50. chaos

1.2K 193 61
                                    

Pada malam hari, Lisa dan Jennie duduk di kursi yang tersedia di depan pusat kesehatan desa, di sekitar sudah nampak sepi, para warga sudah masuk ke dalam rumah masing-masing, selain itu teman-teman Lisa juga sedang beristirahat.

"Apakah ini tempat yang kau maksud?" Tanya Jennie

"heem, disini"

"Kau sepertinya sudah mengenal warga dengan baik, apakah kau sering kesini?"

"Aku sudah kesini 2 kali sejak 6 bulan yang lalu, setiap tiga bulan aku datang untuk melihat perkembangan desa" jawab Lisa.

"Apa kau membantu desa bersama teman-temanmu?"

"Heem, kami sudah melakukannya selama 3 tahun, dan kami juga sudah menyelesaikan banyak proyek di 3 desa yang berbeda, ini desa ke empat yang kami datangi, kami punya target membangun satu desa selama satu tahun" jelas Lisa pada Jennie.

"Apakah kau yang membangun pusat kesehatan ini juga?" tanya Jennie menoleh melihat pusat kesehatan warga.

"Yaa, kami semua, bukan hanya aku, kami membangun sekolah, sumber air bersih, pusat kesehatan di setiap desa yang kami datangi, dan terkadang kami juga memperbaiki akses jalan untuk warga, kami akan berkunjung setiap tiga bulan sekali untuk melihat perkembangan pembangunan, dan orang yang menjemput kita tadi juga temanku, kode nama mereka 007 dan 013, Kun dan Alice. Mereka pasangan, mereka yang selalu menginap di desa yang kami bangun, mereka berdua menawarkan diri, mereka bilang menyenangkan di cintai banyak orang hahaha" jelas Lisa tanpa menatap Jennie, ia mendongak ke atas menatap langit malam yang di penuhi bintang dengan senyum indah di wajahnya.

Jennie menatap wajah adiknya dari samping, fakta yang luar biasa yang baru ia dengar membuka mata hatinya, Lisa tak sepenuhnya jahat begitupun teman-temannya, sisi gelap dan terang yang kini ia lihat secara langsung.

"Tak dapat di percaya kalian semua melakukan hal seperti ini, bagaimana dulu kau memulainya?" Tanya Jennie.

"Di hari kelulusan, aku pernah pergi ke sungai han, aku duduk di pembatas jembatan, dan se__" belum sampai kalimat yang Lisa ucapkan Jennie sudah terlebih dahulu memotongnya.

"yakk!!, apa yang kau lakukan di sana?, kau mau bunuh diri?, apa karena aku lupa!?"

"Unnie..., aku bahkan belum selesai berbicara, dengarkan aku dulu"

"Ya, lanjutkan. Kenapa juga kau harus ke jembatan, itu berbahaya!"

"Iya, dengarkan aku dulu...., jadi waktu itu, ada seorang gadis yang akan melompat dari jembatan, aku tak mempedulikannya karena itu bukan urusanku, tapi dia malah membatalkan aksi bunuh dirinya untuk menarikku turun dari jembatan, dia mengira aku akan bunuh diri dan memarahiku, dia bilang aku masih terlalu muda untuk menyerah, padahal dialah yang akan bunuh diri namun malah memarahiku"

"Dia melakukan hal yang benar, lalu apa hubungannya dengan kau memulai proyek bantuan di Afrika?"

"Malam itu, dia mengajakku makan toppoki, dan entah kenapa rasa toppoki malam itu terasa sangat enak, dia juga membuatku minum soju, itu pertama kalinya bagiku. Waktu itu aku di buat mabuk olehnya, aku menceritakan segala keluh kesahku. Aku sangat sedih karena di hari kelulusanku dan chaeyoung, kau dan Jisoo Unnie tak hadir, kau bahkan melupakannya. Aku juga bercerita jika aku bukan orang baik dan melakukan banyak kesalahan. Satu kalimat yang membuatku melakukan program bantuan di Afrika adalah waktu ia mengatakan, 'Jika dosamu menghancurkan rumah orang lain, maka bangunkan rumah untuk orang yang kau hancurkan rumahnya, jika dosamu mencuri permen anak kecil, maka belikan anak kecil itu permen, jika dosamu membunuh orang, maka beri orang lain kehidupan dan renungi kesalahanmu, jika dosamu menyakiti hati orang lain, hiburlah ia untuk menyembuhkan hatinya'. Sejak saat itu aku dekat dengannya, dia menganggapku seperti keluarganya, aku pun menganggapnya begitu, dia selalu mendengar keluh kesahku, kau tahu aku punya club, aku selalu bertemu dengannya di sana, dia bekerja menjadi manajer di clubku. Karena kalimat yang ia ucapkan aku memulai semuanya, aku berusaha memberi kehidupan kepada orang-orang yang tak beruntung, dan aku menghacurkan orang-orang yang menghancurkan hidup orang lain. Seperti itu caraku membayar dosa-dosaku" ucap Lisa tersenyum masih setia menatap pada langit malam, pada saat itu ia membayangkan bagaimana Sohee tersenyum padanya untuk terakhir kalinya.

SHIELDWhere stories live. Discover now