DI HAMPAS KEKECEWAAN

98 113 0
                                    

Usia kehamilan yang sudah mencapai sekitar empat bulan, dengan bentuk kehamilannya pun sudah mulai terlihat.

Kini Gaura yang tengah berduduk santai di kamarnya, dengan menduduki kursi yang dekat dan menghadap ke arah dinding kaca, dari tempat itulah pemandangan di luar sana terlihat jelas.

Gaura bersantai-santai, sembari menikmati makanan buah-buahan yang sudah ia potong-potong dengan bersih.

Dengan senangnya juga ia bermain-main sembari mengusap-usap halus perutnya yang sudah mulai terlihat buncit, dengan sembari mengajak bayinya untuk berdiskusi.

Gauar bermain-main dengan asik sendiri pada perut buncitnya, ia pun juga terus menusuk-nusuk halus perut puncitnya, dengan sikap gemasnya.

"Anak bunda Gaura, anaknya ayah Gafi, yang gumusnya masyallah, sehat-sehat ya nak, bunda tunggu sampe kamu lahir," Ucap Gaura dengan halus saat berdiskusi dengan bayi di kandungannya.

"Semenjak ada kamu, bunda jadi gak ngrasa sendirian lagi nak, karena kamu selalu ada buat bunda, bunda bahagia banget deh, tapii .... Maafin bunda ya, karena bunda belum sempet ngasih tau ayah, kalau kamu udah ada di perut bunda."

Saat tengah asik bermain-main sendiri, tiba-tiba saja fikirannya tertuju pada Gafi.

Kamu sibuk banget ya, mas? Kok sampe lupa gak ngabarin aku, nomor kamu juga jarang aktif, aku kan kangen banget sama kamu mas, ucap batin Gaura, dengan dirinya yang malah jadi merasa galau tidak karuan.

Gaura pun juga jadi sering merasa khawatir pada keadaan suaminya yang berada di kejauhan sana, karena tidak pernah mendapatkan kabar.

Rasanya ingin sekali untuk memberi kabar padanya, namun dirinya merasa sangat ragu dan juga takut, karena jika ia yang menchating ataupun menelfon suaminya duluan, hal yang ia takutkan adalah takut jika yang melihat notifnya adalah Mayang yang sedang bersama Gafi di sana, ia tidak tau di waktu kapan saja Gafi dan juga Mayang bersama, walaupun tidak semestinya keduanya yang terus-terusan  bersama, tapi Gaura hanya takut saja.

Saat Gaura tengah melamun ...

"Haai .... Anak mamih yang paling cantik, lagi ngapain?" Sapa Melani datang-datang, hingga membuat lamunan Gaura menjadi buyar.

Gaura pun menoleh, dengan langsung seketika tersenyum manis ke arahnya, untuk menutupi kesedihannya.

"Ouh iya, nih mamih bawain blanjaan buat kamu."

"Waah .... Apa tuh mih," Sikap Gaura yang langsung terlihat gembira.

"Bukak aja," Titah Melani.

Gaura pun dengan sikap semangatnya ia pun langsung cepat-cepat membukak oleh-oleh yang di bawakan oleh Melani.

Satu persatu ia membukak paper bag, yang di bawakan oleh Melani, sekitar ada beberapa paper bag.

"Waaah .... Daster baruu .... Ih lucu banget."

"Kamu suka sayank?"

"Suka banget mih, makasih banyak ya, uuuu .... Jadi makih sayank sama mamih," Tutur senang Gaura, sembari  melangkah untuk memeluk mertuanya.

"Iyaa .... Alhamdulillah deh kalo kamu suka."

"Tapi mamih kenapa harus repot-repot beliin ini semua, sih?"

"Ya kan mamih tau nak, perut kamu makin lama pasti bakalan makin besar, dan kamu gak mungkin pakai baju itu-itu aja, jadi mamih beliin daster buat kamu, biar cocok di bake sama bumil."

"Ouh gitu ya, makasih banyak ya mih."

"Iya sama-sama sayanku."

Gaura tersenyum.

KALIMAT CINTA tak TertataWhere stories live. Discover now