🥀MDW-Godaan Mantan🥀

389 24 0
                                    

Hi jangan lupa untuk vote serta komen. Terimakasih yg sdh memencet tombol ⭐ setiap aku update. Love you💗

 Love you💗

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

'Cklek!

Baru saja Gave ingin menelfon Emily, tau-taunya orangnya sudah tiba. Emily tersenyum manis kepada semuanya, lalu menutup pintu seperti semula. Dan berjalan mendekati mereka.

"Lama sekali kamu dari toilet, kebelet?" tanya Fiona, diselingi dengan tawa kecil.

Emily tertawa kikuk, sebetulnya ia sama sekali tidak ke toilet, melainkan jalan-jalan di rumah sakit tidak jelas, tanpa tujuan.

"Bukan tante, tapi tadi aku keliling rumah sakit. Biasa, mau liat-liat. Oh iya tan, aku tadi ketemu taman rumah sakit di belakang, dan itu bagus banget. Kita kesana yuk, mumpung lagi ada disini. Lily juga boleh ikut kok," ucap Emily, sembari tersenyum sumringah.

"Ide bagus, ayo Lily kita kesana. Gave, kalau mau ikut juga boleh, ayo kita bareng-bareng," timpal Fiona, kemudian bangkit dari tempat duduknya.

"Enggak Ma, aku mau disini aja. Kalian kalau mau kesana, kesana aja, lagian juga mau nonton TV." Gave bersuara, seraya mengambil remote.

"Ya sudah, kami tinggal dulu sebentar, ya," pamit Fiona, yang diangguki Gave.

"Kami keluar dulu ya Gave," timpal Emily, sembari memberikan gerakan mata ke arah toilet. Untungnya Gave memahami kode tersebut, dan ia membalasnya berupa anggukan kepala kecil.

Setelah kepergian mereka bertiga, Gave turun dari atas kasurnya. Kemudian berjalan ke arah pintu, dan membukanya sedikit. Dilihatnya bahwa ketiganya sudah mulai menjauh, Gave menutup kembali pintu tersebut.

"Livy, keluarlah. Mereka sudah pergi," perintah Gave. Livy yang mendengarnya spontan mengelus dada, pada akhirnya ia terlepas juga dari jeratan toilet yang sempit.

Untuk memastikan bahwa ucapan Gave benar, Livy membuka pintu itu pelan. Kepalanya melongok ke dalam ruangan, ditemuinya sang mantan kekasih sudah berada di depan pintu toilet. Segera Livy keluar, ia menghirup udara begitu dalam.

"Huh, akhirnya. Kalau lama lagi aku disitu, bisa mati," ucapnya, sembari mengipasi wajah pakai tangan.

"Maaf soal itu. Sebaiknya kamu cepat-cepat pulang, sebelum mereka kembali."

Livy menatap Gave dengan sorotan mata yang tak biasa. Wanita itu mendekati Gave sembari tersenyum menggoda, tanpa basa-basi ia mengalungkan salah satu tangannya ke leher Gave, membuat lelaki itu mematung di tempat. Kini jarak mereka sangatlah dekat, sampai hembusan napas dari keduanya berhasil mengenai pipi lawannya. Sementara tangan satunya lagi ia gunakan untuk membelai pipi lelaki itu, begitu pelan.

"Aku tahu, kamu itu masih cinta sama ku bukan? Tidak perlu ditutupi, aku juga masih cinta sama kamu sayang. I love you," goda Livy, sembari memberikan kiss singkat di bibir Gave.

My Doll Wife [End]✓Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt