20. Penyerahan Kebebasan

68 14 13
                                    

Andreas menghela napas jengah, lelaki itu berbaring membelakangi Merlin yang tertidur di sebelahnya — lelaki itu sudah mendengkur keras sejak tadi, dan itu semakin membuat Andreas sulit untuk tidur.

Andreas memejamkan matanya dengan paksa, ia harus tidur malam ini, tak peduli sebising apa kepalanya sekarang.

Tapi tetap saja itu sulit.

Sejak siang tadi, baik Andreas dan kedua temannya sama-sama bungkam seribu bahasa, tak berkutik sedikit pun melainkan terlalu terkejut mendengar penuturan dari wanita pengurus Panti Asuhan Rezgel.

Linea Enn telah wafat belasan tahun yang lalu. Lebih tepatnya tahun 1509. Tahun yang sama ketika Anneliese, adik Andreas yang saat itu baru berusia 10 tahun wafat akibat wabah yang menyebar di Ivory.

Jika dipikirkan secara saksama, wajar jika Andreas tidak tahu menahu kejadian yang menyangkut Linea Enn. Ketika itu Andreas baru berusia 14 tahun, tidak tahu menahu dan belum ada ketertarikan untuk bergabung menjadi guardian.

Linea Enn, sebelum wafat menjalankan misi pertamanya sebagai guardian III dengan menjadi pengawal pribadi Putri Altheia.

Linea Enn juga yang ternyata bekerja sama dalam insiden penculikan Putri Roseline yang saat itu baru berusia 11 tahun. Sayangnya, kenyataan tersebut baru diketahui beberapa hari sejak kematiannya.

Diduga bahwa insiden penculikan ini didasari oleh beberapa bangsawan yang hendak berkudeta dengan menjadikan Putri Altheia sebagai target. Tapi dalam kasus itu, semua justru berakhir begitu saja tanpa ada kejelasan lebih lanjut, dan hanya satu pelaku saja yang dihukum mati. Kejadian itu pun seolah dikubur dan dilupakan, sehingga Andreas bahkan baru mengetahui adanya kejadian tersebut.

Linea wafat di usia 20 tahun, masih sangat muda. Jasadnya ditemukan di Danau Norus, danau terbesar di Roseline yang berada di wilayah barat dari Ibukota Atla. Kematian Linea besar kemungkinan dikarenakan para kelompok pemberontak, diduga bahwa ia dipaksa untuk bekerjasama dan menyerahkan lencana istana—lencana khusus untuk memasuki wilayah terdalam istana delima, tempat di mana para anggota kerajaan tinggal.

Entah apakah Linea sungguh-sungguh ambil andil dalam penculikan, ataukah ia terpaksa harus menyerahkan lencana miliknya. Kematiannya pun sebenarnya masih menjadi misteri, apakah itu adalah kecelakaan, pembunuhan berencana, ataukah justru Linea sendiri yang memilih untuk mengakhiri hidupnya. Tak ada bekas luka serangan atau tusukan, melainkan hanya cedera seolah-olah perempuan itu jatuh dari tepi jurang.

Dengkuran Merlin terdengar begitu nyaring, Andreas membuka matanya dengan kesal, lelaki itu kemudian beranjak dari tempat tidurnya dan meninggalkan ruangan. Biarlah Merlin tidur sendirian di sana, Andreas akan mencari udara lain di mana suara dengkuran lelaki itu tidak akan terdengar.

Suasana penginapan malam ini begitu sepi, tentu saja karena malam sudah sangat larut. Lelaki itu berdiri mematung di depan pintu, dengan pagar pembatas yang memberi pemandangan keadaan dari kedai di bawah sana. Andreas berjalan mendekati pagar, ia berdiri bersandar memperhatikan beberapa meja dan kursi yang sudah tersusun rapi. Kedai jelas sudah tutup sejak beberapa jam yang lalu, Andreas pun tidak berniat untuk turun ke bawah.

Lelaki itu menolehkan kepalanya ke arah pintu di sebelah kamarnya, tempat di mana Veora beristirahat. Tak terdengar suara apa pun, gadis itu pasti sudah terlelap.

Bagus. Kedua kawannya bisa tidur dengan nyaman sedangkan Andreas terpaksa harus berjaga karena dengkuran Merlin yang begitu nyaring.

Lelaki menghela napas, kedua kakinya kemudian tertekuk, Andreas duduk di tepi lorong. Pandangannya buram akibat rasa kantuk, tetapi pikirannya justru sama sekali tidak membiarkan lelaki itu untuk tertidur.

THE AUDUMA MASKEN : Whispers Of Heirlooms ✔Where stories live. Discover now