🥀MDW-Balas Dendam🥀

702 20 2
                                    

Hari sudah siang, Lily juga baru selesai memasak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari sudah siang, Lily juga baru selesai memasak. Ia meletakkan makanan favorit suaminya di atas meja makan, lalu melepas celemek, dan menggantungnya di pengait baju.

Lily menatap makanan yang tampak lezat itu sambil tersenyum puas. Ia memang sengaja memasak makanan khusus untuk Gave, agar suaminya itu akan merasa lebih diperhatikan olehnya.

Sebelum berangkat ke supermarket, Lily menutupi makanan dengan tudung saji. Kemudian ia pergi ke kamar sebentar, untuk mengambil tas kecilnya. Ia tampak buru-buru agar cepat keluar rumah. Sebelum itu, ia terlebih dulu mengambil payung di belakang pintu. Takut hujan turun saat di perjalanan, sebab langit sekarang terlihat mulai gelap. Akhir-akhir ini memang sering turun hujan, karena lagi musim-nya.

Lily mengunci pintu rumah, lalu mengambil sepeda di garasi. Ia langsung menunggangi sepeda pemberian orang tuanya itu, menuju ke supermarket terdekat. Ia ingin membeli buah apel, untuk membuat jus. Lily melakukannya demi sang suami, dikarenakan Gave menyukai jus apel. Hal itu diketahui saat Lily bertanya kepada ibu mertuanya tadi pagi, lewat telepon.

Dengan senyuman lebar ia mengayuh sepeda, tak lama kemudian ia sudah tiba. Lalu memarkirkan sepeda, dan segera masuk ke dalam supermarket. Lily menuju ke tempat penjualan buah, di situ terdapat berbagai macam aneka buah-buahan yang tertata rapi dalam chiller cabinet, tampak segar semua.

Lily segera mengambil buah apel, terus memasukannya ke dalam rak. Sekalian juga ia mengambil buah jeruk dan anggur, untuk persediaan dalam kulkas di rumah. Setelah dirasa cukup, ia mengantri di meja kasir, untuk bayar.

Didepannya ada seorang pria yang baru saja selesai bayar, disaat berbalik badan, ia terkejut melihat Lily yang berdiri di belakangnya. Lily juga sama, ia sedikit kaget saat melihat wajah pria tersebut.

Pria itu mengernyitkan dahi, sambil menunjuk ke arah Lily. "Tunggu sebentar, sepertinya aku mengenal kamu," ucapnya, merasa tidak asing.

Tak membutuhkan waktu lama, ia berhasil mengingatnya. Kemudian tertawa pelan, sambil menepuk jidat sebentar. "Oh, astaga, betapa pikun-nya aku. Kamu Lily 'kan? Asisten rumah tangga Gave?" tanyanya, sekedar memastikan.

Lily juga mencoba mengingat siapa pria tersebut, namun ia baru teringat siapa dia. "Kalau tidak salah, nama kamu Ryko? Pacar Emily?" Lily balik bertanya, tanpa menjawab pertanyaan dari Ryko.

Pria yang merupakan kekasih Emily itu menganggukkan kepala, kemudian tersenyum ramah. "Ya, kamu benar. Aku pacar Emily. Senang bisa bertemu denganmu lagi disini, apa kabarmu? Apakah senang bekerja di rumah Gave?" Salah satu alisnya terangkat sebelah, menunggu jawaban.

Lily tersenyum tipis, sembari mengangguk kecil. "Kabarku baik, semuanya baik-baik saja," jawabnya. Dalam pikirannya kembali teringat betapa tampan wajah sang suami, yang selalu terbayang-bayang dalam otak. Seolah-olah, Gave itu seperti magnet, yang tidak mau lepas dari besi.

Ryko turut senang mendengar kabar baik tersebut, padahal ia sudah berfikir negatif tadi. "Baguslah. Kalau begitu aku duluan, ya?" pamitnya, sambil melemparkan senyuman lagi.

My Doll Wife [End]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang