Chapter 12

25 13 0
                                    

Logan memenangkan balapan. Sulit dipercaya karena aku tetap beranggapan dia seorang pengemudi yang buruk. Meskipun Nero menjelaskan kalau mobil-mobil mereka dipasang peralatan-peralatan penyeimbang tertentu yang membuatnya kadang-kadang terasa sangat elastis, jadi mungkin itu salah satu penyebabnya. Aku tidak bisa memastikannya karena aku tak pernah mengendarai mobil yang sudah dimodifikasi untuk balapan sebelum ini. Dan aku hampir tidak mengerti hal-hal yang berkaitan dengan mesin.

Kami menghabiskan separuh uang hasil balapan Logan untuk membeli makanan cepat saji dan minuman keras. Rodas menyarankan pergi ke kelab malam, tetapi kami sepakat untuk duduk-duduk santai selama sisa malam itu. Jadi, dia harus puas hanya dengan makanan berlemak dan alkohol di sebuah bar kelewat sepi yang sama sekali tidak menanyakan kartu identitas ketika kami memesannya.

Ivy menceritakan padaku bagaimana mereka akhirnya tertangkap tahun lalu. Cowok-cowok itu kehilangan lisensi mengemudi kecuali Logan karena kebetulan dia tidak ikut. Ivy juga memberitahuku tentang kehidupan membosankan mereka di sekolah dan cara anak-anak itu menyiasatinya. Mendengar kisahnya, membuatku sedikit memaklumi beberapa kenakalan yang sudah kulakukan bersama Kiara di SMA. Jika kami berdua pernah menerobos ke pesta mahasiswa, masing-masing memilih satu cowok untuk berhubungan seksual secara singkat, mereka pernah pergi ke pesta 'tanpa pakaian' saat melakukan perjalanan darat yang tidak direncanakan musim panas tahun lalu.

"Hanya kami yang memakai pakaian—setidaknya aku mengenakan bra dan celana pendek." Ivy menggeleng-gelengkan kepalanya. "Aku masih tidak memercayainya. Maksudku, kau tidak sedang menonton film Eropa, kau sungguhan ada di sana. Atmosfernya nyata. Kami dikelilingi daging."

"Apa itu sama seperti pantai nudis?"

Aku belum pernah mengunjungi pantai-pantai tersebut. Lagi pula aku sama sekali tidak tertarik untuk pergi ke tempat semacam itu. Orang tuaku pernah pergi ke sana dan mereka pikir itu luar biasa hebat. Meskipun aku tidak mengerti mengapa itu menjadi luar biasa hebat, tetapi aku tidak menanyakannya, membayangkan mereka bertelanjang bulat sambil berjalan-jalan di pantai membuatku tak nyaman. Aku bahkan tidak yakin untuk apa Mom menceritakan pengalamannya itu padaku, rasanya seperti sedang membaca cerita erotis di sekolah dan orang-orang tidak sengaja menatap ke arahmu.

"Aku tidak tahu bagaimana suasana pantai-pantai seperti itu. Tapi aku dapat memastikan kalau ini lebih panas. Kau bisa menggesekkan tubuhmu pada siapa pun, tanpa aturan dan tanpa konsekuensi. Mengerikan."

"Dan sedikit menggairahkan di sana," tambah Hugo, tersenyum usil.

"Itu gila!" komentarku. Bergidik ngeri membayangkan orang asing tiba-tiba menyentuhmu, mengklaim bahwa mereka berhak melakukannya karena berpikir itulah yang kau inginkan di tempat tersebut.

"Yeah, aku setuju. Itu memang pengalaman paling gila," imbuh Rodas. "Tapi kami bertemu satu cewek yang sangat hot." Dia nyengir, tampak sangat konyol.

Ivy memutar bola matanya sementara cowok-cowok itu langsung terbahak. Aku melihat Nero melemparkan sebuah lelucon dalam bahasa Spanyol, yang langsung disambut oleh teman-temannya. Aku mengerti beberapa kata vulgar yang keluar dari mulut mereka, yang sama sekali tidak terdengar menggelikan bagiku.

"Apanya yang lucu?" tanyaku.

Nero menatapku dengan sisa tawanya. "Kau takkan mau mendengar ini, Hermanita."

"Sebaiknya tidak," timbal Hugo.

Aku menatap Ivy, meminta penjelasan. Dia mengerling. "Mereka semua ereksi bersamaan. Memalukan."

"Mulutmu sangat bocor." Logan mendecak-decak. Tetapi tampaknya, mereka semua tidak keberatan.

Aku masih terbengong-bengong, sementara mereka lanjut membicarakan kejadian tersebut.

The Things She Left BehindKde žijí příběhy. Začni objevovat