11

1.9K 162 8
                                    

Sekarang lisa sedang duduk di brankar rumah sakit, perutnya tengah di obati oleh dokter, setelahnya dokter beralih mengobati tangan Lisa yang sempat teriris, beserta luka luka goresan kecil di bagian tubuhnya. Jennie, jisoo dan Rosé hanya memperhatikan dokter yang sedang mengobati lisa

"setelah ini kita lakukan CT scan terlebih dahulu, untuk mengantisipasi adanya potongan kaca yang tertinggal di perut nona lisa" ucap dokter kwon memberitahu ke empat orang yang sedari tadi memperhatikannya

"suster akan mengantar kalian ke ruang perawatan VIP yang telah di pesan tuan kim, tunggulah di sana"

"saya pamit, setelah semua siap saya akan mengabari nona" ucap dokter Kwon sebelum meninggalkan mereka ber empat

Sekarang Lisa dan ketiga saudaranya berada di ruangan perawatan VVIP yang di pesan ayah mereka

"lisa-ya, perawat meminta untuk mengganti bajumu, sini unnie bantu gantikan" ucap jisoo kepada Lisa sambil menunjukkan baju khusus pasien yang diberikan perawat

"no!! no!!, aku saja yang ganti, aku akan ke kamar mandi" ucap lisaa

"apakah kau bisa? lihat kau banyak terluka lisa-ya, kau tidak boleh banyak bergerak"

"aku bisaa unnie" Lisa berdiri dan menyambar baju di genggaman jisoo, lalu melangkah dengan secepat kilat ke kamar mandi dan menutup pintunya

"aish kenapa anak itu, apakah dia malu?" Jisoo hanya bisa pasrah dan membiarkan lisa mengganti bajunya sendiri

Jisoo memandangi kedua adiknya yang hanya duduk terdiam di sofa ruang rawat, wajah Rosé yang masih terlihat syok sementara Jennie dengan pakaiannya yang masih penuh dengan darah terlihat ekspresinya seperti seseorang yang sedang banyak pikiran

"apa yang sedang adik unnie pikirkan eoh?" tanya jisoo kepada kedua adiknya sambil duduk di sebelah Jennie

"unnie..., apakah lisa akan baik baik saja?" tanya Rosé

"tentu saja, kau tidak melihatnya? dia sudah bisa berdiri dan berlari ke kamar mandi hanya karena unnie menawarkan membantunya mengganti baju" ucap jisoo dengan tersenyum berharap adiknya tak terlalu khawatir, meski sebenarnya dia juga merasa sangat khawatir kenapa lisa

Mendangar ucapan Jisoo, Rosé tersenyum tipis membalas senyuman jisoo

Jisoo beralih menatap Jennie heran melihat kenapa adiknya itu hanya diam saja sedari tadi

"jennie-ya, apakah kau baik baik saja?" tanya jisoo

"eoh aku baik baik saja unnie, hanya saja aku belum bisa mencerna kejadian hari ini"

"arasso, unnie mengerti, nanti ceritakan pada unnie kalau kau merasa baikan" ucap jisoo tersenyum menatap mata adiknya dan mengelus rambutnya lembut, Jennie hanya mengangguk mendengar ucapan kakaknya

"bersihkan dirimu terlebih dahulu, tunggulah Lisa mungkin sebentar lagi selesai, unnie akan ke bawah membeli baju untukmu dan makanan untuk kita makan nanti" ucap jisoo berdiri dari duduknya

"chaeyoung-ah, bisa temani unnie ke bawah?" Mendengar itu Rosé menurut dan berdiri mengikut kakaknya

Lisa sedang di kamar mandi bersiap mengganti bajunya, Lisa melepas bajunya hingga kulit putih miliknya terpampang jelas, Lisa menatap dirinya di cermin watsafel, terlihat bekas luka tembakan di bagian bahunya yang ia dapatkan 10 tahun yang lalu di tahun pertamanya sebagai numbers, juga terdapat banyak luka sayatan di bagian punggung belakangnya, sebelumnya luka yang ia dapatkan cukup banyak namun seiring berjalannya waktu luka luka kecil tak meninggalkan bekas hanya luka besar yang masih berbekas hingga sekarang. Inilah alasan ia tak ingin di bantu oleh jisoo, jika jisoo melihat luka pada tubuhnya maka kemungkinan besar jisoo akan bertanya darimana ia mendapatkan luka tersebut.

SHIELDWhere stories live. Discover now