BROKEN HOME

103 130 0
                                    

~Gaura elyieona~

Jangan ragukan kehendak Tuhan, percayalah dan berusaha semaksimal mungkin, dan tetap fokus pada diri-sendiri.

Buktikanlah saat Tuhan benar-benar memberikan keberhasilan itu, tanpa kamu harus menunjukan banyak proses perjuangan kamu di hadapan banyak orang, hanya cukup Tuhan yang tahu semuanya.




Seorang lelaki muda terlihat sibuk dengan kesendiriannya di dalam ruangan gelap yang hanya tersisa satu cahaya lampu belajar.

Terlalu fokus pada kesibukaknya, dengan berduduk sibuk, menghadap ke arah meja yang terpojok di dekat tembok, begitupun dengan meja-meja yang di penuhi tumpukan berkas-berkas kerja.

Tok ... Tok ... Tok ...
Terdengar suara ketokan pintu.

"Masuk," Ucapnya dingin.

"Assalamualaikum, anak bujang mamih," Ucap Melani dengan nada lembut.

"Salam," Jawabnya tak begitu niat.

Melani berjalan mendekati Putranya seraya membawa secangkir minuman hangat.

"Nak, masih sibuk?"

"Hm!"

"Yaudah, nih mamih bawain susu hangat buat kamu, jangan lupa di minum, semangat," Cakapnya dengan lembut sekali.

Melani memutuskan duduk di samping tempat duduk putranya.

Melihat putranya yang begitu amat fokus, yang tak sedikitpun mau menoleh dan menyapa ke arahnya, ia benar-benar lelaki yang sangat cuek kepada siapapun kecuali pacarnya.

Melani bersiap ingin membicarakan sesuatu. "Gafi."

"Hm!"

"Mamih boleh tanya sesuatu sama kamu?"

"Silahkan."

"Mmm .... Gemana kabar Mayang?"

"Mayang?" Gafi langsung menoleh ke arah Melani.

"Iya."

"Baik, sekarang dia lagi jalanin kuliah kedokteran di Amerika, mungkin dua hari lagi dia pulang ke Indo, kenapa?"

"Mmm .... Kalian ini terlalu sibuk sama pekerjaan, terus mau sampe kapan kalian pacaran terus, dan gak mikirin buat nikah?" Ujarnya mengkhawatirkan.

"Huft!" Buang nafas kasar. "Lagian mamih kenapa sih mikirin banget urusan kita berdua, lagian masalah nikah atau pacaran kan itu masih urusan pribadi kita, mamih gak berhak ikut campur," Ucapnya dengan nada kesal, dengan ia yang langsung berbuang wajah dan kembali fokus ke layar leptopnya.

Melani sedih mendengarnya. "Mayang ini menurut mamih egois, dia itu terlalu sibuk sama pekerjaan pribadinya, dia pun juga gak terlalu mikirin urusan kalian berdua, dia gak pernah ikut berusaha gemana caranya biar kalian cepet nikah."

"Mih, plis deh! Jangan tekan kita terus untuk buru-buru nikah, kita masih sibuk sama urusan pribadi kita masing-masing, lagian hal yang di lakuin Mayang juga bagus kok, dia mengutamakan masa depannya demi agar bisa hidup bahagia di masa depannya!

KALIMAT CINTA tak TertataWo Geschichten leben. Entdecke jetzt