kalinya, terlalu sering baginya berada di posisi seperti sekarang. Berbeda halnya dengan Lily, ia tidak berani membuka mata, barang sedikit saja.

Tak lama kemudian, mereka sudah tiba ke tempat kediaman, setelah hanya saling diam di mobil tadi. Gave lebih dulu turun, dan memasukkan kunci mobilnya ke kantong jas. "Buka pintunya," ucapnya, berupa tampang datar. Lily mengangguk, lalu memajukan dirinya untuk membuka pintu tersebut.

"Cepat!"

"Lelet banget, sih, buka pintu doang!" gerutu Gave, sebab Lily terbilang lamban memutar kunci. Tanpa di sadari oleh cowok itu, Lily begitu juga karenanya, yang sedari tadi terus membentak dirinya, tentu saja hal itu membuat Lily gemetar. Tak ayal, beberapa kali kunci rumah tersebut terjatuh ke bawah. Hal sepele begitu saja sudah membuat Gave marah mendarah daging.

My Doll Wife [End]✓Where stories live. Discover now