62. Kota Di Ujung Tanduk

58 16 1
                                    

Serbuan yang dilakukan Roseline ternyata masih belum mampu untuk mendorong dan menembus pertahanan Dellway, alih-alih mereka justru dibuat kewalahan oleh banyaknya jebakan yang Dellway letakkan di setiap sudut hutan, salah langkah sedikit saja nyawa bisa melayang saat itu juga. Belum lagi ilusi-ilusi yang membingungkan, membuat kesadaran terasa tidak menentu, apa yang di lihat terkadang menipu dan lagi-lagi menjebak.

Saat itu, langit jelas masih terang benderang, musim panas yang ada di ujung mata mana mungkin berani membuat cuaca cerah berubah mendung hanya dalam sepersekian detik. Meskipun hutan perbatasan telah kehilangan nyawanya separuh, pepohonan tidaklah sepadat itu untuk bisa mengelabui penglihatan mereka, apalagi untuk memunculkan hantu.

Mana mungkin hantu muncul di siang hari, lalu bagaimana bisa beberapa serdadu Roseline justru bersaksi bahwa mereka melihat ribuan anak panah melesat dari langit-dan menusuk beberapa dari mereka hingga berjatuhan menjadi korban. Korban sungguhan sebab darah mengotori tanah di mana-mana.

Mereka yang selamat dari serbuan anak panah-yang sebenarnya tidaklah nyata-itu berlari tunggang langgang meninggalkan hutan, panik dan tanpa sengaja terjatuh pada parit, menginjak jebakan dan kakinya tertarik hingga badannya terbalik, atau lebih parahnya menerima sambutan hangat dari kayu-kayu tajam yang menusuk tubuh mereka. Pernah juga bebatuan besar tiba-tiba menggelinding melewati lereng seolah memberi sambutan ramah pada kehadiran prajurit Roseline yang telah dengan lancang menginjak bagian dari tanah Dellway.

Pada dua pekan sejak Roseline mengibarkan bendera perang, sayangnya para prajurit yang memasuki hutan sama sekali tidak kembali, dan itu membuat mereka yang berjaga di barak di seberang sana merasa keheranan, hanya beberapa saja yang selamat, dan mereka bersumpah enggan untuk kembali.

Katanya, hutan itu terkutuk, hutan itu dipenuhi hantu. Dewa marah sebab Roseline telah membakar hutan, dan seluruh rumor dan spekulasi liar lainnya.

Tentu saja itu adalah hal bagus sebab mental para prajurit Roseline setelahnya semakin tertekan. Bahkan selain membuat gelisah para prajurit, beberapa Ishvela dan prajurit lainnya yang melakukan tindakan pengintaian ke wilayah barak musuh justru memberikan teror lain yang membuat mereka tidak bisa tidur dengan baik.

Seperti membuat kegaduhan tak kasat mata berlindungkan tabir ilusi, bahkan hingga mengirimkan beberapa kepala dari prajurit mereka yang tertinggal di hutan. Teror itu pun membuat beberapa kuda milik pasukan kavaleri pada akhirnya gelisah dan sulit dikendalikan oleh sebab bising dan kegaduhan yang diperbuat para pengintai Dellway.

Tindakan ini memang kejam, tetapi Ratu Dellway sendiri yang menyetujui bahkan memberi titah untuk jangan ragu-ragu berbuat buruk. Meskipun perang ini justru bisa dikatakan kotor, anggap saja demikian sebab sejak awal Roseline sendiri tidak berkomitmen untuk menjaga diri mereka tetap bersih.

Sejauh ini, pihak Roseline masih mengerahkan serdadu mereka, manusia biasa dan bukanlah penyihir. Hal yang ditunggu oleh Dellway justru kapankah pihak musuh akan mengeluarkan pasukan penyihir yang telah mereka kumpulkan tersebut.

Jelas itu pasti akan menjadi senjata terakhir mereka. Tetapi, daripada menunggu dan diam di dalam hutan, malam ini Dellway memutuskan untuk mulai melangkah memasuki wilayah Roseline, mendesak agar pasukan musuh melangkah mundur dari wilayah perbatasan.

"Apa kau sungguh akan melakukan itu seorang diri?" Merlin membenarkan gambeson miliknya sebelum mulai memasang baju zirah.

Jeremy-seorang panglima militer milik Dellway yang sebaya dengan Merlin-hanya tersenyum miring, ia sudah lengkap memakai zirah, hanya perlu mengenakan surcoat untuk identitasnya sebagai bagian dari Dellway.

"Tentu saja. Kenapa tidak?" Pria itu kini mengencangkan ikat pinggangnya, ia lalu kembali melirik ke arah Merlin, "Kita sudah mengirim mereka tipu daya bahwa pasukan besar akan menyerang mereka dari arah utara. Aku hanya perlu mengerahkan kemampuanku dan mendatangi mereka dari arah utara."

THE AUDUMA MASKEN : Whispers Of Heirlooms ✔Where stories live. Discover now