SURAT CERAI

121 86 0
                                    

Pagi-pagi hari, rupanya sudah ada Gaura yang tengah berjalan kaki di tepi jalan yang pastinya ingin menuju ke tempat pekerjaannya, tertara dari pakaian cleaning service yang ia kenakan membuat banyak orang bisa mengetahui profesinya.

Gruut ...!

"Ouh my god!" Kejut seorang pria muda  yang barusan  dengan cepat menekan pedali rem mobilnya secara mendadak, saat mendapati seorang wanita yang hampir saja ia tabrak saat menyebrangi jalanan.

Dengan cepat pria muda itu melepas seatbel di tubuhnya dan turun cepat dari dalam mobilnya hingga berlari menghampiri wanita yang tengah tersungkur duduk di jalanan yang barusan hampir saja ia tabrak, dengan kini ia meninggalkan mobilnya dan membiarkannya terpalkir di sembarang jalan.

"Ouh no, I'm sory nona, you okay?" Tanya pria itu dengan kepanikannya yang khas sebagai tanda rasa bersalahnya.

Gaura hanya diam jutek sembari meringis-ringis ntah ia merasa kesakitan atau tidaknya, hanya saja ia diam dengan raut wajah sebalnya, namun sangat di syukurkannya kini tak ada sedikit pun luka yang membercak di tubuhnya.

Gaura menatap kembali pria itu, dan menatapnya sejenak penuh pengamatan,"Yes, i'm okey ... Hampir saja tuan mencelakai saya tadi, Lain kali berhati-hatilah saat berkendara, lihat keadaan, agar tak mencelakai orang lain," Cecar Gaura dengan sikap juteknya.

"Maaf nona, tadi saya benar-benar tidak fokus saat berkendara karena saya sedang banyak fikiran."

"Saya tidak peduli dengan permasalahan anda tuan, tapi saya ingatkan sekali lagi lain kali berhati-hatilah dan lebih fokus lagi saat berkendara. Membuat orang hampir mati saja," Ucap Gaura di akhiri grutuan.

"Sekali lagi saya minta maaf nona... E-eouh ... Nona, anda ingin kemana? Bolehkah saya mengantarkannya?"
Gaura yang tadinya ingin melangkah pergi, namun tiba-tiba pria itu kembali menghentikan langkahnya.

"Tidak perlu, saya bisa sendiri, permisi!" Tukas Gaura akan tak menghiraukannya, lalu tetap memaksakan melangkah pergi meninggalkan pria muda itu.

"Nona! Saya mohon, izinkan saya mengantarkan nona ke tempat tujuan nona, agar saya bisa merasa lega dari rasa bersalahnya saya," Mohon pria muda itu dengan sikap tak tenang, sembari terus berjalan mengekori langkah jalannya Gaura. Kelihatannya pria muda itu memang orang baik dan tulus.

"Sudahlah tuan, saya sudah memaafkannya, tuan tidak perlu khawatir bahwa saya akan menuntut tuan, lagi pula saya orang miskin mana bisa menuntutnya," Cakap Gaura tetap terus berjalan cepat dengan pria itu yang terus saja berusaha mengekori jalannya Gaura, padahal Gaura ingin sekali rasanya untuk segera menghindar jauh dari pria itu.

"Nona ...," Pria itu begitu keras kepala dengan kini ia malah menghalangi jalan Gaura dengan tepat berdiri di depannya hingga barusan membuat tubuh Guara jadi sedikit terpantul ke belakang, keduanya saling bertatapan mata dengan tatapan pria itu penuh permohonan di identikan tatapan Gaura penuh kekesalan, Gaura terlihat begitu tak nyaman," Saya mohon, masuklah ke dalam mobil saya, biarlah saya yang mengantantarnya nona."

"Kenapa anda begitu memaksa tuan!? Saya begitu merasa terganggu dengan keberadaan tuan di sini, selain itu tuan pun juga sangat membuang-buang waktu saya."

"Maafkan saya nona, pleas, pleas come with me ... Ayoklah, kalau memang saya membuang-buang waktumu nona lalu kenapa nona tidak menerima tawaran saya untuk saya antarkan ke tempat tujuan? Kalau begitu kan nona bisa sampai cepat ke tempat tujuan, begitupun dengan saya sampai kapanpun saya tidak akan merasa lega karena perasaan bersalahnya saya, sebagai gantinya dari kesalahan itu, biarlah saya yang mengantar nona ke tempat tujuan nona, bagaimana?"

Gaura menghentikan langkahnya sepontan, dengan sikap frutsasinya, "Anda begitu memaksaku tuan, apa jangan-jangan anda ini penculikan? Iya kan? Ngaku saja, anda pasti tadi hanya modus dengan berpura-pura menabrak saya kan? Agar tuan bisa menawarkan pertolongan pada saya dan membiarkan saya masuk ke dalam mobil tuan, lalu tuan membawanya pergi jauh dari jangkauan, iya kan? Huemh! Saya tidak sebodoh itu tuan."

KALIMAT CINTA tak TertataDonde viven las historias. Descúbrelo ahora