🥀MDW-Tatapan Jijik🥀

499 23 0
                                    

Ciiittt

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ciiittt ... Ciiittt ... Ciiittt ...

Kicauan burung pipit terdengar saling bersiul, sembari mengepakkan kedua sayap kecilnya ke udara. Meninggalkan tempat hangatnya. Di salah satu rumah mewah, seorang gadis dengan memakai daster bercorak bunga mawar kemerahan tersebut terlihat sedang menyapu halaman menggunakan sapu lidi. Sinar matahari pagi berhasil membuatnya berkeringat, sesekali disekanya buliran keringat yang mengalir dipelipisnya. 

Di jalanan depan rumahnya banyak orang yang berlalu-lalang menggunakan pakaian rapi mereka masing-masing. Anak-anak dengan seragam sekolahnya yang lengkap nampak berjalan bersama teman-teman sebayanya. Beberapa kawanan mereka menggunakan sepeda, tak jarang menyapa temannya itu. Para penjaja makanan keliling juga nampak menawarkan jualannya ke orang-orang. Dan warung-warung serta toko lainnya mulai membuka usaha mereka lagi, mencari rezeki hari ini. 

Sudah selesai mengumpulkan semua daun-daun kering di halaman, Lily memasukkannya ke dalam pengki, dan menumpukannya ke tempat pembakaran sampah. Daun basah karena hujan malam tadi membuatnya tidak bisa dibakar sekarang. Lily mengambil selang air, lalu memutar kerannya, sehingga mengeluarkan air yang jernih. Cepat ia menyiramkannya ke tanaman-tanaman kesayangannya itu, sambil bersenandung kecil. 

Suara pintu terbuka terdengar, sontak Lily menoleh ke belakang. Ditemuinya sang suami sudah berpakaian rapi, dengan dilengkapi dasi merah yang menggantung dilehernya. Buru-buru Lily mematikan keran air, ia pun berlari kecil menuju suaminya. Lelaki itu menatap istrinya dari bawah sampai atas dengan tatapan jijik. Baginya, penampilan Lily memang benar-benar seperti pembantu umumnya. Dan sama sekali tidak cocok sama kriteria penampilan gadis disukainya. Hal itu membuat Gave semakin yakin untuk menjatuhkan mental Lily, supaya gadis itu lebih dulu menggunggat cerai dirinya.

Padahal bisa saja ia menggunggat lebih dulu, akan tetapi jika ia melakukannya lebih dulu, orang tuanya tidak akan mau memaafkannya. Tentu saja jika sampai terjadi, harta warisan akan ditarik lagi. Memikirkannya saja Gave tidak sudi. 

"Kamu berangkat kerja? Memangnya badanmu sudah enakkan?" Dua pertanyaan sekaligus Lily lontarkan, sebentar Gave melihat ke sekeliling. Dimana orang-orang sibuk dengan dunianya masing-masing, dan tidak ada yang memperhatikannya. 

Gave menatap kembali istrinya, yang tingginya hanya sebatas dadanya saja. "Matamu itu buta atau bagaimana? Ngapain juga kalau aku masih sakit, dipaksa kerja? Heran sekali dengan pikiranmu ini," ucapnya, bernada agak berat. 

"Aku hanya memastikannya saja. Kamu belum makan 'kan? Sebaiknya kamu makan dulu sebelum berangkat, tidak baik bepergian dengan perut kosong. Makanan sudah siap kok, kamu mau teh hangat atau kopi? Biar aku buatkan," kata Lily, disertai dengan seuntai senyuman hangat. 

"Tidak usah!" tolaknya, mentah-mentah. "aku bisa makan diluar, apa kamu lupa kalau aku tidak mau makan masakanmu, bisa saja 'kan kamu masukkan racun kedalamnya biar aku keracunan. Karena selama ini aku selalu membentakkmu, jadinya kamu ingin balas dendam dengan cara yang halus," lanjutnya lagi, berupa prasangka buruk. 

My Doll Wife [End]✓Where stories live. Discover now