DI HAMPAS KEKECEWAAN

89 114 0
                                    

Masih di malam yang sama, dengan saat ini Gafi pun yang juga sama-sama ingin memulia tidurnya.

Menyinggahi sebuah tempat seperti markas para petugas kesehatan, dengan ada bagian ruangan setiap para tugas masing-masing.

Saat ini Gafi yang sudah  berbaring lelah di atas ranjang persegi panjang, dalam keadaan terlentang, sembari menatap kosong langit-langit plafon.

Namun ia tak sendirian, rupanya ada Mayang juga sebagai kekasihnya yang tidur bersebelahan dengannya, gadis itu pun rupanya sudah terlelap tidur.

Gafi menoleh perlahan ke arah Mayang, memandang wajah polos dan lelahnya, rasa yang ada di benak hatinya cukup merasa kasihan dan juga bersalah, ia merasa bersalahnya karena sampai saat ini juga ia belum bisa memperjuangkannya untuk menikahinya, padahal di setiap hari gadis itu sudah sering kalinya merengek ingin secepatnya di nikahi.

Saat tengah melamuni diri Mayang yang tengah tertidur pulas itu, namun  di sisi lain juga, ada Gaura yang tiba-tiba saja melintas di fikirannya, sehingga semakin membuat perasaannya jadi tercetit.

Seketika itu pun Gafi langsung mengalihkan pandangannya dari Mayang, dan ia kembali melamun dan menatap langit-langit plafon.

Apa kabar Gaura di sana? Ternyata aku juga cukup merindukannya, ku fikir aku tidak akan merindukannya, batinnya berbincang.

Lalu seketika itu pun Gafi bangkit dari baringannya, ada hal yang masuk dalam niatannya, dengan ia pun turun perlahan dari atas ranjang, hingga melangkah jalan ke dekat sebuah koper yang terletak di atas bangku, ada sesuatu yang ingin ia raih dari dalam sana.

Bertindak dengan perlahan agar tidak menggangu Mayang yang tengah tertidur pulas.

Gafi yang terlihat meraih sebuah kotak persegi, hingga ia membukak kotak persegi itu dengan perlahan.

Senyuman simpul terpncar di bibirnya, dengan satu benda lucu yang ia raih dari dalam kotak tersebut, ia terus memandang benda itu dengan sendu.

Benda itu terlihat hanya sebuah boneka dokter kecil yang bergandengan tangan antara boneka dokter perempuan dan juga laki-laki.

Tertulis sebuah nama pada dada boneka tersebut.

{Boneka laki-laki}
D.r Gafi Erlione Ishen

{Boneka perempuan}
Calon D.r Gaura Elyeona

Hingga tertulis sebuah kata-kata di bawa tapakan boneka itu.

Suatu saat nanti kita pasti akan sama-sama menjadi dokter hebat dan terbaik, tunggu aku menyusulmu wahai dokter Gafi,  agar aku bisa menjadi dokter hebat sepertimu juga.

Aku janji aku akan terus semangat untuk berjuang, agar bisa sama mencapai gelar dan pangkat sepertimu.

I love you mas Gafi.

Tak terasa air mata itu pun seketita jatuh menetes hingga membasahi pipinya.

Ntah kenapa sekarang-sekarang ia jadi lebih sering memikirkan dan mengkhawatirkan Gaura, apakah ini tanda-tanda Gaura akan berhasil menaklukannya.

Gafi berbalik badan dari tempat duduknya, lalu ia perlahan meraih handphonenya yang terletak di atas nakas.

Berharap setelah ia membukaknya handphonenya sinyal internet akan muncul, namun ternyata masih tetap saja tidak.

KALIMAT CINTA tak TertataKde žijí příběhy. Začni objevovat