13

1.7K 147 5
                                    

Lisa sedang berada di tengah gurun, ia mendongak ke atas melihat langit, ia mengerutkan keningnya karena matahari yang terlihat sangat cerah

Ia berjalan menyusuri gurun tersebut kakinya menginjak hamparan pasir yang terasa panas, Indra penglihatannya menangkap tiga orang gadis yang sedang terkapar di atas pasir dengan tubuh yang pucat

Ia melangkah gontai mendekati tiga gadis tersebut, melihat wajah yang ia kenali sedang terbaring tak bernyawa. Gadis-gadis itu adalah kakak kakaknya yakni Jisoo, Jennie, dan Rosé.

Lisa berlutut di samping mayat kakak kakaknya, perasaan yang tak ingin ia rasakan kembali pada saat itu juga, nafasnya tercekat, dadanya terasa sangat sesak, ia menangis sejadi jadinya, di tengah tangisnya datang segerombolan burung gagak mendekati dan memakan tiga mayat yang ada di depannya

Lisa ingin mengusirnya, namun kakinya tertahan, badannya melemas seakan tak memiliki tenaga untuk berdiri, ia hanya bisa menangis di atas hamparan pasir menyaksikan tiga tubuh yang ada di depannya tercabik-cabik di makan oleh burung gagak, ia terus berusaha untuk berdiri namun tiba tiba pasir yang berada di bawahnya menghisap tubuhnya dan mulai menenggelamkannya, nafasnya memburu kini setengah badannya sudah mulai tenggelam di dalam pasir

•••••••

Lisa terbangun dari tidurnya dengan nafas yang memburu, seluruh tubuhnya basah dipenuhi keringat, baju yang ia kenakan pun ikut basah, ia baru saja terbangun dari mimpi buruknya, mimpi buruk yang terasa sangat nyata, mimpi buruk yang baru saja ia alami mengingatkannya pada kematian seulgi, kematian seulgi adalah titik dimana ia benar benar terpuruk, titik terendah yang pernah ia alami sepanjang hidupnya.

Pada saat itu kehilangan seulgi adalah hal yang paling menyakitkan yang pernah ia alami, kehilangan orang yang ia anggap seperti keluarganya sendiri. Dia masih mengingat dengan jelas bagaimana seulgi kehilangan nyawa di gendongannya, merasakan tubuh seulgi yang perlahan menjadi dingin, mengingat bagaimana dirinya menyeret seulgi di tengah gurun dan berjalan tanpa arah dengan membawa mayat seulgi.

Lisa menatap jam dinding yang menunjukkan pukul 1 malam. Ia mengatur nafasnya agar kembali stabil menenangkan jantungnya yang berdetak tak karuan

Lisa keluar dari kamarnya, mengambil segelas air minum dan meneguknya hingga habis berharap dengan meminum air perasaannya akan kembali tenang, ia kemudian pergi ke rooftop berencana melihat langit malam yang biasanya selalu menjadi penenang untuk dirinya.

Sekarang Lisa sedang duduk sendirian di rooftop mansion, menatap langit yang dipenuhi bintang, cahaya bulan cukup terang dan terlihat sangat indah.

"apa kau benar-benar ada di sana? aku harap kau bahagia, aku akan berusaha semampuku untuk menjaga adikmu, maafkan aku tak bisa membawamu kembali kepadanya, andai saat itu aku tak membawa mobil ke arah gurun mungkin kau masih hidup sekarang" ucapnya sambil menatap langit malam yang indah

"aku sangat merindukanmu, jika tuhan bener-benar ada tolong katakan kepadanya jangan mengambil apapun lagi dariku, terkahir kali ia mengambil kau dariku dan itu sangat menyakitkan, aku tak ingin merasakan perasaan itu lagi" Lisa terus menatap ke atas berharap permintaannya di dengar

Lisa memejamkan matanya menikmati hembusan angin malam yang dingin, di tengah kegiatannya ada suara langkah kaki yang mendekat dan duduk tepat di sampingnya

"lisa-ya, kenapa belum tidur?" tanya Rosé yang langsung duduk di samping lisa, ia mengenakan piyama dengan selimut yang membungkus badannya

"aku terbangun dari tidurku" jawab Lisa

"apa kau baik-baik saja?"

"baik, kau sendiri kenapa tidak tidur?"

"aku terbangun seperti dirimu, entah kenapa aku merasa gelisah dan kakiku mengantarkan ku sampai ke rooftop dan menemukanmu di sini" ucap rose

SHIELDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang