BATIN LUKA

98 131 0
                                    

Menjelang hingga sampai pukul dua pagi, Gafi yang tak tidur semalaman hanya karena ingin menunggu Gaura bangun dari pinsannya, sekaligus menunggu kabar dari rumah sakit.

Hingga di pukul dua pagi ini, terdengar kabar, bahwa katanya Mayang sudah sadar dari komanya.

Tanpa memutuskan untuk tidur terlebih dahulu, Gafi akan langsung bersiap-siap untuk pergi ke rumah sakit.

Namun sebelum pergi ke rumah sakit, Gafi memastikan keadaan Gaura terlebih dahulu, bahwa ia akan baik-baik saja.

Gafi duduk menghadap ke arah Gaura, seraya mengamati keadaan tubuhnya, dengan setelah itu pun ia sembari mengoles-oleskan obat luka pada bagian-bagian luka lebam yang ada di tubuh Gaura.

Sebenernya Gaura sudah siuman, namun kali ini ia tengah tertidur pulas saja, mungkin karena rasa lelah dan rasa nyeri di tubuhnya yang masih terasa, hingga ia jadi tertidur pulas.

Usai Gafi selesai mengoleskan obat salepnya pada tubuh Gaura, setelah itu pun Gafi berlanjut memandangi wajah Gaura dengan begitu lekat.

Tatapan tak teganya tersorot jelas, dengan raut wajah yang menunjukan rasa bersalah.

Gafi mengusap-usap halus punggung tangan Gaura, dengan sembari terus menatap lekat wajah Gaura.

"Ra, maafin saya, ya," Ucapnya sendirian, sembari tersenyum tipis menatapnya.

Gaura masih begitu pulas.

Gafi menoleh ke arah jam, untuk memastikan waktunya, namun ternyata sudah sampai memasuki pukul dua lewat. "Hah! Udah jam dua lewat?," Hingga akhrinya Gafi pun langsung bergegas, untuk bersiap-siap berangkat ke rumah sakit.

Gafi berdiri dari duduknya, lalu ia cepat-cepat bersiap-siap memakai blazernya, dengan sekaligus meraih kunci mobilnya dengan sikap yang amat begitu terburu-buru.

Gafi berjalan dengan begitu cepat, hingga sampai ke luar pintu, namun saat sampai di luar pintu, tiba-tiba saja langkahnya langsung terhenti, dengan ia yang kembali berbalik badan dan menoleh ke arah Gaura yang tengah tertidur pulas.

Gafi menatapnya dengan cemas, namun di sisi lain ada Mayang orang yang lebih penting darinya.

Namun Gafi tetap memaksakan diri untuk tetap nekat keluar rumah dan meninggalkan Gaura, ia hanya berharap bahwa Gaura akan baik-baik saja.

Gafi kini lanjut berjalan, menuju garasi mobilnya.












••••••••🌼🌼🌼•••••••

Hingga sesampainya sudah di rumah sakit, dengan ia yang langsung menuju masuk ke dalam ruangan pasien Mayang.

"Assalamualaikum," Ucap Gafi dengan sopan saat menuju masuk.

"Walaikumsalam," Jawab orang di dalamnya dengan kompak, di antaranya Fika ibu dari Mayang, dan juga Mayang, sekaligus para asisten-asisten lainnya.

"Gafi," Sapa Fika dengan halus.

"Iya, mah," Gafi bersalaman dengan Fika.

Gafi berjalan menghampiri ranjang Mayang, dengan sembari membawakan sebuah buket bunga untuk Mayang.

"Haii .... Udah sembuh?" Tanya Gafi seperti bertanya kepada gadis kecil, dengan sembari mengusap halus kepalanya.

Mayang mengangguk seraya tersenyum tipis, dengan wajahnya yang masih pucat dan tatapannya yang sayu.

"Nih ada buket buat Mayang," Halus Gafi seraya menyerahkan sebuah buket bunga.

KALIMAT CINTA tak TertataOù les histoires vivent. Découvrez maintenant