GENGGAMAN KESABARAN

103 130 0
                                    

Hari ini Gafi yang tengah bersama temannya yang bernama Bara, dengan posisi keduanya yang saat ini tengah berada di caffe.

Keduanya saat ini rupanya tengah memperbincangkan keseriusan.

Di tengah perbincangan, tiba-tiba Gafi bangkit emosi dari duduknya, dengan ia yang langsung membelakangi kesal temannya itu, ntah apa yang di katakan oleh temannya sehingga membuat dirinya kesal seperti ini.

"Fi, dengerin gw, lo mau sampe kapan jadi pengecut kek gini? Selain lo ngebohongin pacar lo, lo juga jauh lebih ngebohongin istri lo, dan lebih-lebihnya lagi mamih lo."

"Gw tau itu! Makanya gw memutuskan buat cari cara gemana caranya biar gw bisa secepatnya cerai dari Gaura!" Ujar Gafi masih membelakangi Bara.

Bara berjalan langsung mengarah ke hadapan Gafi. "Istigfar Fi, lo gak kasian apa sama istri lo, dia itu gak salah apa-apa, masa mau lo perlakukan kek gini."

"Mayang juga gak salah apa-apa, tapi malah gw perlakukan kek gitu, dia itu korban dalam hubungan ini, Mayang jauh lebih tersakiti dalam peran drama ini!"

"Tapi seharusnya sekarang lo harus  lebih berfikir bijak lagi Fi, Gaura ini udah  jadi istri sah lo, dan dialah wanita yang akan siap melayani dan mendampingi segala-galanya buat lo, masa mau lo perlakukan kek gitu!"

"Gemana gw bisa berfikir bijak tentang itu! Sedangkan perasaan gw cuma ada buat Mayang, bukan buat Gaura!"

"Tapi mau lo bersikap segemana pun juga ke Mayang, tetaplah Gaura yang menjadi pemenangnya, sebagai istri sahnya."

"Gw kasian sama Mayang, karena gw ngrasa gagal jadi segalanya buat dia, dan gw ngrasa gagal jaga janji gw ke dia."

"Di antara kalian bertiga gak ada yang namanya pelaku kejahatan, kalian semua ini korban, korban yang sama-sama saling tersakiti, kalian ini korban takdir, takdir yang menentukan segalanya bukan?"

Gafi langsung terdiam tunduk dan terlihat ingin menangis.

Bara mendekati Gafi dan langsung mengenggami bahunya dengan erat. "Fi, coba bersikaplah sedikit dewasa, belajarlah membagi rasa suka ataupun cinta pada orang lain, jangan jadi orang yang gemar dengan  keegoisan, karena yang harus lo tau gak selamanya lo bakal hidup sama orang yang satu-satunya lo sukai dan lo cintai.

Dan siapa tau orang yang gak sama sekali lo cintai ternyata dia jauh lebih mencintai lo, menyayangi lo, memperhatikan segala-galanya tentang lo, dan meralakan segalanya demi lo, fikirkan itu baik-baik."

"Gw bingung harus berbuat apa," Lirih Gafi dengan di dasari rasa tertekan.

"Ya itu lo harus ikuti cara gw tadi, belajarlah bersikpa dewasa, dan memulai belajar membagi rasa suka ataupun cinta pada orang lain."

"Gw gak bisa! Karena yang gw rasa cuma Mayang yang bikin gw nyaman, dan selalu bikin gw semangat bangkit dalam hal apapun!" Kesal.

"Gw tau itu, lo pasti masih kesulitan  buat memberikan hati lo ke orang lain selain Mayang."

"Lo tau sendiri, kan?"

Bara menaggguk."Tapi ... Apa lo juga gak pernah mau memikirkan perasaan Gaura yang selama ini udah menjadi istri sah lo."

"Gak! Gak akan!"

"Kalo lo cuma hanya berfikir bahwa hanya Mayang yang bisa buat lo nyaman, apakah Gaura sendiri gak berusaha buat diri lo nyaman? Bukannya Gaura juga udah mengorbankan banyak hal buat lo? Ada banyak hal baik yang dia usahakan, demi kenyaman lo sebagai suaminya, dan gw liat dia orangnya effort banget buat lo.

Kenapa lo masih berfikir bahwa cuma hanya Mayang yang bisa buat lo nyaman dan selalu ada buat lo? Apa Gaura gak pernah ada buat lo? Dan nyokap lo? Lo masih sering berfikir bahwa nyokap lo lah yang udah buat kehidupan lo jadi gini, bukannya nyokap lo juga udah banyak pengorbanan hanya demi menghidupi satu anak kek lo?

KALIMAT CINTA tak TertataDonde viven las historias. Descúbrelo ahora