PERJODOHAN

98 130 0
                                    

Hingga sampai di pagi hari, dengan Gaura yang saat ini tengah diam berduduk manis sembari fokus mengobati luka-luka di tangannya.

Ia tengah meniup-niup pelan tangannya yang terluka itu.

"Ssst .... Sakit banget."

Saat tiba-tiba Gafi datang masuk pada ruangan di mana ada keberadaan Gaura, namun Gaura tidak menyadarinya bahwa suaminya sedang berada di belakangnya.

Gafi diam-diam memperhatikan Gaura yang tengah sibuk mengobati lukanya itu.

Ia sempat menyrengut bingung, dan berfikir kenapa dengan Gaura?

Namun Gafi menyadarian bahwa dirinya tidaklah harus peduli padanya.

Gafi kembali melanjutkan arah tujuannya tadi, dengan ia yang menyombongkan diri dan seberapa tak pedulinya pada keadaan Gaura.

Walaupun dirinya ingin bersikap dingin, namun hatinya terus berkata lain, hingga lirikannya yang terus berbolak-balik mengarah pada Gaura dan menandakan pada  rasa kecemasan.

Haahg .... Ngapain sih kamu peduliin dia, dah biarin aja, Batin Gafi menyadarkan harus tetap bersikap dingin.

"Huuft ...!" Gafi buang nafas kasar, sembari gugup mengobrak-abrik  barang-barang di atas meja, dan ada beberapa barang yang akan ia raih  untuk di bawa ke tempat kerjanya.

Di situ Gaura baru menyadari bahwa ternyata ada keberadaan suaminya, lalu dengan buru-buru ia menymebunyikan alat-alat anti biotiknya, dan dengan segera juga ia cepat-cepat menutupi tangannya yang terluka dengan kain hijabnya itu, ia tidak tau bahwa suaminya sudah melihatnya tadi.

Gafi menoleh ke arah Gaura dan memperhatikan sikapnya yang gelagapan.

Gaura terus terus menunduk-nunduk canggun, dengan menghormati keberadaan suaminya, seraya melemparkan senyuman canggung ke arahnya, walaupun suaminya akan mustahil membalasnya.

Gafi berbuang muka dengan jutek, dengan ia yang langsung beranjak pergi meninggalkan Gaura dari ruangan tanpa harus memperdulikannya.

Gaura bersikap seolah biasa-biasa saja.













••••••••••🌼🌼🌼•••••••••

Saat ini Gafi yang tengah berada di ruangan dokter pribadinya, dan Gafi tengah sibuk sekali pada layar komputernya itu.


Di tengah kesibukannya, datalanglah sesosok kekasihnya itu dari luar ruangan, dengan ia yang masuk ke dalam, sebelumnya ia sempat mengetuk pintunya terlebih dahulu. "Assalamualaikum, sayang."

"Walaikumsalam, eeh ...," Jawab Gafi dengan lembut dan di dasari senyuman manisnya.

Mayang langsung berjalan mendekati Gafi, dan segera duduk pada kursi pasien di depan Gafi.

"Gemana? Lancar kerjaannya?"

"Alhamdulillah."

"Mmm .... Ouhiya maaf ya Fi, kemarin siang aku sibuk banget, jadi aku gak sempet dateng nemuin kamu di caffe, maaf ya, udah ngecewain."

Gafi mengangguk, dan memahami keadananya. "Iya, gak papa, aku ngerti kok."

"Maaf ya."

"Iya."

"Mmm .... Hari ini kamu sibuk banget, ya?"

"Mmm .... Enggak juga sih, barusan juga cuma nglayanin pasien dikit, jadi gak sibuk-sibuk amat, kenapa emang?"

KALIMAT CINTA tak TertataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang