59. Langit Yang Memerah

48 16 1
                                    

Hal pertama yang Ford dapati ketika ia akhirnya bisa menemukan keberadaan Dale dan Hansel adalah; bahwa salah satu dari mereka sudah tidak lagi berada di dunia ini.

Dan itu adalah Hansel.

Selama hampir dua jam Ford menyusuri pinggiran kota dan melewati beberapa hutan kecil, ia bahkan ragu jika ia tidak tersesat. Rasa nyeri di tangannya yang kini terpaksa mesti menggunakan penyangga rupanya berhasil membuat Ford berjalan hingga terasa melayang.

Energinya habis, Ford berjalan dengan kesadaran yang hampir runtuh.

Tetapi kemudian ia mendapati Dale terduduk di sana, matanya sembab jelas telah dibanjiri oleh air mata. Gadis itu mengusap pipi Hansel pelan, penuh kasih dengan gerakan perlahan, seolah Hansel begitu rapuh.

Saat itu, Ford—dengan salah satu lengannya yang telah berhasil 'dibunuh' oleh Elara—memandang hal tersebut dengan mata yang membulat dan jantung yang berdentum kencang.

Hujan sudah reda sekitar setengah jam yang lalu, dan hanya menunggu beberapa menit hingga matahari terbit dan kembali menerangi. Lelaki itu berjalan mendekat, lalu menyadari keadaan Dale tidak jauh lebih mengenaskan daripada Hansel.

Mereka bertiga tampak hancur, tetapi Hansel justru terlihat begitu nyaman dengan matanya yang terpejam.

Tidak, Hansel tidak tertidur. Ford sadar dengan penuh bahwa ini bukan situasi di mana lelaki itu bisa dengan tenang dan lega mendapati Hansel bisa tertidur nyenyak di cuaca yang dingin seperti ini.

Sebab, tidak ada tidur yang merenggut napas. Tak ada tidur yang diam secara keseluruhan. Kecuali jika itu bersifat selamanya, tak mungkin untuk kembali terbangun.

Dale melirik sekilas ke arah kaki Ford yang berjalan mendekat. Wajahnya dipenuhi lebam serta beberapa tampak seperti luka bakar. Ford—dengan keadaan yang juga sama menderitanya—memandang hal tersebut dengan hati yang begitu tersayat.

Keduanya saling menatap. Bola mata merah muda milik Dale tampak padam, memandang Ford seolah kehilangan arah, dan Ford mendapati hal tersebut persis seperti dirinya satu tahun yang lalu.

Lelaki itu bergerak pelan dan bersimpuh di dekat Dale, menatap keadaan Hansel dengan tatapan sendu, untuk kemudian melirik pelan ke arah Dale yang mulai berbicara.

"Pria tua itu ... pria yang sama ... " gumam Dale dengan suaranya yang parau. Ford hanya bisa bergeming, tak mampu berucap ataupun menjawab.

Musibah telah mendatangi mereka, dan merenggut salah satu dari mereka sebagai korban. Jelas ... jelas ini adalah mimpi buruk.

Hal terburuk adalah, Ford mesti segera bergerak untuk menyampaikan suatu hal yang lebih buruk. Tetapi alih-alih langsung mengatakannya pada Dale, lelaki itu memilih untuk bungkam sementara, setidaknya sampai matahari terbit seluruhnya dan memberikan kehangatan terakhirnya pada jasad Hansel yang tampak kedinginan.

Perasaan Ford begitu berkecamuk. Ia menatap keberadaan Hansel yang sudah tak lagi bergerak seolah-olah ini hanyalah ilusi atau halusinasi dari pandangannya.

Tapi ini nyata.

Hansel yang selama ini menjadi sumber tawa canda mereka, telah pulang terlebih dahulu.

Dale masih terus mengusap pipi Hansel lembut, sembari sesekali menyentuh rambut ikal milik lelaki itu. Ford hanya diam, ia menggigit bibirnya.

THE AUDUMA MASKEN : Whispers Of Heirlooms ✔Where stories live. Discover now