KAPAN BISA TEROBATI

88 106 0
                                    

"Kamu nyuruh aku ke sini ada apa ya May? Tumben-tunbenanan dadakan gini?" Tanya bingung Gaura.

Mayang berbalik badan ke arahnya.

"L-loh M-mayang, kamu kenapa?" Tanya bingung Gaura, seraya terperanga melihat kondisi Mayang yang tengah menangis deras dengan wajah lembabpnya.

Mayang hanya terdiam sembari memandang duka lara ke arah Gaura.

"M-mayang kamu kenapa nangis, hm?" Tanya halus Gaura sembari mengusap halus wajah basah Mayang.

Mayang semakin tersedu-sedan, dengan mulut terkunci tak mampu menjelaskan.

"Ya Allah Mayang, ada apa sebenarnya, hem? Kenapa kamu jadi semakin menangis seperti ini? Ada masalah? Coba duduk sini, ceritain sama aku, ayok kenapa? Sini biar aku dengerin," Tutur gelisah Guara, sembari menitah Mayang untuk duduk segera pada bangku kosong di dekatnya.

Keduanya pun sudah berduduk setara dalam satu bangku bersama, namun Mayang masih terus saja menangis tanpa ada penjelaskan apa penyebap dari permasalahannya, hingga pada akhirnya Gaura pun memutuskan untuk menunggunya bila masa ia sampai tenang terlenih dahulu.

Gaura terus memperhatikannya risau.

Hingga beberapa menit itu pun, akhirnya Mayang tampak menenang dari tangisannya.

"Udah gak nangis lagi? Yaudah ayok coba cerita, kamu kenapa? Sini biar aku dengerin," Cakapnya dengan halus.

Karena kelembutan Gauralah yang membuat hati semua orang terharu dan luluh padanya.

"G-gaura a-aku minta maaf ya," Ucapnya dengan suara serak, sembari cempat meraih tubuh Gaura, dan memeluknya dengan segera.

Gaura mengerutkan keningnya bingung, "Minta maaf kenapa May? Memangnya kamu salah apa sama aku? Perasaan kamu gak nglakuin kesalahan apa-apa, deh?"

Melepas kembali pelukannya dari Gaura, "Gak nglakuin kesalahan dari mananya!? Aku banyak nglakuin kesalahan ke kamu Ra!" Ungkapnya dengan kesal, sembari menangis.

"Ya apa masalahnya? Aku gak tau, jangan bikin aku bingung gini deh."

"Kamu ada hubungan kan sama Gafi!?"

Deg!

Seketika Gaura terpejat gugup atas pertanyaan itu.

"Jawab!"

Gaura terdiam dengan tingkah gelagapannya.

"Jawab Ra! Kamu iya kan ada hubungan sama Gafi!?"

"K-kenapa kamu t-tanya soal i-itu?" Tanya Gaura tegang.

"Jawab aja, iya atau enggak!"

"E-enggak lah, mana ada ak___"

"Bohong!"

Seketika Gaura terpejat bisu dengan perasaan tegangnya.

Hening dalam beberapa menit, dengan mata yang sudah mulai berkaca-kaca,"K-kamu kenapa sih? Kenapa tiba-tiba gini, hem?"

"Aku gak kenapa-kenapa Ra! Aku cuma mau tanya kamu ada hubungan kan sama Gafi? Jawab!" Sentaknya lagi untuk memastikan Gaura, apakah ia akan jujur dalam hal ini.

Gaura terpejat lagi, lalu ia menunduk pilu, dengan perasaan takutnya, seketika itu pun ia menangis dengan butiran-butiran bening yang menetes hingga membasahi kain gamisnya sedikit.

"Mulai sekarang kamu harus terbukak sama aku Ra, gak perlu ada yang harus kamu tutup-tutupin lagi dari aku, aku udah tau semuanya, bahwa kamu memang ada hubungan sama Gafi, kan? jawab! Iya kan?"

Gaura masih membisu dan tak mau untuk menjawabnya, perasaannya begitu panik saat ini, fikirnya negatif, jika ia mengakui semuanya, Mayang pasti akan marah dan kecewa padanya, bisa jadi ia pasti akan membencinya.

KALIMAT CINTA tak TertataWhere stories live. Discover now