BROKEN HOME

142 128 0
                                    

~Gaura elyoene~

Berbunga di lorong ramai, berlinang di lorong hampa.

Bersikap ceria di hadapan banyak orang, dan menangislah saat dalam kesendirian.

Di pagi hari, dengan suasana pasar yang tampak ramai dan banyak sekali para pengujung di pagi itu, hingga suasana pasar menjadi padat dan pega.

Gaura yang saat ini ia tengah sibuk mencuci mangkuk-mangkuk dari pedagang bakso, ia tengah membantunya di sana.

"Nak Gaura, nih cucian mangkuknya di tambahin jadi banyak lagi, hehe, maaf ya nak."

"Iya, gak papa pak, nanti biar saya cuciin semua."

"Iya, yaudah bapak balik nglayanin pembeli dulu ya."

"Siap, pak."

Gaura membantu mencucikan mangkuknya dengan senang hati.















••••••••••🌼🌼🌼••••••••••••

Usai itu, saat ini Gaura tengah berjalan ingin mencari makan di tempat lain, karena niatnya hari ini ia ingin memakan makanan yang lain, dan yang bisa mengenyangkan menurutnya.

Gaura berjalan-jalan ceria sembari menikmati suasana jalan pasar, ia begitu terlihat sumringah hari ini.

Namun di kala itu, tiba-tiba saja ada para rombongan preman pasar yang mencegat jalannya Gaura.

"Hei cantik, mau kemana nih?" Goda sang preman pasar.

Gaura terdiam, seraya merengkut-rengkut ketakutan.

"Duh si cantik keliatannya bawa duit banyak tuh, abang boleh minta gak?" Modus sang preman.

Gaura amat ketakutan, lalu ia menggeleng." E-enggak om, dari kemarin saya belum makan, ini uangnya mau buat beli makan om."

"Lah om juga belum makan seharian dek ... Mmm .... Gemana kalo uangnya di bagi dua?"

"Gak om, takutnya nanti gak cukup buat beli makan."

"Haargs ...! Ribet bat deh lu! Tinggal kasih aja susah!" Amarah sang preman secara tiba-tiba, karena sedari tadi Gaura sangat sulit sekali untuk di pancing.

"Jangan om, hihs! Makanya kalo mau makan ya berusaha kerja!"

"Heh! Songong ye lu! Berani ngalwan lu! Sini," Preman tersebut sudah langsung mencengkram kerahan baju Gaura, Hingga Gaura merasa tercekik.

"A-aw! Ampun om, lepasin om."

Plak! Plak! Bugh! Dugh!
Lagi-lagi Gaura mengalami kekerasan dari para lelaki jalanan yang sama sepertinya.

Gaura sempat di tendang dan di pukuli sekeras mungkin oleh preman tersebut.

"Sini duitnya!" Rebut sang preman.

"Eh, jangan!" Gaura berusaha mengambil uangnya kembali, namun sulit rasanya.

"Hagaha! Mampus, rasain lu!" Tawa liciknya.

KALIMAT CINTA tak TertataOnde histórias criam vida. Descubra agora