48. Destroying Salamanca

1K 167 19
                                    

Pada pukul 2 pagi, setelah memastikan Jennie tertidur lelap, Lisa perlahan-lahan membaringkan tubuh Jennie, ia kemudian mencari sesuatu pada kotak peralatan medis milik Jennie, sampai kemudian ia mengambil sebuah pisau bedah, menggunakan pisau tersebut untuk membuka pintu baja, Lisa keluar dari ruangan tersebut secara perlahan, menoleh ke kanan dan ke kiri memastikan kondisi aman, dan mencari titik buta cctv.

Lisa kemudian keluar dari area bawa tanah, mencari salah satu kamera tersembunyi yang pernah di letakkan Akita dan Dylan beberapa hari yang lalu. Setelah menemukan salah satunya. Lisa kemudian mencoba berkomunikasi dengan kamera kecil tersebut.

"Aku tau kalian pasti sudah melihatku di tangkap dari kamera ini, sepertinya mereka tidak mengetahui siapa aku sebenarnya, sejauh ini mereka hanya tau kalau aku yang membunuh anak buah mereka, kemungkinan mereka membiarkanku hidup untuk mengintrogasi dan mencari tahu aku dari kelompok apa" Lisa terdiam sebentar kemudian melanjutkan kalimatnya."tetap lanjutkan misi, beberapa jam lagi kita seharusnya sudah memulainya, lakukan sesuai strategi dan terorganisir seperti yang sudah kita sepakati, aku akan menyerang dari dalam, aku baik-baik saja, jangan khawatir"

Setelah selesai memberi informasi kepada teman-temannya Lisa kembali berjalan dengan mengendap-endap, suasana rumah terlihat sepi, kemungkinan besar penghuni rumah sudah tertidur, Lisa berjalan hingga sampai ke area belakang, Lisa mengintip dari balik jendela dapur, di bagian taman, Lisa melihat Lola dan salah satu pria botak entah siapa, terlihat sedang meminum bir sambil berbincang-bincang.

Setelah melihat seluruh situasi, Lisa kembali melanjutkan langkahnya, ia pergi ke sisi kanan mansion, di sana Lisa melihat sebuah garasi yang sangat besar, mungkin cukup untuk menampung puluhan mobil. Karena pintu garasi yang tertutup rapat, Lisa tak bisa masuk ke dalam. Pada akhirnya Lisa kembali masuk ke dalam rumah dan kembali ke tempat kurungan area bawah tanah, Lisa kembali mengunci pintu dan mengembalikan pisau bedah milik Jennie pada tempatnya. Lisa dudu di dekat Jennie dan mengangkat kepala Jennie untuk berbaring di pahanya.

Beberapa saat berlalu, Lisa membangunkan Jennie untuk mengajaknya keluar, karena kemungkinan besar teman-temannya akan segera datang. Lisa menepuk pelan pipi Jennie untuk membangunkannya.

"Unnie..., Unnie.... Bangun" ucap Lisa dengan suara pelan. Merasa terusik Jennie membuka matanya dan langsung duduk setelah menyadari kalau ia tertidur di paha Lisa.

"Kenapa membiarkanku tidur!, aku seharusnya menjagamu"

"Kau kelelahan, aku baik-baik saja unnie"

"Tidak ada orang yang baik-baik saja setelah tertembak Lisa!" Kesal Jennie, Jennie kemudian mengangkat baju Lisa untuk melihat perban di perutnya.

"Sebaiknya kita ganti perbanmu"

"Unnie tak perlu, kita akan pergi dari sini segera, aku membangunkanmu untuk itu"

"Bagaimana caranya?, kita terkurung di sini lisa-ya, di luar berbahaya orang-orang itu sangat menyeramkan, mereka bahkan tak berfikir dua kali untuk menyakiti orang lain"

"Aku akan membawamu keluar, jangan khawatir. Aku bisa mengatasinya aku akan menjamin keselamatanmu keluar dari sini. Aku bahkan rela melepaskan nyawaku untukmu jika kau selamat"

"Lisa-ya, aku tak menghawatirkan diriku, aku mengkhawatirkanmu, aku tidak ingin kau dalam bahaya"

"Hey listen, I'm not in danger, I'm the danger" (hey dengar, aku tidak dalam bahaya, akulah bahayanya) jawab Lisa mutlak dengan penuh penekanan di setiap katanya, menatap mata Jennie dengan serius, tatapan yang jarang Jennie lihat dari Lisa, tatapan binatang buas yang selalu membuat orang lain merinding.

Jennie yang mendengar ucapan Lisa terdiam, lidahnya tak dapat mengucapkan satu kata pun untuk menjawab. Beberapa saat Jennie enggan untuk membuka suaranya lagi dan memilih diam, memperhatikan Lisa yang bersandar di tembok sambil memejamkan mata.

SHIELDWhere stories live. Discover now