58. Keruntuhan Warna

63 16 2
                                    

Langit hari ini begitu gelap, mungkin hujan akan turun. Ford menarik napas pelan, ia lalu menoleh ke arah Dale dan Hansel yang berjalan di belakangnya.

Keduanya sama-sama masih mengantuk rupanya. Ya, Ford tidak terkejut, mereka berdua sama-sama menikmati festival hingga pulang larut malam.

"Sepertinya hari ini tidak perlu terlalu lama. Kurasa hujan akan turun, hari sudah tengah hari tapi gelapnya persis seperti malam hari."

"Ah ... kalau begitu biarkan aku tidur ..." gumam Hansel pelan, beberapa kali ia menguap.

Dale yang berdiri di sebelahnya pun tak lama turut menguap, matanya bahkan sudah terpejam sedari tadi. Ford hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Kalian datangi saja pasar. Walau mungkin perbincangan orang-orang masih tentang festival semalam. Biar aku yang berjalan lebih jauh," ucap Ford, lalu menepuk pundak Hansel dan akhirnya pamit pergi.

Tersisa Hansel dan Dale di depan penginapan. Keduanya berdiri lesu dengan rasa kantuk yang tak kunjung hilang. Terlebih, udara terasa cukup dingin. Benar apa kata Ford, hujan mungkin akan turut lebat hari ini.

"Ayo," ajak Hansel, akhirnya mulai melangkah. Dale pun akhirnya mengekori dengan langkah pelan.

Jarak dari tempat penginapan mereka memanglah tidak jauh dari pasar. Dale pagi tadi bahkan pergi ke sana untuk membeli sarapan—mereka sarapan di kamar Hansel seperti hari kemarin.

"Dale," panggil Hansel pelan, membuat gadis itu akhirnya menyamakan langkahnya dengan Hansel. Dale bergumam pelan sebagai respons.

"Kau ... apa yang kau ketahui tentang kematian ayahku?"

Dale tertegun. "Tidak banyak. Aku hanya mengetahui ayahmu gugur di misinya. Oh iya, kau pernah mengatakan padaku bahwa kau berpikir kematian ayahmu ... tidak seperti apa yang selama ini kau ketahui. Apakah ada sesuatu?"

Kini giliran Hansel yang terdiam. Tidak mungkin ia mengatakan pada Dale tentang surat milik Julia yang ia baca setengah sadar kemarin—tadi pagi Hansel membacanya lagi, dengan kesadaran yang lebih penuh daripada sebelumnya.

Ada hal yang membuat Hansel cukup khawatir, terlebih tentang kenyataan bahwa ibunya itu pernah memiliki masalah dengan seorang penyihir.

"Hansel," panggil Dale rupanya telah membuyarkan lamunan Hansel. Lelaki itu mengerjapkan matanya dan menoleh.

"Ya?"

Dale tampak memikirkan sejenak hal yang ingin ia ucapkan. "Jangan terlalu banyak melamun. Aku memang tidak membaca emosimu, tapi jelas—maksudku, kau terlihat lebih ... banyak diam akhir-akhir ini."

"Kau khawatir padaku?"

"Apa itu hal yang perlu ditanyakan?"

Hansel tersenyum. "Aku baik-baik saja, Dale. Jangan mengkhawatirkanku."

"Bagaimana hubunganmu dengan ibumu?"

Senyum Hansel pudar, "Tidak buruk, tapi juga tidak baik."

"Julia pasti menyayangimu, jangan terlalu keras pada dirimu sendiri."

Detik setelahnya, terdengar kekehan dari arah Hansel. "Tentu saja. Ia sudah cukup keras padaku, aku tidak perlu ikut keras pada diriku sendiri."

"Janji itu ... kau tidak bermaksud bahwa perjanjian itu berlaku untuk selamanya, bukan?" Dale secara spontan tiba-tiba bertanya hal yang sungguh sensitif. Hansel terdiam, ia membuang pandangannya. Pertanyaan itu mungkin telah Hansel pilih untuk ia abaikan.

Perjanjian yang membuat Hansel merasa sesak dan tidak nyaman. Tetapi jika Dale melanggar janjinya, bisa dipastikan Hansel pasti akan marah besar padanya.

THE AUDUMA MASKEN : Whispers Of Heirlooms ✔Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon