🥀MDW-Terbongkar🥀

714 21 4
                                    

Hello ... selamat berpuasa bagi yang menjalankan😃✨

Dalam perjalanan menuju kantor, terdengar suara dering ponsel, pertanda ada panggilan masuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dalam perjalanan menuju kantor, terdengar suara dering ponsel, pertanda ada panggilan masuk. Gave mengambil benda pipih itu dari atas dashboard, matanya masih fokus pada jalanan di depan yang agak macet setiap pagi, apalagi hari-hari orang yang sibuk kerja. Ia melirik sebentar ke arah layar ponsel untuk melihat nama yang sedang menelpon. Disitu tertera nama 'Gavin' yang merupakan salah satu satpam di kantornya. Segera Gave mengangkatnya, takutnya ada hal penting.

"Ya, hallo, ada apa?" tanya Gave, sembari memasang earphone bluetooth ke telinga.

"P-Pak, Mbak Livy maksa pengen masuk ke dalam ruangan bapak. T-tapi saya menahannya di luar, sesuai perintah bapak," ucap Gavin, suaranya terdengar terputus-putus karena koneksi jaringan.

Sebelum menjawab, Gave membuang napas kasar sebentar. "Tahan dia, jangan biarkan dia masuk. Sebentar lagi saya akan sampai disana," balasya, dengan raut datar. Menunjukkan ketidaksukaan.

"Baik, Pak."

Panggilan telpon terputus, Gave mengemudikan mobilnya lebih cepat lagi agar sampai ke tujuan. Ia berdecak pelan saat sudah tiba di kantor, dan melihat Livy lagi memberontak, sedang berusaha melepaskan diri dari pegangan kedua satpam. Saat melihat kedatangan mobil Gave yang berhenti di halaman kantor, Livy berhasil melepaskan diri dari satpam, ia langsung berlari mengejar Gave yang baru saja keluar dari dalam mobil.

Tanpa aba-aba Livy memeluk Gave dengan sangat erat, seolah tidak mau melepaskannya. Livy benar-benar tidak bisa menahan kerinduannya lagi, ia menangis sejadi-jadinya sambil meletakkan kepala di dada pria itu. "Gave ... ayo kita balikan lagi, aku sangat mencintaimu. Tolong Gave ... buka hatimu lagi untuk aku," pinta Livy, sambil terisak.

Pelukan yang tiba-tiba saja terjadi itu berhasil memacu emosi Gave, ia secara kasar mendorong tubuh Livy agar berhenti memeluknya. Rasa kasihan ataupun peduli sudah tidak ada lagi, yang ada sekarang hanya ada rasa kesal. Livy sontak kaget karena Gave menolak pelukannya, air mata wanita itu kian deras mengalir, membasahi kedua pipinya.

"Apa-apaan kau ini?! Kita sudah tidak memiliki hubungan apapun, jangan sembarangan memeluk aku lagi. Dan satu hal penting yang perlu kamu tahu ... aku sudah tidak mencintaimu lagi." Pernyataan terang-terangan yang disampaikan Gave barusan sukses menghentikan tangisan Livy. Raut wajah kesedihan berubah menjadi raut ketegangan campur ketidakpercayaan.

"T-tidak mungkin, kamu pasti bercanda 'kan? Bukannya kamu dulu sangat mencintai aku, iya 'kan? Kamu pasti lagi bercanda." Livy tertawa pelan, meskipun tercetak jelas ekspresi wajahnya masih tegang. Ia tampak tidak mempercayai perkataan Gave tadi, baginya itu semua hanya candaan saja.

Dahi Gave mengernyit saat Livy tertawa, dan menganggap pernyataannya tadi sebagai bahan lelucon. Gave pun dengan tegas berkata lagi, yang membuat Livy berhenti tertawa. "Aku tidak bercanda, aku serius. Aku sedikitpun sudah tidak memiliki perasaan cinta kepadamu. Dulu itu memang benar, tapi kini sudah tidak lagi. Jangan tanya alasannya apa!"

My Doll Wife [End]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang