Chapter 24

52 10 0
                                    

Waktu sudah menunjukkan pukul dua dini hari ketika aku terbangun dengan perasaan gelisah. Aku tidak ingat memimpikan apa, tetapi jantungku berdebar kencang sementara napasku terasa berat. Aku memutar tubuh dan menemukan Nero terlelap di sampingku. Sebelah tangannya masih memelukku, jadi kupikir dia akan terbangun, tetapi Nero tampaknya tidak terusik.

Sesaat, aku terdiam mengamatinya, melihat bagaimana dadanya naik turun seiring irama napasnya terdengar lembut dan teratur. Aku baru menyadari kalau dia memiliki bulu mata yang panjang dan lentik, serta kedua alis yang tidak simetris. Dia tidak lagi mengenakan anting-anting di telinganya, tetapi masih belum melepas anting di hidungnya, dan rambutnya lebih panjang dari kali pertama kami bertemu sehingga rambut aslinya terlihat jelas, warnanya ternyata lebih pekat dari yang kukira.

Aku mengulurkan tangan untuk menyingkirkan helai rambut yang berjatuhan di dekat kelopak matanya. Dia sama sekali tidak terganggu. Aku tidak tahu apakah Nero selalu tidur sepulas ini atau dia sedang lelah sekarang, yang pasti adalah, melihatnya tertidur dengan wajah damai seperti sekarang membuat perasaanku menghangat. Kegelisahan yang sempat menjeratku seketika mengendur. Aku mengalihkan perhatianku pada tato di lehernya, yang secara kontan memunculkan ingatan mengenai ucapannya waktu lalu.

"Ayahku juga bukan orang baik. Maksudku, dia baik padaku. Namun, tidak kepada orang-orang."

Tampaknya, apa pun yang dilakukan ayahnya, Nero tetap menyayanginya. Sekonyong-konyong, dadaku diterpa nyeri saat bayangan mengenai ayahku muncul. Apakah aku juga bisa melakukan hal yang sama dengan Nero? Tetap menyayangi ayahku meski aku tahu dia melakukan kesalahan fatal?

Tapi... bukankah itu karena diriku?

Rasanya, aku butuh udara segar. Jadi, aku melepaskan tangan Nero di pinggangku dan turun dari tempat tidur. Sekali lagi, aku menoleh ke arahnya dan melihatnya masih terlelap, jadi aku menutup pintu kamar dengan hati-hati, lalu berjalan menuju balkon.

Aku menghentikan langkah saat melihat Karime tengah berdiri di dekat pagar sambil merokok, tidak mengira akan menemukannya di atas sini, maksudku, ya, ini rumahnya juga, tapi sekarang masih pukul dua, dan apakah dia tidak tidur?

"Kau terbangun?"

Aku mengerjap mendengar suaranya. Kupikir, dia tidak menyadari keberadaanku, mengingat aku melangkah pelan tanpa alas kaki.

"Y-ya," jawabku ragu.

Karime masih bergeming di sana, berdiri membelakangiku, membuat suasana menjadi sangat padat dan kaku. Aku tidak tahu apa yang harus kukatakan, atau apa yang harus kulakukan, terutama setelah pembicaraan tentang masa lalu itu. Jadi, aku hendak pergi, memberinya ruang untuk sendiri. Aku sepenuhnya sadar bahwa kejadian tersebut bukan hanya memengaruhiku, melainkan juga dirinya. Berapa banyak rasa sakit yang harus ditanggung Karime seumur hidupnya? Kesalahan yang dibebankan pada dirinya sendiri. Dan, berapa banyak luka yang berupaya disembunyikannya?

Namun, kemudian, aku mendengar Karime menambahkan, "Kupikir, kita bisa melanjutkan hidup tanpa melihat ke belakang." Dapat kulihat asap rokok berembus keluar dari bibirnya, menyebabkan udara di sekelilingnya berkabut.

"Aku menyesal kau harus mendengar sesuatu seperti itu," sambungnya. Dia menjejaskan rokoknya dan berputar ke arahku sehingga aku bisa melihat wajahnya dengan jelas. Matanya memerah dan aku baru menyadari aroma rokok yang diisapnya terlalu kuat, membuatku seketika diterpa perasaan bersalah. "Kita berusaha menguburnya, menjalani hidup dengan berpura-pura. Tapi, masa lalu itu akan tetap berada di sana. Kau tahu, kan?"

Mataku terasa panas dan berkabut seiring rasa sesak menghantam dadaku. Aku berusaha mengalihkan pandanganku darinya, tidak berani menatap wajahnya. Dan sebelum aku mampu memikirkan apa pun, kata-kata itu meluncur keluar dari mulutku, "Aku membiarkan hal itu terjadi."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 06, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The Things She Left BehindWhere stories live. Discover now