06. Identitas Baru

88 46 10
                                    

Ophalia mengerjapkan pandangannya beberapa kali, netranya belum terbiasa menerima berkas cahaya menyilaukan yang tiba-tiba memasuki lingkup pandangnya.

"Apa yang tadi kulihat?" Seorang gadis tiba-tiba terbangun dari tidurnya, membuat Ophalia menoleh.

Ia ... tidak berada di kamarnya. Ophalia tidak berada di kamarnya bersama Helena.

Di mana ini? Ophalia tiba-tiba tengah terduduk menghadap jendela, dengan pemandangan yang tidak asing.

Sedangkan gadis dengan rambut gelap itu langsung beranjak dari tempat tidurnya. Ia menoleh ke sekitar ruangan, sepertinya ia tidak menyadari keberadaan Ophalia di ruangannya.

"Akhir-akhir ini aku terlalu banyak bermimpi. Ini bisa menggangguku ..." ucapnya menggigit jemarinya, ia menoleh ke arah jendela - tempat di mana Ophalia tengah duduk menghadapnya - lalu mendecak.

Ophalia hanya bisa terdiam. Ia tidak paham dengan situasi yang kini sedang terjadi. Apakah perempuan ini tidak bisa melihatnya? Bukankah aura keberadaan Ophalia cukup kuat untuk disadari? Mengapa perempuan ini tidak melihat ke arahnya.

Setelah banyaknya pertanyaan yang terus menerus bercabang seiring detik. Ophalia beranjak dari duduknya, ia berdiri menghadap perempuan tersebut, dan perempuan itu sama sekali tidak terganggu oleh keberadaan Ophalia.

Perempuan itu sepertinya masih remaja, atau mungkin di penghujung usia remaja. Ophalia melambaikan tangannya di hadapan gadis itu, tetapi tidak membuat perempuan itu terganggu.

Alih-alih menyadari keberadaan Ophalia, ia langsung melangkah membuka lemari, dan mengambil salah satu setelan untuk ia kenakan.

Ophalia terdiam, sempat melihat adanya seragam yang tidak asing tergantung di dalam lemari. Bukankah itu seragam guardian?

Setelah berganti pakaian, perempuan itu berjalan menghadap cermin, ia lalu kembali menoleh ke arah jendela. Dan tersenyum, "Aku harus menjalankan misi kali ini dengan baik."

Ucapan tersebut membuat Ophalia tertegun. Benar, perempuan itu adalah seorang guardian. Guardian III. Hal itu berhasil membuat Ophalia tersenyum, ia lalu menoleh ke arah jendela. Tidakkah ini pemandangan yang terlihat dari asrama guardian?

Suara ketukan tak lama terdengar, membuat perempuan dengan rambut panjang berwarna gelap itu menoleh ke arah pintu.

"Nona Aennish," panggil seseorang dari balik pintu.

Tatkala perempuan bernama Aennish itu menghampiri dan membuka pintu, Ophalia hanya bisa diam dan memperhatikan.

Apakah ia tengah melihat masa lalu? Apakah ia sedang bermimpi? Karena jelas apa yang ia ingat sebelumnya adalah bahwa dirinya sedang tertidur di kamar, dengan Helena yang sebelumnya berceloteh menceritakan apa saja yang telah ia baca di Perpustakaan Lounne.

Apakah ... doa Ophalia benar-benar menjadi nyata? Apakah ini adalah masa lalu yang diperkenankan untuk Ophalia lihat?

Perempuan bernama Aennish itu sempat berbincang dengan sosok pengetuk pintu. Ekspresinya berubah sedikit muram, ia lalu tersenyum tipis, kembali menutup pintunya.

Aennish berjalan menghampiri meja di dekat jendela, ia duduk sejenak. Menyeka pipinya.

Ia menangis?

"A-aennish?" Ophalia memanggilnya pelan, tetapi perempuan itu tidak mendengarnya. Ia tidak menyadari keberadaan Ophalia.

Aennish menangis dalam diam, gadis itu menutup kedua wajahnya, pundaknya perlahan bergetar, ia lalu menunduk dan menyembunyikan wajahnya. Menangis. Sepertinya kabar yang ia terima tadi bukanlah kabar yang baik.

THE AUDUMA MASKEN : Whispers Of Heirlooms ✔Where stories live. Discover now