28. Serangan Kehampaan

76 19 36
                                    

Ophalia beberapa kali meregangkan badannya. Selama seharian ini ia beristirahat, dan itu membuat badannya terasa lemas, tetapi cukup untuk memulihkan energinya. Gadis itu mendongak, langit malam ini seperti biasa dihiasi oleh gemerlap bintang.

Sudah satu hari berlalu sejak Ophalia berhasil tiba dengan selamat ke Dellway. Malam ini, sesuai instruksi dari Matthias, ia akan memberikan laporan bersama yang lainnya. Ophalia sempat mampir ke Nolec untuk menyampaikan perkembangannya selama sepekan meninggalkan Dellway sembari mengenakan cincin, dan Nolec hanya merespons berupa anggukan tidak tertarik.

Rencananya, Ophalia akan menjemput Erin yang berada di Verdandi bersama dengan Dale—sebelum Ophalia mendatangi rumah Nolec, ia sempat berpapasan dengan Dale, dan gadis itu mengajak Ophalia untuk mendatangi rumah Erin.

Ophalia tidak berangkat bersama dengan Alice dan Helena, tetapi gadis itu yakin ia akan menemui dua kawannya itu nanti di kediaman Matthias.

Omong punya omong, Ophalia sempat mendengar pula dari Dale tadi bahwa Matthias diperintahkan oleh Ratu untuk menerima dan memberikan tempat tinggal sementara untuk para Guardian I yang baru saja datang itu.

Ah, Ophalia belum bertemu lagi dengan Andreas. Ophalia bahkan sempat tak ingat bahwa Andreas kini berada di Dellway. Sungguh sebuah hal tidak terduga, bayangkan akan secanggung apa ia nanti jika bertemu dengan Andreas.

Sudahlah, Ophalia malas berlarut-larut memikirkannya. Gadis itu menggelengkan kepalanya pelan, mencoba membuyarkan pikirannya.

"Ophalia," panggil Dale dari kejauhan, ia menunggu Ophalia di depan sebuah butik terkenal Astrilde.

Ophalia tersenyum dan mengangguk, cepat-cepat ia menghampiri Dale. Tak perlu berlama-lama, mereka pun langsung melanjutkan langkah mereka menuju Kota Verdandi.

Dari yang Ophalia ingat, Erin memang tinggal di Verdandi bersama dengan kakeknya yang adalah seorang pengrajin. Selain Erin, Roya dan Rue juga berasal dari Kota Verdandi, begitu pula dengan Ford.

Ah, Ophalia belum bertemu Ford. Sudah lama sekali sejak terakhir Ophalia bertemu dengan Ford. Terakhir kali Ophalia dengar Ford mengalami turunnya kemampuan, energi milik lelaki itu melemah sehingga harus memakai batu pelonjak energi sama seperti Ophalia.

Selama berjalan beriringan, keduanya sama sekali tidak berbincang—mau bagaimana pun, mereka memang tidak begitu dekat—Ophalia sibuk menunduk, kemudian melirik ke cincin yang tersemat di jemarinya. Gadis itu kemudian mendengkus pelan.

Kurang lebih mungkin satu jam mereka berjalan kaki, dan mereka pun akhirnya tiba di wilayah Kota Verdandi. Angin berhembus pelan mengusap kulit Ophalia, udara musim gugur menandakan bahwa suhu kini mulai rendah. Ophalia mengeratkan mantel tipis yang ia kenakan.

Dale menoleh ke sekitar, suasana di kota terasa begitu sepi, entah apakah orang-orang sudah mulai menutup pintu rumah mereka dan berhenti beraktivitas karena cuaca yang semakin dingin, atau memang malam yang perlahan kian larut.

Setelah beberapa menit menyusuri jalanan Kota Verdandi, Dale kemudian mengangkat tangannya dan menunjuk ke arah salah satu rumah di ujung jalan, berkata bahwa itu adalah rumah Erin. Ophalia mengangguk mendengarnya.

"Kutebak dia pasti masih tertidur, atau mungkin lupa bahwa kita akan menjemputnya," celetuk Dale, tersenyum miring seolah baru saja membuat taruhan.

Ophalia terkekeh, "Boleh kutahu, berapa usia Erin sekarang?"

Dale menoleh, ia menatap Ophalia sejenak lalu mengerjap-ngerjapkan matanya, "Kurasa pekan depan ia akan berulang tahun," jawab Dale. "Dia sebentar lagi akan berusia 18 tahun."

"Ah," respons Ophalia, mengangguk.

Di depan halaman rumah Erin, Ophalia dan Dale mendapati bahwa pagar halaman rumah tersebut terbuka. Keduanya saling melirik satu sama lain, merasa heran melihat keadaan pagar pekarangan rumah ini justru dalam keadaan terbuka seolah seseorang baru saja datang—atau bisa jadi juga Erin yang ceroboh dan lupa untuk menutup pagarnya.

THE AUDUMA MASKEN : Whispers Of Heirlooms ✔Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ