GENGGAMAN KESABARAN

102 129 0
                                    

Ketika di malam harinya, Gafi yang sudah berdandan rapih dengan gaya style ala kantoran, dengan ia yang mendatangi sebuah restoran mewah di dalam mall, di tempat  rupanya ia tengah menunggu seseorang yang belum juga terkunjung datang.

Bolak-balik ia menoleh ke arah jam tangannya dengan memastikan sudah berapa lama ia duduk di tempat itu, namun orang yang ia tunggu belum juga terkunjung datang.

Namun Gafi masih tetap bertahan dan menunggunya dengan sabar, karena mau bagai manapun juga ini demi orang yang ia cintai.

Gafi terus berclingak-clinguk memastikan apakah orang yang ia tunggu telah datang, namun ternyata belum juga.

Tak habis-habis setiap beberapa menit sekali Gafi terus mengecek waktu di jam tangannya.

Kemana sih Mayang? Lama banget, Ujar batinnya, dengan ia yang sudah mulai merasa bosan untuk menunggunya, namun ia harus tetap bertahan sabar.

Perputaran waktu sudah semakin berjalan lama, namun Mayang belum juga datang, kemana ia?

Sembari menunggu, Gafi mencoba mengecek notif di handphonenya.

Hingga tak di sangka, saat layar handphonenya terbukak, di situ tertuliskan sebuah notif pesan.

Baby❤️
Chat ...

💬"By, maaf ya, hari ini aku gak bisa nemuin kamu dulu, soalnya aku ada acara keluarga, maaf ya."

Setelah membaca chat itu seketika Gafi langsung merasa kecewa.

Dengan kesal ia menutup ponselnya, dan langsung meletakannya dengan kasar.

"Huft!"

Kenapa gak dari tadi coba, batin kesalnya.

Dengan kecewanya Gafi langsung berbungkuk dan menggenggami kepalanya dengan fikiran frustasinya.

Hal ini sudah sering Gafi alami, dari sekian lamanya berpacaran, Mayang selalu saja ingkar janji padanya, kalaupun itu dari hal-hal terkecil namun tetap saja membuat Gafi kecewa.

Dari sekian lamanya berpacaran, belum pernah ada yang namanya seorang Mayang menepati janjinya, atau menemui Gafi tepat waktu saat tengah berjanjian, namun karena sangkin cinta matinya pada Mayang, hal seperti ini pun masih sering kalinya ia maklumkan.

Mayang tipikal orang yang mungkin bisa di bilang egois, karena ia sering kalinya mengatakan janji kepada orang lain namun tidak pernah ia tepati, sedangkan  orang lain ketika mengatakan janji kepadanya sewajib itu mereka harus menepatinya, apakah ini bukan hal yang di katakan egois?

Namun mengapa Gafi masih sebegitu mencintainya, hingga saat ini ia sudah memiliki istri, ia pun masih tetap bertahan mencintainya, apakah ini bukan kebodohan?

Cinta itu memang dasar buta.














••••••••••🌼🌼🌼•••••••••••

Saat ini Gafi masih tengah berdiam murung di sebuah kursi umum yang tersedia di mall.

Namun di tengah kemurungannya itu, tiba-tiba saja ada Gaura yang berjalan melewatinya dengan arah datangnya seperti dari dalam supermarket.

Dari tatapan Gaura yang memperhatikan ke arahnya, sepertinya Gaura mengenalinya, lalu dengan perlahan Gaura berjalan mendekatinya.

Perlahan-lahan Gaura menoleh ke arah wajah suaminya yang tengah membungkuk murung itu. "Loh, m-mas Gafi?"

Gafi langsung menoleh kaget ke arahnya. "G-gaura?" Kaget.

KALIMAT CINTA tak TertataWhere stories live. Discover now