19

1.4K 170 5
                                    

Lisa terbangun pada jam 05.30 pagi. Terlihat Jennie masih tertidur di sampingnya, bekas air mata masih terlihat di pipinya, Lisa memandangi wajah damai Jennie yang tertidur lelap, ia mengelus lembut pipi Jennie, merasa bersalah karena telah membuatnya menangis.

Lisa turun dari kasurnya, memperbaiki selimut yang bertengger di badan Jennie, ia kemudian berjalan ke kamar mandi, menggosok gigi dan mencuci wajah, setelahnya ia berganti baju mengenakan celana training berwarna hitam dan jacket sport berwarna putih.

Lisa berjalan keluar kamar, tak lupa membawa ponsel. Sebelum menutup pintu, ia menatap Jennie sekilas. Setelahnya ia berjalan keluar mansion yang masih terlihat sepi.

Lisa berencana berolahraga lebih lama dari biasanya karena hari ini merupakan hari libur, yang artinya ia tak perlu ke sekolah.

Lisa keluar area mansion dan memasuki area jalan raya yang masih terlihat sepi kendaraan, matahari pun masih belum keluar dari persembunyiannya.

Lisa berlari menyusuri jalan raya, menghirup udara pagi yang sejuk dan terasa segar. Lisa sebenarnya bisa saja ber olahraga di mansion, tersedia ruangan gym yang alatnya cukup lengkap, akan tetapi ia merasa lebih nyaman jika berolahraga sambil berinteraksi langsung dengan alam.

Lisa terus berlari kecil menyusuri jalan raya. Hingga pukul 8 pagi, ia memutuskan untuk kembali ke mansion, namun sebelum itu ia singgah ke supermarket untuk membeli air minum, karena tenggorokannya kini terasa kering.

Lisa berjalan memasuki supermarket, mengambil sebotol air mineral dari lemari es, berjalan ke kasir dan menyerahkan minumannya untuk di bayar.

"Yeri?, apa yang kau lakukan di sini"

Yeri menghela nafas kasar, merutuki takdir yang selalu tak berpihak kepadanya, sungguh ia tak ingin bertemu gadis yang ada di depannya.

"ambil air mu dan pergi dari sini" ucap Yeri dengan wajah datar, menyerahkan air minum yang Lisa beli.

"apa kau marah padaku?" tanya Lisa menatap Yeri yang terlihat enggan membalas tatapannya.

"pergilah Lisa-shi, aku sedang bekerja"

"tidak, kau tidak boleh bekerja, kau seharusnya bersekolah, apa kau tidak memiliki uang? aku akan memberimu uang, kakakmu akan marah jika kau seperti ini"

"berhenti membawa-bawa kakakku, memangnya kenapa jika aku bekerja? aku butuh uang untuk hidup. Kau tak berhak mengatur, aku bersekolah atau bekerja itu bukan urusanmu. Apa maksudmu kau akan meminta uang kepada ayahmu dan menyekolahkanku? jangan konyol, pergilah dari sini" ucap Yeri dengan wajah yang terlihat cukup kesal.

"maafkan aku, aku tak bermaksud mengatur hidupmu, aku hanya ingin kau hidup dengan baik"

"pergilah, aku muak denganmu, aku marah dan kesal ketika melihat wajahmu"

"arasso aku pergi, aku bayar air ku dulu"

Yeri hanya berdehem mendengar ucapan Lisa, menyelesaikan pembayaran dan memberinya struk.

"kau punya pulpen?" tanya Lisa lagi

"untuk apa?"

"berikan saja"

Yeri memberi Lisa pulpen, memandang Lisa yang sedang menulis beberapa angka pada struk yang baru saja ia berikan kepada Lisa.

"ini nomorku, hubungi aku jika butuh bantuanku, aku akan membantumu apapun itu" ucap Lisa menyerahkan struk yang di belakangnya berisi nomor ponsel miliknya.

Setelah menyerahkan nomor ponselnya, Lisa langsung keluar dan lanjut berlari kecil dengan tujuan kembali ke mansion.

...........

SHIELDWhere stories live. Discover now