DUGAAN?

83 56 0
                                    

Waktu di siang hari Gaura masih dalam berkegiatan di pusat pekerjaannya, dengan posisi terkini Gaura yang masih tengah berberes tepatnya di sebuah ruangan gudang yang ada dalam gedung perusahaan.

Gaura mengangkut banyak barang tak terpakai dengan grobak khususnya untuk di oper ke tempat pembuangan tertentu.

Tampaknya Gaura begitu sibuk saat ini, sehingga  dari sekian banyaknya para pekerja lainnya tak ada satupun orang yang melakukan aktifitas perbincangan, hanya ramai terdengar suara-suara aktifitas beberes dari masing-masing  pekerja.

Tak taunya di balik kefokusannya Gaura pada kegiatannya saat ini, ada pria muda yang tengah berlagak akan mendekatinya namun ragu dengan suasananya, ia pun terus mengintai pandang untuk mengawasi suasana keadaan, agar lebih leluasa pada saat mendekati Gaura. Ya tak lain lagi ia adalah Lucas yang pastinya.

Belum juga Lucas menyapanya, dengan lagak yang masing berslidik, sontak terlalui Gaura yang berbalik badan ke arahnya duluan, membuatnya saling terkejut,"Astagfirullahaladzin! Ihgs!" Kesal Gaura hampir saja melampaui pukulan tangannya, namun ia mampu menahannya.

Lucas sendiri pun terkejut saat posisi pandangannya tak fokus ke arahnya, karena ia masih sibuk berclingukan mengawasi keadaan, lagaknya yang terlihat seperti maling membuat dirinya sendiri yang terkejut dengan merasa terpergoki, "Hehe," kikuknya, dengan sikap gugupnya.

"Heha hehe heha hehe! Untuk apa anda di sini!?" Cebik Gaura sekaligus bertanya, dengan menampakan raut tak segannya, dengan berdiam sejenak lalu kembali melanjutan kegiatannya.

"Tak ada tujuan, kebetulan saya melewati tempat ini, lalu tak sengaja melihatmu, jadi saya memilih untuk menemuimu nona, bolehkah?"

"Untuk apa? Ada perlu apa? Keberadaan tuan di sini pasti akan sangat menggangu waktu kerja saya!" Ketusnya tak memandang lawan bicara, dengan ia yang hanya sibuk pada kegiatannya.

"Mmm ... Benarkah?" Tanyanya dengan lugu.

"Hufst ... Pakai nanya!"

"Non___"

"Apa lagi!? Pergilah! Jangan mengganggu waktu kerja saya!"

"Hufft .... Nona ini begitu sensitif pada saya, seperti wanita hamil saja, anda sangat berani melawan saya, padahal saya ini kan putra dar___"

"Pemilik perusahaan ini! Itu kan yang ingin anda ucapkan!? Huem, sangat bertinggi hati!" Claknya memutus ujaran Lucas.

Terpaku sudah pria muda itu, tak bisa berkata lagi, ia hanya bisa tertawa tipis, dengan mentertawai apa yang ada dalam fikirannya.

"Sangat menyebalkan," Grutu Gaura pelan.

"Kalo saya menyebalkan, nona juga jauh lebih menyebalkan," Ejek Lucas masih tetap mendengar grutuan Gaura barusan walau hanya dengan sayup-sayup.

Gaura hanya membeliak kesal.

"Sudahlah sana pergi, saya ingin melanjutkan pekerjaan saya di sana," Cakap Gaura sembari  bersiap akan melangkah ke arah yang di maksud.

"Mmm ... Nona! S-saya ingin ikut denganmu, bolehkah? Saya hanya ingin melihat-melihat kegiatan orang-orang di perusahaan ini."

Gaura yang hampir bergegas seketika menghentikan kembali aktivitasnya sejenak, dengan menghela nafas beratnya, "Dasar keras kepala! Sudah saya katakan  'pergilah' tapi masih saja ingin ikut bersama saya, menyebalkan. Ya sudahlah cepat! Ingat anda boleh ikut tapi tidak dengan mengganggu aktivitas kerja saya."

"Baiklah kalau begitu, saya menyetujuinya," Cakapnya dengan santai.

Gaura tak menggubrisnya, lalu kembali melangkahkan arah jalannya yang akan ia tuju barusan.

KALIMAT CINTA tak TertataWhere stories live. Discover now