49. explanation

1.2K 215 9
                                    

Lisa baru saja sadar dari pingsannya, setelah menyelesaikan misi di kediaman salamanca Lisa pingsan karena terlalu kelelahan dan luka di perutnya membuatnya demam. Lisa memandangi ke sekeliling, dimana Lisa menyadari jika sekarang ia berada di kemah, bajunya pun sudah di ganti dengan baju bersih serta luka di tangan dan perutnya sudah di obati. Lisa melihat Jennie berdiri membelakanginya, ia terlihat sedang merapikan peralatan medis, sepertinya peralatan yang baru saja di gunakan untuk mengobati dirinya.

Lisa duduk dan hanya memandangi punggung Jennie, menunggunya selesai dengan kegiatannya. Setelah beberapa saat Jennie berbalik dan terlihat cukup terkejut melihat Lisa sudah sadar dari pingsannya.

"Eoh kau sudah sadar...., apakah ada yang sakit?"

"Aku baik-baik saja, berapa lama aku pingsan?"

"Dua jam"

Lisa menganggukkan kepalanya, dan mereka berdua akhirnya terjebak dalam keheningan, suasana menjadi sangat canggung.

"ehm..., Unnie..."

"hm, wae?"

"apa alasanmu menjadi dokter?"

Jennie terdiam sesaat mendengar pertanyaan Lisa.
"ehm aku menyukainya"

"aku membacanya..., alasanmu menjadi dokter"

Jennie mengernyitkan dahinya dan berfikir sejenak.
"dimana kau membacanya?"

"di kamarmu yang dulu, aku menemukan formulirmu"

"apa yang kau lakukan di kamarku"

"aku...merindukanmu"

"heem, sepertinya kau memiliki banyak hal yang ingin di katakan padaku, beritahu aku... sekarang"

Lisa tak menanggapi dan terdiam beberapa saat, Jennie benar, ia memiliki banyak hal untuk di katakan, banyak emosi tertahan yang belum pernah di ungkapkan.

"Katakan Lisa-ya, setelah kau giliranku, kita tak pernah melakukan ini sebelumnya, kan?, mari lakukan sekarang"

"Arasso, aku akan mengatakannya"

"Heem" Jennie kemudian duduk di samping lisa, bersiap mendengarkan segala hal yang ingin Lisa katakan.

"Unnie...., sebenarnya aku sangat marah dan kesal padamu, kau mengingkari janjimu padaku"

"Janjiku?"

"Apa kau lupa?, waktu liburan di Kanada kau berjanji padaku, pada saat kau tak bisa tertidur di tengah malam kita keluar dan mengobrol di dekat api unggun, apa kau ingat apa impianku dulu?, aku mengatakan impianku agar bisa selalu bersama keluarga kita, dan kau bilang kita akan selalu bersama jadi aku tak perlu memimpikan hal yang pasti akan terjadi, kau bahkan menyuruhku mencari impian lain karena menurutmu kita akan selalu bersama,  dan kau berjanji padaku kalau kau akan selalu berada di sisiku apapun yang terjadi, tapi pada akhirnya aku di tinggalkan sendiri, kau mengingkari janjimu, aku marah untuk itu"

"Aku tidak lupa, aku hanya tak mau melakukannya, maaf karena meninggalkanmu sendiri, tapi aku juga terluka lisa-ya, aku terluka karena kepergian eomma dan appa. Aku menjauh untuk menyembuhkan diriku, aku menyibukkan diri untuk menghindari kesedihan"

"Hmm, aku mengerti karena itu aku tetap memperhatikanmu dan tak pernah menyalahkan apapun yang kau lakukan, aku mendukungmu dan memberimu semangat setiap hari meski kau berada jauh di luar negri. Namun, rasanya hanya aku yang peduli, bagaimana denganku?, apakah aku baik-baik saja?. Aku juga sedih tapi aku tak pernah melupakanmu sebagai kakakku"

"Maaf..., aku lemah aku tak bisa sekuat dirimu"

"Aku hanya menguatkan diriku. Dan yaaa terimakasih karena pernah menjadikanku alasanmu menjadi dokter, dan juga maaf karena aku merepotkanmu. Pada akhirnya kau benar-benar menyembuhkanku, tanganmu tak bergetar lagi pada saat memegang jarum jahit, kau dokter yang hebat, aku bangga padamu" ucap Lisa memandangi perutnya yang baru saja di obati oleh Jennie.

SHIELDWhere stories live. Discover now